Bola.com, Jakarta - Sejak menggantikan Erik ten Hag pada November 2024, Ruben Amorim menghadapi berbagai tantangan di Manchester United (MU).
Meski meninggalkan Sporting CP dalam posisi puncak di Portugal dan lolos ke babak 16 besar Liga Champions, tugasnya di Old Trafford terbukti jauh lebih menantang.
Advertisement
Ruben Amorim sendiri mengakui bahwa pekerjaan ini membuatnya merasa lebih tua dalam waktu singkat.
Berikut adalah lima pernyataan jujur dari Amorim yang menggambarkan tantangan besar yang dihadapinya dalam upayanya mengembalikan kejayaan MU:
Berita Video, komentar Ruben Amorim setelah MU imbang kontra Liverpool di Anfield
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Konferensi Pers Perdana Penuh Kewaspadaan
Dalam konferensi pers pertamanya, Ruben Amorim langsung mengungkapkan bahwa MU memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan agar kembali kompetitif.
"Saya pikir kami harus meningkatkan banyak aspek, terutama dalam pemahaman permainan. Kami mengubah cara bermain di tengah musim dan itu bukan hal yang mudah," ujar Ruben Amorim.
"Kami juga harus meningkatkan aspek fisik tim. Saya tidak tahu berapa lama ini akan memakan waktu," lanjut manajer MU tersebut.
Pernyataan ini terbukti akurat karena hingga kini MU masih kesulitan di papan tengah klasemen Premier League.
Advertisement
2. Keputusan Menepikan Rashford dan Garnacho
Ruben Amorim tidak ragu untuk menyingkirkan pemain yang dinilainya tidak memenuhi standar profesionalisme yang diharapkan.
Keputusan mengejutkan terjadi ketika ia mencoret Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho dari skuat yang menghadapi Manchester City.
"Kami mengevaluasi segalanya, latihan, performa dalam pertandingan, keterlibatan dengan rekan setim. Saya tidak ingin mengirim pesan khusus kepada siapa pun, ini hanya keputusan seleksi yang sederhana," ujar Amorim.
Lebih lanjut, ia bahkan menegaskan bahwa aspek di luar lapangan seperti pola makan dan cara berpakaian pemain juga diperhatikannya.
3. Ketidakpuasan Setelah Bermain Imbang dengan Liverpool
Meskipun berhasil menahan imbang Liverpool dengan performa positif, Ruben Amorim dan kapten Bruno Fernandes justru mengekspresikan ketidakpuasan mereka.
Performa yang lebih baik saat melawan tim besar tidak sebanding dengan hasil buruk melawan tim yang lebih lemah.
"Ketika kami fokus, berjuang untuk setiap bola, dan kelelahan setelah pertandingan, kami adalah tim yang bagus. Namun, jika tidak melakukan itu setiap saat, kami akan terus kalah. Itu sangat jelas," ujarnya.
"Saya senang dengan performa tim, tapi tidak dengan hasilnya. Namun, saya benar-benar marah dengan hasil laga lain," lanjutnya.
Advertisement
4. Mengkritik Performa Buruk MU
Setelah kekalahan dari Brighton and Hove Albion, Ruben Amorim tidak menahan diri dalam mengkritik tim asuhannya sendiri.
"Dalam 10 pertandingan terakhir di Premier League, kami hanya menang dua kali," katanya.
"Bayangkan bagaimana perasaan para penggemar Manchester United. Saya sadar, pelatih baru malah kalah lebih banyak dibanding pelatih sebelumnya."
Ruben Amorim bahkan menyatakan bahwa MU saat ini bisa jadi adalah tim terburuk dalam sejarah klub.
5. Sindiran Terhadap Rashford
Meski sudah beberapa kali membahas masalah dengan Marcus Rashford, Ruben Amorim kembali menegaskan posisinya.
Bahkan, dengan sarkasme Amorim menyebut lebih memilih memainkan pelatih kiper dibanding pemain yang tidak bekerja keras.
"Saya lebih memilih memasukkan pelatih kiper Jorge Vital sebelum memainkan pemain yang tidak memberikan 100 persen setiap hari. Jika tidak ada perubahan, saya tidak akan berubah. Ini berlaku untuk semua pemain," ujar Amorim.
Dengan tantangan yang semakin berat, tugas Amorim untuk mengembalikan Manchester United ke papan atas Liga Inggris masih jauh dari selesai. Apakah ia mampu membawa perubahan yang diinginkan? Waktu akan menjawab.
Sumber: Mirror
Advertisement