Bola.com, Jakarta - Tak ada kompetisi yang seketat dan sesengit Premier League. Pada kompetisi kasta tertinggi sepak bola Inggris ini, semua bisa terjadi. Tak ada jaminan tim unggulan bisa dengan mudah setiap pekan. Kejutan selalu tersaji.
Advertisement
Ketatnya persaingan membuat tim-tim peserta rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit setiap musim, demi mendapatkan pemain incaran di jendela transfer.
Meski tak semuanya berhasil alias melempem lalu dilupakan, Premier Leagua sama sekali tidak pernah kelihangan pamor. Bintang-bintang dari belahan dunia lain juga terus berdatangan dengan harapan bisa menorehkan banyak pretasi bersama klub masing-masing.
Erling Haaland (Manchester City) , Virgil van Dijk (Liverpool), Gabriel Magalhães (Arsenal), dan Enzo Fernández (Chelsea) merupakan empai di antara banyak pemain yang menjadi tumpun sekaligus andalan di klubnya.
Menjadi pemain yang diperhitungkan pastinya menjadi harapan semua pesepak bola yang kini berkompetisi di Premier League 2024/2025.
Jika ada yang diperhitungkan, maka tentulah ada pemain yang sama sekali tak diperhitungkan. Banyak alasan mengapa mereka tak dianggap.
Yang pasti, menurut Give Me Sport, sedikitnya inilah enam pemain yang paling diremehkan dalam sejarah panjang Premier League:
Berita video spotlight kali ini membahas tentang empat manajer yang berhasil menjuarai Premier League di musim debut mereka.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Denis Irwin (Manchester United, Wolves)
Denis Irwin, pemain kelahiran Cork, Irlandia. Meski telah menyumbangkan tujuh gelar Premier League untuk Manchester United (MU), tidak pernah disejajarkan dengan rekan-rekannya satu tim.
Hal itu sangat disayangkan, mengingat betapa berbakat dan berdedikasinya dia. Hal yang membuat bek sayap yang hebat itu menjadi sangat istimewa adalah konsistensinya yang luar biasa.
Antara 1990 dan 2002, dia mencatat lebih dari 500 penampilan untuk Setan Merah di kedua sisi lini belakang dan melepaskan tendangan bebas yang tidak biasa. Seorang profesional sejati dengan standar tertinggi.
Mantan pemain Wolverhampton Wanderers ini tidak hanya serba bisa, tetapi kualitas kepemimpinannya, baik di dalam maupun di luar lapangan, adalah alasan utama dia menjadi pelayan yang dapat dipercaya bagi para manajer sepanjang kariernya yang sarat trofi juara.
Advertisement
Michael Carrick (West Ham United, Tottenham Hotspur, Manchester United)
Tipe pemain yang secara umum tidak sering muncul di Inggris, Michael Carrick yang lahir di Wallsend adalah sosok yang sangat menonjol di jantung ruang mesin Manchester United selama bertahun-tahun. Namun, seringkali ia dibayangi oleh rekan setimnya yang sangat berbakat.
Ia mungkin telah mendapatkan kekaguman dari mereka yang berpihak pada Old Trafford. Namun, lebih dari itu, pengaruh dari kemampuannya yang serba bisa dalam mengumpan, menggiring bola, dan menekel sering kali diremehkan.
Dilihat dari lemari pialanya, ia memiliki karier yang gemilang, tetapi kariernya masih diselimuti pertanyaan, termasuk "Mengapa ia begitu sering dicemooh oleh Inggris?"
Pada puncak kariernya, Michael Carrick merupakan salah satu pemain terbaik di Eropa dan kesempatannya yang terbatas di panggung internasional terus membuat orang heran.
Jika bukan karena tiga serangkai pemain Inggris, seperti Paul Scholes, Steven Gerrard, dan Frank Lampard, bakatnya tentu akan lebih dihargai.
Mousa Dembele (Fulham, Tottenham Hotspur)
Gelandang jangkung tapi elegan, Mousa Dembele menempati tempat unik dalam sejarah Premier League. Ia merupakan operator satu-satunya di tengah lapangan dengan kemampuan membawa bola melewati lawan seolah mereka patung lilin.
