Sukses


MU Sempat Terancam Gagal Main di Liga Europa karena Ada OGC Nice, UEFA Cari Solusi Soal Aturan Kepemilikan Klub

Bola.com, Jakarta - Manchester United (MU) sempat dikabarkan terancam gagal main di Liga Europa karena klub Prancis, OGC Nice, juga turut berlaga di kompetisi tersebut. Namun, kini UEFA dikabarkan tengah mencari solusi terkait aturan kepemilikan klub agar dua klub yang dikelola oleh INEOS itu tetap bisa tampil di kompetisi kasta kedua Eropa tersebut.

MU, yang finis di posisi kedelapan dalam klasemen Premier League 2023/2024, tetap bisa tampil di Liga Europa 2024/2025 karena berhasil menjadi juara Piala FA. Namun, kemudian muncul keraguan mereka bisa main di kompetisi itu setelah OGC Nice yang juga dimiliki oleh Sir Jim Ratcliffe melalui perusahaannya di INEOS juga lolos ke Liga Europa.

Nice finis di peringkat kelima Ligue 1 2023/2024 dan aturan UEFA menyatakan klub yang dimiliki perusahaan yang sama tidak boleh bermain di kompetisi yang sama.

Biasanya, tim yang finis lebih rendah di liga mereka masing-masing akan didegradasikan ke Conference League. Artinya dalam masalah ini, MU yang harus dilempar ke Conference League.

Namun, kabar terkini, seperti diungkap The Times, baik MU maupun Nice akan diizinkan bermain di Liga Europa musim depan. Dewan Kontrol Keuangan Klub UEFA (CFCB) akan mengeluarkan keputusan mengenai masalah kepemilikan multi-klub.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

MU dan Nice Boleh Main di Kompetisi yang Sama Hanya Tahun Ini

CFCB dikabarkan bakal memberikan persetujuan kepada MU untuk bermain di kompetisi yang sama dengan Nice melalui beberapa syarat tertentu.

Namun, kedua tim akan diperingatkan, bahwa hal seperti ini dianggap sebagai masa transisi dan kelonggaran ini tidak akan diberikan pada tahun mendatang.

CFCB juga akan memutuskan Nice harus dikelola melalui blind trust oleh panel yang disetujui UEFA. Ini adalah model yang digunakan oleh AC Milan dan Toulouse musim ini. Kedua klub itu dimiliki oleh Red Bird Capital.

Dilaporkan bahwa dokumen UEFA tentang kepemilikan multi-klub menyatakan bahwa blind trust akan menjadi alternatif sementara yang diberikan atas dasar pengecualian untuk kompetisi UEFA 2024/2025. Dokumen itu juga menyatakan aturan kepemilikan multi-klub UEFA bisa diubah untuk musim mendatang.

 

 
3 dari 3 halaman

Saham Ratcliffe

INEOS hanya memiliki 27,7 persen saham Manchester United (MU), tetapi Ratcliffe telah diberi kendali atas operasi sepak bola dan bisnis klub oleh pemilik mayoritas keluarga Glazer. Miliarder asal Inggris itu sebelumnya membeli Nice pada 2019.

Ratcliffe juga memiliki klub Liga Super Swiss, Lausanne-Sport. Namun, mereka tidak lolos ke kompetisi Eropa untuk musim depan.

Aturan kepemilikan multi-klub juga mempengaruhi Manchester City. Mereka lolos ke Liga Champions setelah memenangkan gelar Liga Inggris musim ini.

Namun, pemilik mereka, City Football Group (CFG), juga mengontrol klub La Liga, Girona yang akan bermain di kompetisi tingkat tertinggi Eropa musim depan.

Man City dan Girona juga akan diizinkan untuk mempertahankan tempat mereka di kompetisi yang mereka ikuti. CFCB dikabarkan telah memeriksa hubungan CFG karena transfer antar klub musim ini, tetapi mereka telah memberikan izin kepada kedua tim untuk bermain di Liga Champions musim depan. (Muhammad Cyril Setiawan)

Sumber: Mirror

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer