Bola.com, Jakarta - Sistem taktik 3-4-3 yang diterapkan Ruben Amorim di MU sejauh ini belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Alih-alih memperbaiki pertahanan MU, strategi ini justru membuat kondisi lini belakang makin kacau.
MU mengakhiri tahun 2024 dengan kekalahan pahit 0-2 dari Newcastle United di Old Trafford, Selasa dini hari WIB (31-12-2024). Tim asuhan Amorim tampil buruk, kebobolan dua gol dalam waktu kurang dari 20 menit.
Baca Juga
Advertisement
Gol pertama Newcastle dicetak oleh Alexander Isak, diikuti oleh Joelinton melalui situasi bola mati. Kedua gol tersebut dicetak dengan sundulan kepala, di mana para penyerang Newcastle nyaris tanpa perlawanan dari lini belakang Setan Merah.
Lisandro Martinez menjadi satu di antara titik lemah utama di pertahanan MU. Dengan postur tubuh yang lebih pendek, Martinez kesulitan menghadapi penyerang Newcastle yang memiliki keunggulan tinggi badan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Performa Melawan Newcastle
Selama babak pertama, MU benar-benar kalah dominasi. Gawang yang dijaga Andre Onana terus mendapat ancaman bertubi-tubi.
Statistik menunjukkan bahwa dari 10 pemain Newcastle yang berada di lapangan (tidak termasuk kiper Martin Dubravka), semuanya memiliki setidaknya satu tembakan atau menciptakan peluang berbahaya.
Melihat performa buruk ini, mantan kapten MU, Gary Neville, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
"Kita sedang menyaksikan tim terburuk di Inggris. Saya bahkan tidak tahu apa yang sedang saya lihat. Dalam 45 menit pertama, hanya ada satu tim yang bermain, dan itu adalah Newcastle," komentar Neville.
Jika para penyerang Newcastle lebih efektif memanfaatkan peluang, situasinya bisa menjadi jauh lebih buruk bagi Amorim dan anak asuhnya.
Advertisement
Taruhan Amorim yang Gagal
Sejak mengambil alih kursi pelatih pada November lalu, Ruben Amorim konsisten menggunakan formasi dengan tiga bek tengah. Namun, rotasi yang konstan di lini belakang dan ketakkonsistenan dalam memilih pemain membuat pertahanan MU menjadi tidak terorganisasi.
Mayoritas bek MU belum pernah bermain dalam sistem ini sebelumnya sehingga mereka kesulitan beradaptasi. Lini belakang Setan Merah tampak kurang koordinasi dan sering kebingungan menghadapi serangan lawan.
Secara teori, formasi dengan tiga bek tengah seharusnya mengurangi kesalahan karena jumlah pemain bertahan yang lebih banyak memungkinkan mereka saling mendukung.
Namun, kenyataan justru sebaliknya. Bahkan pemain andalan seperti Lisandro Martinez kini dengan mudah dieksploitasi lawan dan menjadi titik lemah di sistem pertahanan ini.
Kurangnya pemain yang sesuai dengan sistem ini menjadi alasan utama kegagalan rencana Amorim. Tantangan makin besar karena kemungkinan MU kesulitan mendatangkan pemain baru untuk memperbaiki lini belakang pada bursa transfer musim dingin.
Dengan demikian, pelatih asal Portugal ini tampaknya harus tetap mengandalkan skuad yang ada, meski prospeknya tidak begitu menjanjikan.
Tantangan ke Depan
MU saat ini berada di peringkat ke-14 klasemen Premier League, sebuah pencapaian yang sangat mengecewakan. Amorim dan timnya harus segera memperbaiki kesalahan jika tidak ingin terjebak lebih dalam ke dalam krisis.
Waktu makin mendesak, dan dengan jadwal berat di depan, Ruben Amorim menghadapi ujian besar untuk membuktikan bahwa taktiknya dapat membawa MUÂ kembali ke jalur kemenangan.
Advertisement