Bola.com, Jakarta - Musim 2024/2025 menjadi periode yang penuh tantangan bagi MU. Namun, dalam beberapa laga terakhir, ada tanda-tanda kebangkitan dari tim asuhan Ruben Amorim.
Satu di antara sorotan utama adalah Rasmus Hojlund, yang akhirnya mengakhiri paceklik gol selama tiga bulan dengan mencetak gol dalam kemenangan 3-0 atas Leicester City, Senin dini hari WIB (17-3-2025).
Advertisement
Setelah pertandingan, penyerang asal Denmark itu mengungkapkan instruksi penting yang selalu diberikan oleh Amorim setiap sebelum pertandingan.
"Dia ingin saya meregangkan lini pertahanan lawan, itu sudah cukup jelas. Saya harus bergerak ke ruang kosong dan terus menekan bek tengah lawan," ungkap Hojlund.
"Saya mencoba melakukannya. Saya pikir saya punya kecepatan yang baik, dan itulah alasan saya ada di sini. Saya belum berada di level yang saya inginkan, dan kami masih beradaptasi dengan sistem baru. Tapi, saya merasa makin membaik," imbuh striker berusia 22 tahun itu.
Berita video Atletico Madrid harus tersingkir dari Liga Champions 2024/2025 setelah dikalahkan Real Madrid melalui drama ada penalti. Diego Simeone geram terhadap keputusan kontroversial wasit anulir gol penalti Julian Alvarez.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belum Maksimal di Sistem Amorim
Di Sporting CP, Amorim berhasil mengubah Viktor Gyokeres menjadi mesin gol yang luar biasa. Dalam 68 pertandingan, ia mencetak 66 gol dan memberikan 23 assist—statistik yang mengesankan menurut ManUtd News.
Hojlund memiliki kesamaan fisik dengan Gyökeres, terutama dalam hal kecepatan dan determinasi.
Secara teori, ia adalah tipe penyerang yang cocok dengan formasi 3-4-3 yang diterapkan Amorim. Namun, kenyataannya di lapangan belum sesuai ekspektasi. Ia masih kesulitan menampilkan performa terbaiknya.
Inkonsistensi Hojlund menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depannya di Old Trafford.
Kendati dikenal dengan akselerasi dan kelincahannya di dalam kotak penalti, ia masih kesulitan dalam duel satu melawan satu serta kemampuan menahan bola—dua aspek yang sangat penting dalam sistem permainan Amorim.
Advertisement
Saatnya Membuktikan Diri
Gol ke gawang Leicester memang penting untuk mengakhiri pacekliknya, tetapi lebih dari itu, Hojlund harus melihatnya sebagai momen krusial dalam kariernya.
Amorim menginginkan lebih dari sekadar gol dari strikernya—ia ingin Hojlund menciptakan ruang bagi rekan-rekannya, sesuatu yang dilakukan Gyökeres dengan sangat baik di Sporting.
Dengan harga 72 juta paun, Hojlund tidak bisa terus-menerus dianggap sebagai pemain "berpotensi besar" tanpa memberikan hasil nyata.
Jika performanya tidak meningkat sebelum bursa transfer musim panas dibuka, MU mungkin akan mencari alternatif lain di lini depan.
Apakah golnya ke gawang Leicester menjadi titik balik dalam kariernya di Old Trafford? Waktu terus berjalan, dan bagi Hojlund, ini adalah saatnya untuk membuktikan diri—sekarang atau tidak sama sekali!