Banyak penggemar yang melupakan masa bakti pemain Belgia itu di Fulham, yang berlangsung antara 2010 dan 2012, tetapi ia lebih unggul dari yang lain di London barat – seperti halnya di utara ibu kota sejujurnya.
Ia memiliki kecepatan dan kekuatan yang luar biasa sekaligus memiliki keunggulan teknis yang membuat banyak pemain iri.
Secara luas dianggap sebagai salah satu gelandang Tottenham terhebat sepanjang masa, ia adalah jantung dan jiwa dari tim yang penuh aksi dan beberapa penggemar mengklaim ia meninggalkan lubang menganga di tengah lapangan – lubang yang belum terisi.
Advertisement
Gilberto Silva (Arsenal)
Karena bermain bersama beberapa pemain terbaik Arsenal di era 'Invincibles', gelandang asal Brasil Gilberto Silva tidak pernah mendapatkan pengakuan yang sangat layak diterimanya.
Dalam tim yang penuh dengan ekspresi romantis, ia sering kali menjalankan tugasnya tanpa banyak bicara.
Ketajaman bertahan? Ada. Kaki dan energi yang dihasilkan untuk mengendus dan menyapu setiap potensi bahaya? Ada. Kemauan untuk menyerbu ke depan untuk mengisi celah? Ada.
Pada dasarnya, penghancur ruang mesin itu memiliki segalanya.
Beroperasi dalam bayang-bayang, Silva tiba di Highbury pada 2002 setelah baru saja memenangkan Piala Dunia bersama Brasil dan menjadi bagian penting dari tahun-tahun kejayaan The Gunners.
Patrick Vieira, rekan tetapnya di jantung lini tengah, menjadi berita utama; Silva akan menjadi penyelamatnya lebih dari satu kali.
Park Ji-sung (Manchestrer United, Queens Park Rangers)
Saat Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney menjadi berita utama di Old Trafford, pemain seperti Park Ji-sung – pemain veteran internasional Korea Selatan – tidak banyak dikenal karena komitmen yang tak pernah pudar untuk mengikuti rencana kemenangan beruntun Sir Alex Ferguson.
Ia akan berlari ke tempat yang tidak bisa dilakukan orang lain; ia akan menjegal ketika rekan setimnya berlari; ia sering menghindar dari berita utama karena hanya melakukan apa yang membuatnya dibayar mahal.
Dan itu menguntungkan semua pihak, termasuk sang pekerja keras itu sendiri. Ia tidak hanya sangat berbakat, tetapi kemampuannya untuk tampil di panggung terbesar merupakan prestasi yang sangat berharga.
Meskipun bukan nama yang paling mencolok, pendekatannya yang tak kenal lelah dalam permainan membuatnya menjadi salah satu pemain andalan Fergie – dan hal itu tidak boleh diabaikan.
Advertisement
Nicolas Anelka (Arsenal, Manchester City, Bolton, Chelsea, West Bromwich Albion)
Kepribadian Nicolas Anelka yang selalu bersemangat, berkat penampilan di Arsenal, Manchester City, Bolton Wanderers, Chelsea, dan West Bromwich Albion selama 364 laga di Premier League, hampir mengaburkan persepsi orang tentang pemain Prancis yang angkuh itu.
Hampir menjadi kekuatan yang tak terhentikan pada masanya, penyerang tengah tersebut – salah satu pemain Prancis terbaik dalam sejarah Arsenal – sangat tangguh di sepertiga akhir lapangan berkat perpaduan sempurna antara potensi dan kecepatannya, yang merupakan kombinasi yang membuat beberapa bek terbaik di divisi tersebut takut.
Agak disalahpahami selama waktunya di Inggris, penyerang kelahiran Versailles itu mencetak 125 gol dalam 364 laga, tetapi kemudian tergoda oleh daya tarik Real Madrid.
Jika dia tetap di London utara, siapa yang bisa mengatakan dia tidak akan dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa?
Sumber: Givemesport