Bola.com, Jakarta - Manchester United tengah menghadapi kesulitan di markas mereka. Hal ini terjadi setelah markas mereka, Stadion Old Trafford, yang dulunya dikenal sebagai "Theatre of Dreams", kini justru menjadi arena yang menguntungkan bagi tim lawan.
Penurunan performa MU di kandang telah berlangsung cukup lama, dan kondisi ini semakin memperburuk reputasi klub yang sedang berusaha untuk bangkit kembali. Gol terakhir MU di babak pertama dari permainan terbuka di Old Trafford terjadi ketika Rasmus Hojlund merobek Nottingham Forest (7/12/2024).
Advertisement
Sayangnya, meskipun mencetak gol tersebut, mereka tetap mengalami kekalahan dalam pertandingan itu. Sejak saat itu, satu-satunya gol di babak pertama yang berhasil mereka raih adalah melalui penalti yang dieksekusi Bruno Fernandes saat melawan Brighton, yang juga berakhir dengan hasil kekalahan bagi tim.
Aura menakutkan Old Trafford seakan telah memudar. Kini, stadion tersebut menjadi tempat yang terasa nyaman bagi para pemain dan pendukung tim lawan yang datang berkunjung.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penurunan Kepercayaan Diri
Bek MU, Harry Maguire mengungkapkan, timnya mengalami penurunan kepercayaan diri ketika bermain di hadapan para pendukungnya sendiri. "Saya pikir rentetan hasil buruk di Old Trafford telah membuat para pemain kehilangan kepercayaan diri saat bermain di depan penonton," ungkap Maguire.
Dia menambahkan, kondisi terkini menjadi masalah yang perlu segera diatasi. "Ini adalah sesuatu yang harus kami perbaiki karena jika kami ingin menjadi tim yang sukses, kami harus membuat Old Trafford menjadi tempat yang sulit bagi tim lawan. Performa di babak pertama tidak cukup baik," jelasnya.
Belakangan ini, kemenangan Manchester United di kandang selalu sulit, sering kali harus melalui gol-gol yang dicetak di menit-menit akhir. Tim-tim lawan seperti Leicester City, Rangers, dan Southampton bukanlah tim yang bisa dianggap remeh, meskipun mereka bukan tim elite.
Advertisement
Tiga Kemenangan
Dalam delapan laga terakhir yang diadakan di Old Trafford, Manchester United hanya berhasil memperoleh tiga kemenangan, sementara lima laga lainnya berakhir dengan kekalahan. Pelatih Ruben Amorim seringkali mengungkapkan rasa gelisah dan ketegangan yang dialami oleh tim serta para pendukung saat bertanding di kandang sendiri.
Saat ini, terdapat jarak yang cukup mencolok antara para suporter dan pemain. Pada babak pertama pertandingan melawan Leicester, para suporter menunjukkan rasa frustrasi mereka akibat permainan lamban yang ditampilkan oleh United, dan suara sorakan mulai terdengar saat mereka turun ke ruang ganti dengan posisi tertinggal.
Maguire mengakui, hilangnya kepercayaan diri adalah masalah utama, dan ini menjadi tantangan yang signifikan di Old Trafford, di mana 74.000 penonton justru menambah beban tekanan. Suporter Manchester United telah terbiasa menyaksikan permainan sepak bola menyerang yang menarik, namun saat ini mereka hanya disuguhi permainan yang terlalu berhati-hati dan minim risiko.
Terlalu Defensif
Di bawah kepemimpinan Amorim, gaya bermain MU yang terlalu defensif justru memberikan kemudahan bagi lawan untuk bertahan. Hal ini berbeda dengan masa Erik ten Hag, di mana MU cenderung bermain terbuka dan rentan terhadap serangan. Meskipun demikian, hasil akhirnya tetap sama, yaitu rekor buruk yang terus menghantui Old Trafford.
Untuk mengembalikan kejayaan yang pernah dimiliki Old Trafford, MU perlu menemukan kembali identitas permainan mereka. Mereka harus membangun kembali kepercayaan diri para pemain dan mempererat hubungan antara tim dengan para suporter. Tanpa adanya perubahan yang signifikan, Old Trafford akan terus kehilangan aura menakutkannya, dan impian untuk kembali menjadi salah satu raksasa sepak bola akan semakin sulit untuk diwujudkan.
Advertisement