Bola.com, Jakarta - Salah satu pemilikĀ Manchester United, Sir Jim Ratcliffe, yakin klubnya tidak akan digugurkan dari Liga Eropa dan akan diizinkan untuk bersaing bersama Nice, klub Prancis yang juga dimilikinya.
Red Devils berhasil mendapatkan satu tempat di Liga Eropa setelah memenangkan final Piala FA melawan Manchester City akhir pekan lalu.
Baca Juga
Advertisement
Peraturan UEFA mencegah sebuah organisasi atau individu memiliki pengaruh penting atas lebih dari satu klub dalam kompetisi yang sama. Ratcliffe memiliki saham sebesar 27,7% di Manchester United dan mengendalikan kebijakan sepakbola klub tersebut. Sementara itu, INEOS, perusahaan milik Ratcliffe, telah memiliki Nice sejak tahun 2019.
UEFA memiliki batas waktu hingga Senin (5/6/2024) bagi klub-klub untuk memenuhi aturan-aturannya. INEOS yakin mereka harus menunjukkan penyesuaian yang akan dilakukan dan implementasinya dapat dilakukan kemudian.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terancam Turun ke Liga Konferensi
Putusan akan diberikan oleh UEFA di musim panas ini. Jika Manchester United kalah dalam kasus ini, mereka akan turun ke Liga Konferensi Eropa karena finis lebih rendah di klasemen Liga Inggris (peringkat kedelapan) dibandingkan Nice di Ligue 1 (peringkat kelima).
"Kami mengetahui posisi kedua klub tersebut dan sedang dalam dialog langsung dengan Uefa. Kami yakin bahwa kami memiliki jalan ke depan untuk musim depan di Eropa," ungkap pihak INEOS.
Advertisement
Kasus Man City dan Girona
Sementara itu, Manchester City dan Girona, yang masing-masing lolos ke Liga Champions, juga harus mengajukan kasus serupa kepada UEFA. Hal tersebut dilakukan karena City Football Group memiliki 81% saham Manchester City dan 44,3% saham Girona.
INEOS percaya bahwa mereka telah melakukan pembicaraan positif dengan UEFA selama beberapa bulan terakhir. Apalagi, presiden organisasi multiklub lain yang bermain dalam kompetisi Eropa yang sama menunjukkan ada solusi untuk masalah itu.
Misalnya, RB Salzburg dan RB Leipzig yang bersaing di Liga Champions 2017-18, meskipun dimiliki oleh Red Bull GmbH.
Kasus Lain
Dalam kasus tersebut, penyelidik UEFA menemukan bahwa perusahaan tersebut memberikan pengaruh kuat atas kedua klub. Namun, badan kontrol keuangan klub menemukan tidak cukup alasan untuk percaya bahwa ada pengaruh yang berjalan antara kedua klub.
Selain itu, Juli lalu tiga pasang klub mitra, Brighton dan Union Saint-Gilloise; Aston Villa dan VitĆ³ria GuimarĆ£es; serta Toulouse dan Milan, diperbolehkan untuk bersaing dalam kompetisi Eropa yang sama. Pada kasus tersebut, UEFA merujuk pada "perubahan signifikan oleh klub-klub dan investor terkait" untuk mematuhi peraturan. (Rayhan Nur Hakim)
Sumber: The Guardian
Advertisement