Bola.com, London - Para pendukung Arsenal sempat diberikan harapan tinggi dalam dua musim terakhir. Terutama pada musim 2022/2023.
Saat itu Arsenal tampak sangat mungkin menjadi juara Premier League. Tim asuhan Mikel Arteta bahkan sempat memimpin klasemen selama 248 hari.
Baca Juga
Advertisement
Namun, pada akhirnya mereka harus kembali gigit jari. Manchester City yang tampil konsisten terutama di paruh kedua musim mampu menjadi juara Premier League 2022/2023.
Situasi yang cukup mirip terjadi pada musim ini. Arsenal sempat memimpin klasemen sementara Premier League 2023/2024. Namun, pelan-pelan mereka justru menjauh dari papan atas.Â
Bola.com melihat ada tiga kebiasaan buruk yang masih terus dilakukan Arsenal sehingga membuat mereka kerap loyo pada saat menghadapi situasi yang genting.Â
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kehabisan Bensin
Masalah konsistensi sebenarnya bukan masalah baru bagi Arsenal. Sejak terakhir kali menjadi juara Premier League pada 2003/2004, mereka beberapa kali mengalami hal itu.
Misalnya seperti yang terjadi di musim 2007/2008 dan tentu saja 2022/2023. The Gunners tampak masih belum bisa mengatasi hal itu sampai saat ini.
Advertisement
Skuad Tak Matang
Arsenal pernah memiliki tim yang menakutkan, terutama pada awal 2000an. Saat itu skuad asuhan Arsene Wenger diisi pemain-pemain berkarakter kuat.
Ada sosok Patrick Vieira, Thierry Henry, Jens Lehmann, Sol Campbell, Gilberto Silva, Dennis Bergkamp, dan banyak lagi sosok hebat lain.
Sosok-sosok seperti itu masih belum terlihat ada di skuad terkini Arsenal. Martin Odegaard atau Bukayo Saka memang punya kemampuan yang luar biasa. Namun, soal mentalitas untuk menjadi juara, keduanya masih harus belajar dan berproses.
Investasi Nanggung
Dibandingkan dengan Liverpool, Manchester City, atau bahkan Manchester United, Arsenal memang cukup pelit dalam melakukan investasi pembelian pemain.
Jarang sekali kita mendengar Arsenal mau mengeluarkan dana yang mendekati 100 juta paun. Padahal secara kemampuan finansial, The Gunners tak kalah.
Investasi yang nanggung itu juga membuat skuad Arsenal akan sangat sulit konsisten bersaing di zona juara Premier League. Di musim ini mereka bahkan untuk sementara terlempar ke posisi empat klasemen.Â
Advertisement