Bola.com, Jakarta - Tak terasa, sudah hampir setengah tahun Jose Mourinho menganggur. Pelatih asal Portugal itu terakhir kali menukangi AS Roma dan dipecat medio Januari 2024. Meski dihubungkan dengan sejumlah klub, sejauh ini Mourinho masih berstatus tak punya klub.
Bisa jadi, jika nasib baik berpihak, juru taktik bertangan dingin yang pernah menukangi banyak tim itu akan kembali bekerja pada musim 2024/2025. Mourinho tak hanya dikenal sebagai pelatih sukses, tapi juga termahal.
Baca Juga
5 Hot News BRI Liga 1 2024 / 2025 Sore Ini : Ramai Kekonyolan Ada 12 Pemain PSM di Lapangan sampai Sindiran Persita untuk Persib Bandung
Besok, 2 Laga Piala AFF 2024 yang Bikin Tegang Fans Timnas Indonesia, Ada Apa Nih ?
Daftar Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang Berasal dari Pegadaian Liga 2: Menjadi Benteng Terakhir Pertahanan
Advertisement
Ketika Chelsea memboyongnya dari Porto pada 2004, London Biru harus menggelontorkan dana yang mencapai 5,2 juta pounds. Sebagai balasannya, Mourinho mempersembahkan dua gelar Liga Inggris kepada Chelsea dalam periode pertamanya sebagai bos di Stamford Bridge (2004-2007).
Harga Mourinho terus melambung setelah itu. Selain menukangi Chelsea, ia juga mengalami masa-masa indah di Inter Milan (2008-2010). Raksasa Spanyol, Real Madrid, kemudian membawanya dari Inter ke Santiago Bernabeu dengan tebusan 6,9 juta pounds.
Mourinho merupakan satu dari segelintir pelatih dengan mahar selangit. Selain nakhoda berpaspor Portugal, sejumlah pelatih juga mendapat bayaran menggiurkan. Hanya saja, tak semua sukses seperti Mourinho. Siapa saja mereka?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Graham Potter (Brighton ke Chelsea - 21,5 juta pounds)
Satu di antara proyek Chelsea yang buruk, yakni ketika Graham Potter masuk. Ia memiliki cerita yang mirip dengan Villas-Boas. Dia sangat dihormati atas karyanya bersama Brighton & Hove Albion.
Sebelumnya, publik menganggap kedatangan Potter ke Stamford Bridge bisa mengubah segalanya menjadi lebih baik. Sayang, klub tak mengalami perubahan. Walhasil, ia gagal meraih hasil positif.
Potter hanya meraih 12 kemenangan, lalu dipecat. Akhir tragis bagi sosok yang dianggap punya reputasi mentereng.
Â
Advertisement
Julian Nagelsmann (RB Leipzig ke Bayern Munchen - 21,7 juta pounds)
Julian Nagelsmann telah menjadi satu di antara manajer muda yang paling dicari di dunia selama membela RB Leipzig. Secara umum, dia datang ke Bayern Munchen setelah menerima mahar 21,7 juta pounds.
Mereka menjadikannya pelatih termahal yang pernah ada. Tapi, dia bertahan kurang dari dua tahun bersama Bayern Munchen, setelah meraih gelar Bundesliga dand ua piala lain.
Â
Maurizio Sarri (Napoli ke Chelsea - 5 juta pounds)
Pria asal Italia itu menelan biaya 5 juta pounds bagi Chelsea, saat mereka membawanya ke Stamford Bridge untuk menggantikan Antonio Conte. Mantan bos Tottenham Hotspur itu menjalani dua tahun yang sukses di Inggris.
Ia memenangkan Liga Inggris dan Piala FA bersama Chelsea, sehingga mereka membayar mahal untuk merekrut seseorang yang mereka pikir mampu menggantikannya. Sarri dianggap tokoh yang tepat.
Namun, segalanya tidak berjalan baik bagi pria berusia 65 tahun itu. Dia hanya menghabiskan satu musim di London dan tidak pernah sependapat dengan para petinggi klub. Kenangan untuk tim adalah trofi Liga Europa.
Â
Advertisement
Ronald Koeman (Southampton ke Chelsea - 5 juta pounds)
Ia menghabiskan dua musim yang mengesankan bersama Southampton, terutama membawa ke Eropa. Ronald Koeman mendapat rayuan meninggalkan St Mary's dan menjadi manajer Everton.
Seharusnya, kedatangan Ronald membawa klub Merseyside itu ke level lebih tinggi di Liga Inggris. Sayang, semua tak berjalan, dan Ronald harus merasakan ketidakenakkan berada di sana.
Goodison Park bukan tempat bagus bagi Ronald. Setelah lebih dari setahun, dia meninggalkan tim dan keluar dari manajemen selama beberapa bulan sebelum pindah ke tim nasional Belanda.
Sumber: Givemesport