Bola.com, Jakarta - Sebagian besar penggemar Manchester United (MU) sudah muak dengan Erik ten Hag dan ingin periode emas di bawah Sir Jim Ratcliffe. Kebetulan, pemilik INEOS itu juga disebut-sebut bakal menyiapkan manajer baru.
Tekanannya meningkat beberapa tingkat setelah kekalahan 3-4 dari Chelsea di Stamford Bridge, namun laporan menunjukkan bahwa Ratcliffe idealnya masih ingin mempertahankan manajer asal Belanda itu.
Baca Juga
Advertisement
Situasi sedikit stabil setelah MU mampu menahan Liverpool meski sepanjang babak pertama Setan Merah bermain sangat buruk. Saking buruknya, Jurgen Klopp mengatakan bahwa akan mudah bagi Arsenal mengalahkan mereka jika permainannya masih seperti itu.
Erik ten Hag, di sisi lain, beberapa kali menegaskan ke publik agar Sir Jim Ratcliffe tidak merecoki urusan teknis MU. Ini menandakan bahwa eks pelatih Ajax itu masih termotivasi untuk menangani Mason Mount dkk.
Bola.com punya empat alasan kenapa MU sebaiknya mempertahankan Erik ten Hag untuk musim depan.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Minim Pengganti yang Segar
Keputusan Jurgen Klopp meninggalkan Liverpool musim depan berdampak pada minimnya ketersediaan manajer buat MU. Ruben Amorim sampai Roberto De Zerbi bekalangan dikaitkan dengan The Reds.
Sementara itu, Xabi Alonso memutuskan untuk bertahan di Bayer Leverkusen. Praktis, tak banyak manajer yang kini menganggur.
Beberapa manajer dikaitkan dengan MU, mulai dari Graham Potter, Gareth Southgate, sampai Gary O'Neil. Tetapi nama-nama itu terbilang usang buat MU dan diyakini tidak banyak memberikan perubahan.
Â
Advertisement
Ten Hag Dibombambardir Masalah Cedera
Di sisi lain, MU musim ini dihantam masalah cedera. Raphael Varane, Casemiro, Scott McTominay, hingga Mount bolak-balik masuk meja pesakitan.
Lalu ada Luke Shaw yang juga jadi langganan 'BPJS' di MU. Wajar apabila kemudian Erik ten Hag kesulitan menemukan ritme yang pas sepanjang musim ini.
Memecatnya dalam kondisi demikian tentu tak adil meski sebenarnya itu bisa jadi tolok ukur seberapa canggih seorang manajer mengatasi minimnya stok pemain akibat cedera.
Â
Dihantam Problem Non-teknis
Jadon Sancho dan Mason Greenwood adalah dua contoh riil betapa Ten Hag tak cuma mendapatkan masalah teknis, tetapi juga tekanan non-teknis.
MU pada akhirnya mendepak Sancho ke Dortmund, sedangkan Greenwood dikirim ke Getafe. Keduanya sama-sama dipinjamkan karena 1-2 hal yang sebenarnya tidak berkenaan langsung dengan perkara teknis.
Kondisi ini membuat perjalanan MU terganggu, pastinya, dan menyisakan sedikit saja pemain yang bisa mengantisipasi kehilangan dua pemain tersebut.
Â
Advertisement
Kerahkan Darah Muda
Baru dua musim di MU, Erik ten Hag dengan percaya diri 'menelurkan' dua pemain mudanya, yakni Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo. Tren ini sudah lama tak menghiasi headline di Old Trafford.
Bahkan sebenarnya Erik ten Hag sempat berniat mendatangkan Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt. Itu jadi bukti bahwa ia ingin mengubah wajah MU dari yang sedianya doyan menghamburkan uang untuk pemain yang relatif sudah berumur.
Dengan Jason Wilcox tiba sebagai direktur teknik dengan tujuan untuk membangun akademi Setan Merah memainkan peran besar dalam pembinaan pemain muda, ini jadi proyek yang sulit ditolak.
Sumber: Berbagai sumber