Bola.com, Jakarta - Performa mengecewakan Christian Eriksen dalam laga melawan Leicester City di King Power stadium, Senin dini hari WIB (17-3-2025), menjadi alasan kuat bagi MU untuk melepasnya pada bursa transfer musim panas mendatang.
Kemenangan 3-0 atas Leicester memberi angin segar bagi Setan Merah di fase krusial musim ini.
Advertisement
Di bawah asuhan Ruben Amorim, tim mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, meski masih tertahan di peringkat ke-13 klasemen Premier League.
MU masih memiliki harapan meraih trofi saat bersiap menghadapi Lyon di perempat final Liga Europa. Namun, di tengah perkembangan positif tersebut, masa depan Eriksen di Old Trafford mulai dipertanyakan.
Pelatih Olympique Lyonnais, Paulo Fonseca, dijatuhi sanksi skorsing selama sembilan bulan oleh Komisi Disiplin LFP (Ligue de Football Professionnel).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dari Andalan Menjadi Beban
Gelandang asal Denmark itu bergabung dengan MU pada musim panas 2022 dengan status bebas transfer. Di awal masa baktinya, Eriksen menjadi satu di antara pengatur serangan yang memberi kreativitas dalam permainan tim.
Namun, seiring berjalannya waktu, performanya mulai menurun. Keterbatasan dalam hal fisik dan kecepatan makin terlihat jelas, membuat pengaruhnya di lini tengah makin berkurang—terutama di bawah kepemimpinan Amorim.
Dalam laga terbaru melawan Leicester, Eriksen kembali tampil di bawah standar. Meski masih menunjukkan ketenangan saat menguasai bola, ia sering kali salah dalam mengoper dan tampak lamban saat menghadapi tekanan lawan.
Sepanjang pertandingan, Eriksen tidak memenangkan duel perebutan bola, mudah dilewati lawan, dan sering kehilangan penguasaan bola.
Meski ada beberapa momen positif, secara keseluruhan kontribusinya tidak signifikan.
Advertisement
Waktunya Membangun Ulang
Ruben Amorim mungkin puas dengan hasil akhir pertandingan, tetapi ia pasti menyadari bahwa lini tengah timnya membutuhkan perubahan.
Eriksen, yang dulu menjadi satu di antara gelandang kreatif terbaik di dunia, kini tidak lagi mampu memenuhi tuntutan permainan modern.
MU, yang kini dikelola INEOS, sedang dalam proses pembangunan ulang skuad. Klub siap mengambil keputusan sulit demi menyegarkan tim, dan satu di anatra langkah kuncinya adalah melepas pemain yang sudah tidak lagi sesuai kebutuhan taktis.
Setan Merah membutuhkan gelandang yang lebih bertenaga, mampu menekan lawan, dan beradaptasi dengan tempo permainan yang makin cepat.
Mempertahankan pemain yang sudah melewati masa puncaknya hanya akan memperlambat proses regenerasi tim.
Menuju Era Baru
Kepergian Eriksen bisa membuka jalan bagi perekrutan pemain yang lebih muda dan lapar akan kesuksesan, yang pada akhirnya dapat membantu MU kembali ke jalur kejayaan.
Saatnya bagi klub untuk bergerak maju. Mengucapkan selamat tinggal kepada Eriksen mungkin sulit, tetapi itu adalah langkah yang diperlukan demi masa depan yang lebih cerah bagi MU.
Advertisement