Bola.com, Jakarta - Manchester United (MU) bermain imbang 2-2 melawan Everton di Goodison Park dalam laga pekan 26 Premier League pada Sabtu (22/2/2025). Laga itu menyisakan kekecewaan mendalam bagi pelatih MU, Ruben Amorim, meskipun timnya berhasil bangkit dari situasi tertinggal 0-2 di babak pertama.
Kekalahan sebelumnya dari Crystal Palace dan Tottenham Hotspur membuat MU terpuruk di posisi 15 klasemen Liga Inggris, dan hasil imbang ini dinilai sebagai kegagalan meraih poin maksimal yang krusial bagi Setan Merah.
Advertisement
Ruben Amorim secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya. Ia menilai timnya seharusnya mampu memenangkan pertandingan dan meraih tiga poin.
"Kami harus meraih tiga poin dan kami harus memenangkan seluruh pertandingan. Bagian terburuknya adalah kami kehilangan bola tanpa tekanan dan kami tidak melakukan apa yang harus kami lakukan. Kami bermain terlalu lembek," ungkap Amorim.
Kekecewaan ini semakin diperparah dengan posisi MU yang rawan degradasi. Kritik pedas dilontarkan Amorim terhadap penampilan timnya, khususnya di babak pertama. Ia menyoroti betapa mudahnya MU kehilangan bola, memberikan peluang emas bagi Everton untuk mencetak gol.
Meskipun memuji usaha tim di babak kedua yang berhasil menyamakan kedudukan, Amorim tetap menilai penampilan keseluruhan tim buruk dan jauh dari harapan.
Dalam tekanan dan spekulasi pemecatan, Ruben Amorim menjelaskan tidak melakukan banyak perubahan taktik di babak kedua.
Amorim hanya meminta para pemain untuk bermain dengan energi yang lebih besar, strategi yang terbukti efektif dalam membalikkan keadaan. Namun, hal ini tidak cukup untuk menutupi kekecewaan mendalamnya atas performa tim.
Berita video jelang laga Tottenham Hotspur vs Manchester United, Ruben Amorim balas kritikan Ange Postecoglou. Amorim menyebut tekanan di MU jauh lebih besar dibandingkan Postecogloud di Tottenham.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Performa Buruk MU di Babak Pertama
Babak pertama menjadi sorotan utama kritik Amorim. Ia menuding timnya kehilangan bola dengan mudah, menciptakan celah bagi Everton untuk mencetak dua gol cepat.
"Kami kehilangan bola tanpa tekanan," tegas Amorim, menekankan kesalahan mendasar dalam penguasaan bola yang menjadi biang keladi ketertinggalan tersebut.
Kehilangan bola yang tidak perlu ini menjadi bukti nyata betapa lembeknya permainan MU di awal pertandingan. Meskipun berhasil mencetak dua gol di babak kedua, hal itu tidak cukup untuk menutupi betapa buruknya penampilan MU di babak pertama.
Amorim menekankan perlunya peningkatan performa, terutama dalam hal penguasaan bola dan energi di lapangan. Ia menyadari bahwa timnya sedang dalam kondisi terjepit dan kemenangan menjadi harga mati di setiap pertandingan.
Advertisement
Strategi dan Keputusan Wasit
Ruben Amorim menjelaskan tidak banyak mengubah strategi di babak kedua. Ia hanya menginstruksikan pemain untuk meningkatkan energi dan intensitas permainan. Perubahan sederhana ini terbukti efektif, menghasilkan dua gol balasan yang menyelamatkan MU dari kekalahan.
Keputusan wasit yang membatalkan penalti untuk MU di masa injury time juga dianggap tepat oleh Amorim, menunjukkan sikap sportivitasnya.
Meskipun berhasil comeback, Amorim tetap tidak puas. Ia menilai hasil imbang tersebut sebagai kegagalan meraih kemenangan yang seharusnya bisa didapatkan.
Ia menekankan perlunya peningkatan performa, terutama dalam hal penguasaan bola dan energi di lapangan. Tekanan untuk meraih kemenangan semakin besar mengingat posisi MU yang berada di zona degradasi.
Upaya Penyatuan Tim
Menyadari kondisi tim yang rawan, Amorim berupaya menyatukan tim. Ia mengadakan kegiatan kebersamaan tim pada 19 Februari 2025, untuk meningkatkan semangat juang dan kekompakan.
Namun, isu kehilangan kepercayaan di ruang ganti juga menjadi tantangan tersendiri bagi Amorim. Beberapa pemain dikabarkan mempertanyakan taktik yang diterapkan pelatih berusia 40 tahun tersebut.
Kekhawatiran akan pemecatan juga menghantui Amorim. Meskipun baru dikontrak November 2024, performa buruk MU bisa membuatnya kehilangan pekerjaan. Kemenangan di laga selanjutnya menjadi harga mati bagi Amorim dan MU untuk menghindari degradasi dan menjaga posisinya.
Hasil imbang melawan Everton menjadi bukti nyata betapa krusialnya setiap pertandingan bagi MU. Amorim dan timnya harus segera bangkit dan menunjukkan peningkatan performa signifikan untuk menghindari jurang degradasi.
Advertisement