Bola.com, Jakarta - Penggunaan Video Assistant Referee (VAR) di Premier League musim ini menjadi sorotan. Ada sejumlah kesalahan pengambilan keputusan yang dilakukan wasit karena penggunaan teknologi ini yang tentunya membawa kerugian bagi salah satu dari dua tim yang bertanding.
Dua klub besar Inggris, Arsenal dan Liverpool, telah menuliskan pernyataan publik mengenai kesalahan VAR yang merugikan mereka dalam beberapa laga.
Baca Juga
Gary Neville Ngamuk-Ngamuk ke Casemiro dan Rashford : MU Peringkat 13, Mainmu Jelek, Pelatih Baru Datang, Kalian Malah Liburan ke AS?
Pernah Hampir Gabung MU, Robert Lewandowski Ceritakan Penyebab Gagal Gabung Skuad Sir Alex Ferguson
Lautaro Martinez Kian Gemilang, Legenda Inter Milan: Bisa Main di Premier League, tapi Semoga Tidak
Advertisement
Liverpool mengeluhkan ketika Luis Diaz mencetak gol dengan sempurna tetapi dianulir dalam kekalahan 1-2 saat menghadapi Tottenham Hotspur.
Keputusan dibuat oleh asisten wasit di lapangan yang merasa Luis Diaz sudah dalam posisi offside. Petugas di ruang kontrol VAR pun juga sepakat dengan keputusan itu padahal Diaz jelas berada di posisi onside.
Sejak hari itu, pada Septembe 2023, dampak lanjutan terjadi, di mana butuh waktu lebih lama untuk para perangkat pertandingan meninjau rekaman yang disediakan VAR untuk mencoba dan melawan kemungkinan terjadinya human error.
Namun, siapa saja tim-tim yang lebih sering dirugikan dan juga mendapat keuntungan dari kesalahan VAR tersebut?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Liverpool, Brighton, Wolves, dan Arsenal Sering Dirugikan
Â
Menurut ESPN, Liverpool tercatat empat kali dirugikan karena VAR, yang membuat mereka paling sering dirugikan hingga saat ini. Namun, The Reds tetap berada di puncak klasemne Premier League meski paling sering dirugikan.
Keputusan terhadap gol Luis Diaz yang sebelumnya tidak pernah terjadi, adalah contoh terbesar dari kesalahan VAR.
Dengan The Reds terlibat dalam perburuan gelar juara Premier League dengan Man City, Liverpool akan hancur jika kesalahan ini membuat mereka dirugikan ketika akan memberikan kado perpisahan dengan Jurgen Klopp pada akhir musim.
Brighton dan Wolves juga sering dirugikan oleh VAR. Masing-masing tiga kesalahan VAR telah merugikan klub tersebut pada musim ini. Kesalahan yang paling mengena bagi Wolves adalah penalti yang tidak diberikan dalam laga pembuka musim 2023/2024 menghadapi Man City.
Tim asuhan Roberto De Zerbi juga menerima beberapa keputusan VAR yang buruk, dan ini membuat Seagulls gagal mendapatkan tempat di kualifikasi kompetisi Eropa untuk dua musim berturut-turut.
Arsenal, yang juga dalam persaingan menjadi juara, juga sempat dirugikan dua kesalahan VAR. Kesalahan yang dilakukan oleh perangkat pertandingan yang meninjau rekaman video beakibat fatal pada saat laga berakhir.
Advertisement
Aston Villa, MU, Newcastle United, dan Nottingham Forest Diuntungkan
Â
Manchester United (MU) mendapatkan keuntungan dari dua kesalahan sistem VAR. Salah satunya adalah penalti yang tidak diberikan kepada Wolves pada awal musim. Nottingham Forest dan Newcastle United juga dua kali diuntungkan.
Namun, ada satu tim yang lebih sering diuntungkan, yaitu Aston Villa. Tim asuhan Unai Emery itu memang sedang dalam performa yang sangat baik. Namun, Aston Villa juga mendapatkan tiga keuntungan dari kesalahan VAR.
Perlu Perbaikan
Â
Dengan situasi tersebut, di mana cukup banyak tim yang dirugikan karena kesalahan dalam mengambil keputusan melalui VAR, tentunya sistem ini perlu diperbaiki agar ke depan jalannya pertandingan bisa lebih sportif dan adil.
Legenda Manchester United (MU), Paul Scholes, juga menegaskan bahwa persoalan VAR ini menjadi salah satu yang terburuk dalam sepak bola Inggris, sehingga perlu diperbaiki.
"Perbaikan selalu diperlukan. Saya tahu dari latar belakang klub saya, bahwa satu kesalahan bisa sangat merugikan klub dan bisa sangat merugikan individu," tegasnya.
"Penting bagi semua di liga dan organisasi wasit untuk menyadari hal itu dan perlu terus berkembang, sehingga kita beada di dunia tanpa kesalahan faktual sama sekali, dan kesalahan subyektif bisa diminimalkan," lanjutnya.
Advertisement