Sukses


7 Pemain Asia Terbaik dalam Sejarah Liga Inggris: Dominasi Korea Selatan

Bola.com, Jakarta - Liga Inggris menjadi panggung pemain-pemain terbaik dari berbagai penjuru dunia. Tidak terkecuali Asia. 

Sejak format Premier League dipakai pada 1992, beberapa tim terbesar telah memiliki pemain-pemain dari Asia.

Son Heung-min dari Tottenham Hotspur adalah salah satu pemain Asia terkini di Liga Inggris selama musim 2023/2024. Ia bukan pemain biasa-biasa saja, tetapi sangat menonjol. Pria asal Korea Selatan itu bermain di Liga Inggris sejak 2015. 

Son menjalin kemitraan yang luar biasa dengan Harry Kane, sebelum kepergian kapten Inggris, dan kini menjadi salah satu pemain terpenting Tottenham.

Sementara itu, Takehiro Tomiyasu, menandatangani kontrak baru dengan Arsenal pada Maret 2024 untuk memperpanjang masa tinggalnya bersama The Gunners. Ia dengan cepat mendapatkan perhatian dari para pendukung The Gunners, muncul sebagai pemain kunci ketika fit.

Berikut ini tujuh pemain terbaik asal Asia dalam sejarah Liga Inggris. Penilaiannya berdasarkan empat faktor yaitu penampilan, gelar yang dimenangi, dan arti penting sang pemain bagi tim. 

--- 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

7. Lee Chung-Yong (Korea Selatan): Bolton, Crystal Palace

Lee Chung-Yong dipandang sebagai pahlawan di Bolton Wanderers ketika tiba di klub tersebut pada 2009. Pemain Korea Selatan ini meraih penghargaan Pemain Terbaik Musim Ini menyusul penampilan mengesankan untuk Bolton selama musim 2009/2010.

Setelah Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, beberapa laporan mengaitkannya dengan kepindahan ke Liverpool. Namun, Lee tetap di Bolton meskipun ada spekulasi yang terus berlanjut.

Sayangnya, Lee mengalami patah kaki yang parah dalam pertandingan persahabatan pra-musim sebelum dimulainya musim 2011/2012, yang membuatnya absen hampir sepanjang musim.

Ia hanya mampu tampil dua kali saat Bolton terdegradasi dari Liga Inggris. Lee bertahan dengan klub tersebut saat melanjutkan petualangan di divisi kedua sepak bola Inggris sebelum pindah ke Crystal Palace.

Statistik 

  • Klub: Bolton Wanderers, Crystal Palace
  • Karier di Premier League: 2009-2012, 2014-2018
  • Jumlah penampilan: 105
  • Gol: 8
3 dari 8 halaman

6. Maya Yoshida (Jepang): Southampton

Awal petualangan Maya Yoshida di sepak bola Inggris tidak selalu mudah. Ia sempat melakukan beberapa kesalahan yang menuai kritik dari pendukung Southampton.

Namun, pemain Jepang itu berhasil menembus skuad inti dan menunjukkan peningkatan permainan. Yoshida menjadi pemain mapan dan membantu menyelamatkan klub dari degradasi. 

Yoshida membuat salah satu penampilan terakhirnya untuk The Saints dalam pertandingan yang mengesankan karena semua alasan yang salah, kekalahan 0-9 di kandang sendiri oleh Leicester City.

Menyusul dipermalukan oleh Leicester, Yoshida hanya tampil dua kali lagi untuk Southampton sebelum mengonfirmasi kepergiannya. Yoshida mencatat 126 caps untuk negaranya (dan terus bertambah). Dia hanya kalah dari dua pemain: Yasuhito Endo (152) dan Yuto Nagatomo (142).

Statistik

  • Klub: Southampton
  • Karier di Premier League: 2012/2020
  • Jumlah penampilan: 154
  • Gol: 6 
4 dari 8 halaman

5. Ali Al-Habsi (Oman): Bolton Wanderers, Wigan Athletic

Ali Al-Habsi lama bermain di kasta teratas sepak bola Inggris. Namun, baru pada musim ketiganya di Bolton Al-Habsi bisa bermain di Premier League.

Dia hanya bermain sepuluh kali musim itu. Al-Habsi kemudian kembali ke bangku cadangan selama beberapa musim berikutnya sebagai pengganti Jussi Juskalainen.

Pada 2010, ia bergabung dengan Wigan untuk menjadi kiper nomor satu di klub tersebut. Kiper Oman memenangi Piala FA bersama klubnya setelah Wigan mengalahkan Manchester City di final 2013, berkat gol telat Ben Watson.

Meski Al-Habsi menjadi pemain pengganti di final, ia tampil di kompetisi tersebut sebelum final, yang membuatnya berhak mendapatkan medali juara.

