Bola.com, Jakarta - Jurgen Klopp tak terbantahkan lagi merupakan salah satu pelatih tersukses yang pernah menangani Liverpool.
Baca Juga
Advertisement
Kedatangannya pada 2015 membawa banyak berkah bagi Liverpool, tak hanya di pentas Premier League tapi juga zona Eropa. Sedikitnya delapan trofi sudah ia persembahkan, termasuk gelar Liga Champions 2028/2019.
Sukses tersebut membuat Jurgen Klopp, yang kini berusia 57 tahun dan bekerja sebagai Direktur Olahraga Global Red Bull, masuk daftar sebagai pelatih terbaik dalam sejarah Premier League.
Sukses Jurgen Klopp tentu saja tak jatuh begitu saja dari langit. Selain kerja keras, ternyata ada sosok yang ikut menginspirasi di balik kesuksesannya.
Dalam suatu kesempatan, BT Sport bertanya tentang siapa yang memiliki pengaruh terbesar pada filosofi sepak bolanya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Johan Cruyff
Jurgen Klopp, yang memulai kariernya di bangku cadangan klub Jerman Mainz, dengan cepat menyebut nama Johan Cruyff, legenda sepanjang masa Belanda.
Selama kariernya, baik saat bermain dan menukangi tim, Johan Cruyff ikut merevolusi gaya permainan sepak bola lewat Total Football. Permainan ini menekankan pergerakan yang lancar, fleksibilitas, dan kemampuan beradaptasi.
“Johan Cruyff harus Anda sebut sebagai salah satu orang paling berpengaruh dalam sejarah sepak bola. Sejak saya mulai berpikir tentang sepak bola, ia adalah pemain dan pelatih yang luar biasa serta mengembangkan gaya sepak bola," kata Jurgen Klopp.
Advertisement
Arrigo Sacchi
Selain sang maestro, satu nama lainnya yang ikut mempengaruhi filosofi permainan Jurgen Klopp adalah Arrigo Sacchi, eks pembesut AC Milan antara tahun 1987 dan 1990.
"Dan yang lainnya bagi saya adalah Arrigo Sacchi karena dia menginspirasi pelatih terbaik saya. Saya pernah berbicara dengan Sacchi di telepon. Saya tidak bisa berbicara bahasa Italia dan dia tidak bisa berbicara bahasa Jerman, tetapi kami memiliki seseorang untuk menerjemahkan," Klopp berkisah.
Klopp melanjutkan: “Ia benar-benar mengubah sepak bola dengan cara yang sangat baik sehingga kita sekarang dapat mengatur tim sepak bola jauh lebih baik daripada yang dapat dilakukan oleh pelatih kita sebelumnya.”
Ketika ditanya, apakah dirinya bisa dianggap sebagai anutan bagi para pelatih muda di seluruh dunia, Jurgen Klopp memilih merendah.
“Saya bukan panutan, saya tidak bisa. Saya hanya dapat memainkan satu peran dan itu adalah peran saya. Saya selalu menjadi diri saya sendiri 100 persen dan itu bagus dalam satu hal dan itu jelas tidak bagus dalam hal lain," pungkasnya.
Sumber: Givemesport