Sukses


Manchester City dan Seabrek Masalah Musim Ini

Manchester City menghadapi sejumlah masalah besar musim ini.

Bola.com, Jakarta - Penurunan performa Manchester City musim ini disebabkan oleh banyaknya masalah yang mereka hadapi secara bersamaan, membuat manajer Pep Guardiola kesulitan untuk mengatasinya.

Manchester City sedang menjalani musim yang sulit, dengan tanda-tanda kemunduran yang makin terlihat jelas.

Tim yang sebelumnya mendominasi Eropa dan Premier League kini dihadapkan pada berbagai permasalahan, dari permainan yang kurang efektif hingga pertahanan yang tidak stabil.

Pep Guardiola, yang selalu menuntut standar tinggi dari para pemainnya, bahkan secara terang-terangan mengakui bahwa The Citizens tidak lagi cukup kuat untuk bersaing dengan Liverpool dan Arsenal di papan klasemen Premier League.

Pernyataan ini cukup mengejutkan, tetapi tidak bisa dikesampingkan jika melihat performa tim dalam beberapa waktu terakhir.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Permainan Menurun

Musim ini, kualitas permainan Manchester City mengalami penurunan yang signifikan.

Kemampuan mereka dalam menguasai bola dan membangun serangan—ciri khas dari manajer berusia 54 tahun itu—menjadi kurang efektif.

Contoh nyata terlihat dalam pertandingan melawan Club Brugge di Liga Champions, di mana The Citizens mencatat hampir 400 operan dalam 45 menit pertama, tetapi tidak mampu menciptakan satu pun tembakan tepat sasaran.

Sebagai juara bertahan Premier League, Manchester City kesulitan menghadapi lawan yang menerapkan tekanan tinggi dan serangan balik cepat—sesuatu yang dulu bisa mereka atasi dengan mudah.

3 dari 5 halaman

Pertahanan Rapuh

Selain itu, lini pertahanan mereka kian rapuh akibat cedera dan rotasi pemain yang tidak stabil.

Dalam 23 pertandingan Premier League, Guardiola telah menggunakan delapan pasangan bek tengah yang berbeda, yang sangat memengaruhi kekompakan dan konsistensi tim.

Ruben Dias, yang merupakan pilar utama di lini belakang, telah absen dalam 9 dari 14 pertandingan terakhir. Tanpa kehadirannya, Manchester City lebih sering kebobolan, menghadapi lebih banyak tembakan, dan mengalami penurunan persentase kemenangan secara signifikan.

Menyadari adanya celah dalam skuad mereka, Manchester City menghabiskan 130 juta pound (Rp2,6 triliun) di bursa transfer musim dingin untuk mendatangkan Omar Marmoush, Abdukodir Khusanov, dan Vitor Reis.

Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang berposisi sebagai gelandang tengah, posisi yang saat ini sangat membutuhkan perbaikan.

Pengganti Rodri, seperti Mateo Kovacic dan Matheus Nunes, belum mampu memenuhi ekspektasi, membuat lini tengah kehilangan kreativitas dan keseimbangan yang dibutuhkan.

4 dari 5 halaman

Perubahan Pendekatan Permainan

Menghadapi situasi ini, Pep Guardiola pun terpaksa mengubah pendekatan permainannya.

Manchester City kehilangan kendali di lini tengah dan mulai lebih sering mengandalkan umpan panjang langsung dari Ederson Moraes ke Erling Haaland. Strategi ini sempat membantu mereka menang 3-1 atas Chelsea, tetapi jelas bukan solusi jangka panjang.

Minggu (2-2-2025), The Citizens akan menjalani laga tandang krusial ke Emirates untuk menghadapi Arsenal.

Pertandingan ini bisa menjadi penentu dalam perburuan gelar juara, dan Mikel Arteta tentu telah mempelajari kelemahan lawannya untuk dieksploitasi secara maksimal. Jika Manchester City tidak segera menemukan solusi, Pep Guardiola dan timnya mungkin harus menelan kekalahan.

5 dari 5 halaman

Cek Persaingan di Liga Inggris Musim Ini

Selanjutnya: Permainan Menurun

Video Populer

Foto Populer