Statistik 

  • Klub: Bolton Wanderers, Wigan Athletic
  • Karier di Premier League: 2005-2010, 2010-2013
  • Jumlah penampilan: 111
  • Clean Sheets: 23 
5 dari 8 halaman

4. Takehiro Tomiyasu (Jepang): Arsenal

Seorang bek sayap serba bisa mampu bermain di lini tengah pertahanan. Takehiro Tomiyasu berada di urutan teratas dalam daftar ini karena konsistensi penampilan ketika dalam kondisi fit.

Bintang Jepang tersebut diboyong dari klub Serie A Bologna di tengah spekulasi yang mengaitkannya dengan kepindahan ke Tottenham Hotspur. Dia dengan cepat mulai memantapkan diri sebagai bek sayap kanan yang dapat diandalkan.

Cedera Tomiyasu, ditambah dengan cedera yang dialami William Saliba - saat melawan Sporting CP di Liga Europa - bisa dibilang menjadi dua faktor terbesar penyebab kegagalan The Gunners meraih gelar di musim 2022/2023. Mikel Arteta juga kerap memujinya. 

Membantu memimpin Arsenal meraih gelar Liga Inggris atau bahkan Liga Champions di musim 2023/2024 akan sangat membantu mengamankan statusnya sebagai salah satu pemain Asia terhebat sepanjang masa di sepak bola Inggris.

Statistik 

  • Klub: Arsenal
  • Karier di Premier League: 2021- sekarang
  • Jumlah penampilan: 55
  • Kontribusi gol: 4
6 dari 8 halaman

3. Shinji Okazaki (Jepang): Leicester City

Shinji Okazaki adalah bagian integral dari kemenangan luar biasa Leicester City di Premier League musim 2015/2016. Leicester memulai musim sebagai tim yang tak dilirik untuk meraih gelar, namun memimpin liga saat Natal. Musim berakhir dengan gemilang, dan Okazaki menerima penghargaan Pemain Terbaik Asia atas penampilannya.

Energi Okazaki yang tak ada habisnya dan kesesuaian dengan sistem yang digunakan Claudio Ranieri di Leicester membuat penyerang ini sangat diperlukan. Ia hanya mencetak dua gol di Premier League, namun menutupi kekurangan gol tersebut dengan kerja keras dan intensitas tinggi.

Selama berada di Inggris, Okakzaki menjadi pemain Jepang dengan skor tertinggi di Premier League.

Statistik

  • Klub: Leicester City
  • Karier di Premier League: 2015-2019
  • Jumlah penampilan: 114
  • Gol: 14 
7 dari 8 halaman

2. Son Heung-min (Korea Selatan): Tottenham Hotspur

Son Heung-Min bisa dibilang salah satu pesepak bola terbaik yang pernah dihasilkan Korea Selatan. Son berpindah ke Spurs pada 2015 dengan harga 30 juta euro dari Hamburg SV.

Sejak tiba di London Utara, Son telah menjadi favorit penggemar berkat energi dan produksitivitas yang tak ada habisnya di sepertiga akhir lapangan. Relasi apik dengan mantan kapten Harry Kane membantunya menjadi pemain reguler di tim Tottenham.

Setelah kepergian Harry Kane, Son mengambil ban kapten, dan tanggung jawab tambahan tidak memengaruhi penampilannya. Ia mencetak enam gol dalam tujuh pertandingan di Premier League selama musim 2023/2024.

Penghitungan 23 gol Son selama musim 2021/2022, membuatnya finis sebagai pencetak gol terbanyak bersama pemain Liverpool, Mohamed Salah. Son adalah satu-satunya pesepak bola Asia yang menjadi anggota klub 100 gol Liga Inggris.

Statistik

  • Klub: Tottenham Hotspur
  • Karier di Liga Inggris: 2015 - sekarang
  • Jumlah penampilan: 293
  • Gol: 117 
8 dari 8 halaman

1. Park Ji-sung (Korea Selatan): Manchester United, QPR

Park Ji-Sung secara luas dianggap sebagai salah satu pesepak bola Asia terbaik yang bermain di Premier League. Pada saat meninggalkan Inggris, Park telah menyabet tiga gelar Premier League (2006/2007, 2007/2008, 2008/2009, 2010/2011), tiga Piala Liga Inggris (2005/2006, 2008/2009, 2009/2010), empat gelar FA Community Shield (2007, 2008, 2010, 2011), Liga Champions (2007/2008), dan Piala Dunia Antarklub (2008). Sebanyak 12 trofi, jauh lebih banyak daripada gabungan pemain lain dalam daftar.

Dalam 204 penampilan untuk Manchester United, Park Ji-Sung mencetak 28 gol dan 30 assist untuk rekan satu timnya, yang membuatnya menjadu bagian integral dari tim. Ia sempat bermain singkat bersama Queens Park Rangers, meski tidak berkesan. Sang gelandang mencatatkan 25 penampilan sebelum meninggalkan QPR. 

Sumber: Give Me Sport

Video Populer

Foto Populer