Bola.com, Jakarta - Manchester City mengalami rentetan kekalahan di musim 2024/2025, dan Pep Guardiola perlu melakukan beberapa langkah strategis dan taktis untuk membantu tim bangkit. Mengingat ia adalah pelatih dengan pengalaman luar biasa dan kemampuan untuk menyesuaikan taktiknya, ada beberapa langkah yang bisa dia pertimbangkan.
Man City takluk di markas Sporting Lisbon dalam lanjutan Liga Champions 2024/2025, Rabu (6/11/2024) dini hari WIB. Meski memimpin lebih dulu lewat gol Phil Foden, The Citizens tak mampu membendung kekuatan tuan rumah berkat tiga gol Viktor Gyokeres.
Baca Juga
Advertisement
Itu merupakan kekalahan ketiga beruntun Pep Guardiola musim ini. Sebelumnya, Man City juga takluk dari Bournemouth dan Tottenham Hotspur.
Secara keseluruhan, untuk bangkit dari rentetan kekalahan, Pep Guardiola perlu kembali fokus pada keseimbangan antara menyerang dan bertahan, meningkatkan konsistensi tim, serta menjaga moral dan fisik pemain agar mereka bisa tampil maksimal. Dengan pengalaman dan kualitasnya, Guardiola tentu bisa menemukan cara untuk membawa Man City keluar dari masa sulit ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Evaluasi Taktik dan Formasi
Meninjau kembali formasi. Guardiola dikenal dengan fleksibilitas taktisnya. Jika sistem yang ada tidak berjalan baik, mungkin saatnya untuk mengeksplorasi formasi yang berbeda. Misalnya, jika permainan menyerang terlalu terbuka dan rentan, dia bisa beralih ke formasi yang lebih solid defensif seperti 4-2-3-1 atau 4-3-3 dengan lebih banyak kontrol di lini tengah.
Kemudian, Pep juga mesti menyesuaikan gaya bermain. Jika City terlalu sering menguasai bola tetapi gagal mencetak gol, Guardiola bisa mempertimbangkan untuk bermain dengan lebih cepat, mengandalkan serangan balik yang lebih tajam, atau lebih banyak melakukan umpan langsung ke depan.
Advertisement
Meningkatkan Soliditas Pertahanan
Meningkatkan koordinasi lini belakang. Salah satu masalah yang mungkin terjadi adalah kebocoran gol yang berulang. Guardiola perlu memastikan bahwa para bek, baik itu Ruben Dias, John Stones, atau pemain lain, memiliki komunikasi dan koordinasi yang lebih baik. Dia juga bisa menekankan pentingnya kehadiran penjaga gawang (misalnya, Ederson) dalam menghalau serangan lawan.
Jika cedera atau suspensi terjadi pada pemain kunci, City perlu memiliki cadangan yang siap. Guardiola harus memastikan para pemain pengganti dapat mengisi kekosongan dengan efektif, seperti pemain muda atau rotasi dengan pemain yang lebih berpengalaman.
Mengembalikan Kepercayaan Diri Pemain
Membangun mentalitas pemenang. Kekalahan beruntun seringkali memengaruhi mentalitas tim. Guardiola harus bisa menanamkan kembali rasa percaya diri pemain, menjaga moral tim agar tetap tinggi meski berada dalam fase negatif. Ini bisa dilakukan dengan memberi lebih banyak kesempatan bagi pemain untuk menunjukkan kemampuan mereka atau memberi dukungan psikologis lebih.
Memotivasi bintang tim. Pemain-pemain bintang seperti Erling Haaland, Kevin De Bruyne, atau Rodri harus dioptimalkan untuk memimpin tim kembali ke jalur kemenangan. Menciptakan peran yang lebih menonjol untuk mereka bisa menjadi kunci.
Advertisement
Rotasi Pemain dan Menghindari Keletihan
Manajemen fisik pemain. Jika City mengalami kekalahan beruntun, faktor kelelahan bisa menjadi salah satu penyebabnya. Guardiola perlu lebih cermat dalam rotasi pemain, memberi waktu istirahat yang cukup, dan memastikan bahwa pemain tidak kelelahan baik secara fisik maupun mental.
Pemberian kesempatan kepada pemain muda. Pemain muda atau pemain cadangan yang kurang terlibat dalam starting XI bisa diberikan kesempatan lebih, untuk menjaga keseimbangan fisik dan memberi energi baru ke tim.
Menghadapi Tekanan dengan Kepala Dingin
Tidak terburu-buru mengambil keputusan: Menghadapi rentetan kekalahan bukan waktu yang tepat untuk membuat perubahan drastis. Guardiola dikenal dengan filosofi bermainnya yang berbasis penguasaan bola dan kontrol.
Ketika tim mengalami penurunan performa, penting untuk tetap tenang dan tidak tergoda untuk membuat keputusan panik seperti mengganti terlalu banyak pemain atau mengganti filosofi permainan secara total.
Advertisement