Sukses


Harry Kane dan 4 Bintang yang Apes di Kancah Sepak Bola Inggris: Berasa Dijauhi Dewi Fortuna

Bola.com, Jakarta - Siapa yang tak kenal Harry Kane. Bisa dibilang, tak ada yang tak mengenal penyerang klub raksasa Jerman, Bayern Munchen, itu.

Sebelum terbang ke Jerman, Harry Kane merupakan salah satu bintang Premier League selama bertahun-tahun ketika memperkuat Tottenham Hotspur.

Bagi rakyat Inggris, juga penggemar Timnas Inggris di bawah kolong lagit, Harry Kane adalah idola.

Ia sosok protagonis di balik kebangkitan Tiga Singa di Piala Dunia 2018. Saat itu Inggris sukses melaju ke semifinal. Di momen ini pula Harry Kane mengukuhkan dirinya sebagai yang tersubur dengan torehan enam gol.

Striker berusia 31 tahun juga punya andil besar ketika Inggris tampil dalam dua final Euro, 2020 dan 2024.

Meski beken, namun sejauh ini Harry Kane belum pernah memenangkan sebiji gelar pun. Itu membuat Harry Kane menambah panjang daftar pemain bintang asal Inggris yang paling bernasib sial.

Dilansir Give Me Sport berikut pemain lainnya yang paling tidak beruntung dalam sejarah sepak bola Inggris, dengan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

1. Jack Wilshere (Arsenal, Bournemouth, West Ham United)

Setelah mengalahkan Xavi dan Andres Iniesta dalam pertandingan Liga Champions melawan Barcelona asuhan Pep Guardiola pada 2011 di usia 18 tahun, Jack Wilshere diharapkan naik ke level yang sangat elite.

Ia telah membuktikan diri sebagai pemain reguler di tim utama Arsenal musim itu, bersama Alex Song dan Cesc Fabregas di lini tengah, dan dibicarakan dengan sangat baik di seluruh dunia.

Namun, cedera serius pada musim panas 2011 mengawali kariernya yang penuh gejolak yang terhambat oleh cedera demi cedera. Ia bahkan dinobatkan sebagai salah satu pemain Liga Inggris yang paling rentan cedera sepanjang masa.

Kemunduran itu tak henti-hentinya dan tak kenal ampun. Wilshere terpaksa pensiun dini, pada usia 30 tahun, setelah tampil kurang dari 300 kali di klub sepanjang kariernya.

Wilshere memiliki semua bakat dan keuletan yang dibutuhkannya, tetapi tidak ada keberuntungan.

 

3 dari 5 halaman

Michael Owen (Liverpool, Real Madrid, Newcastle United, Manchester United, Stoke City)

Michael Owen tampil gemilang di Liverpool, menikmati musim yang luar biasa di musim 1997/98, di usianya yang baru 18 tahun.

Mencetak 158 gol dalam 297 penampilan untuk The Reds sebelum menginjak usia 25 tahun, membuatnya meraih Ballon d'Or dan pindah ke Real Madrid. Ia tampak ditakdirkan untuk menjadi salah satu pemain terhebat sepanjang masa.

Namun, setelah bermain sebentar di ibu kota Spanyol, kariernya mulai terpuruk, bukan karena kesalahannya sendiri.

Cedera hamstring yang berulang membuatnya kehilangan daya ledaknya, yang merupakan atributnya yang paling berbahaya di saat-saat terbaiknya.

Owen tidak pernah mampu menemukan kembali performa terbaiknya atau mengatasi masalah hamstring.  Ia menghabiskan paruh kedua kariernya sebagai penyerang biasa-biasa saja dan pemain cadangan di Newcastle, Manchester United, dan akhirnya Stoke City, sebelum pensiun pada usia 33 tahun.

 

4 dari 5 halaman

3. Dean Ashton (Norwich City, West Ham United)

Mungkin salah satu kisah paling menyedihkan yang pernah disaksikan sepak bola Inggris adalah karier Dean Ashton yang sangat menjanjikan, berakhir tragis di usianya yang baru 26 tahun.

Yang membuat kasus ini begitu tragis adalah pensiun dini ini terjadi akibat cedera pergelangan kaki yang dialaminya dalam sesi latihan bersama Inggris tiga tahun sebelumnya. Ia cedera gara-gara ditekel Shaun Wright-Phillips.

Cedera tersebut awalnya membuat Ashton tidak dapat beraksi selama lebih dari setahun. Meskipun berusaha bermain meski menahan rasa sakit selama beberapa tahun setelahnya, ia tidak pernah dapat memulihkan pergelangan kakinya yang cedera sepenuhnya.

Ashton baru saja masuk ke tim utama Inggris pada saat insiden itu dan disebut-sebut akan meraih hal-hal besar. Ia bahkan bukan pemain yang rentan cedera, tetapi akhirnya terlibat dalam momen aneh di tempat latihan yang benar-benar menghancurkan kariernya.

 

 

5 dari 5 halaman

4. Steven Gerrard (Liverpool, LA Galaxy)

Mirip dengan Kane, Steven Gerrard mengakhiri kariernya tanpa meraih prestasi yang seharusnya diraihnya. Itu terjadi sebagian besar karena kesetiaannya yang tak tergoyahkan kepada klub masa kecilnya, tetapi juga karena serangkaian kejadian dan momen yang tidak mengenakkan.

Ia memang pernah mengangkat trofi Liga Champions pada 2005. Namun, salah satu gelandang terhebat abad ke-21 itu tidak pernah meraih satu pun medali juara liga dalam 17 kali percobaan. 

Musim 2013/2014 mungkin merangkum kariernya, menghasilkan salah satu momen paling ikonik, tetapi juga sial, dalam sejarah sepak bola Inggris.

Dalam duel pertaruhan gelar, Gerrard kemudian terpeleset dalam pertandingan penting melawan Chelsea. Kejadian itu memberi Demba Ba kesempatan untuk mencetak gol.

Gol itu membuat Liverpool kehilangan gelar. Padahall itu merupakan peluang nyata terakhir sang gelandang untuk mengamankan trofi Liga Inggris yang sulit diraih.

Sumber: Givemesport

 

Video Populer

Foto Populer