Bola.com, Assen - Sebagai pebalap yang pernah meraih gelar juara di MotoGP Belanda 2001, Max Biaggi tentu tidak bisa melupakan manisnya momen tersebut. Apalagi, saat itu Biaggi harus menjalani balapan dramatis dengan Valentino Rossi.
Kini, 14 tahun berselang, Biaggi meramal jalannya balapan MotoGP Belanda 2015 tidak akan berbeda dengan MotoGP Belanda 2001. Sengit.
Advertisement
Berikut petikan wawancara 'Mad Max' seperti dilansir dari situs resmi MotoGP, Sabtu (27/6/2015).
Apa yang paling Anda ingat dari balapan itu?
Balapan itu cukup rumit, dengan hujan di akhir putaran. Yang paling saya ingat duel dengan Valentino Rossi, karena kami berdua sama-sama kompetitif. Jadi, balapan berjalan sangat terbuka dan penuh dengan salip-menyalip. Tapi, memang akhirnya tidak normal. Tentu menjadi hasil memuaskan bagi Yamaha, yang selama beberapa tahun terakhir sebelumnya tidak pernah menang lagi di Assen, dan mereka saat itu juga bermarkas di Belanda.
Hujan datang dan mengubah jalannya balapan, apa strategi Anda?
Kami sebelumnya sudah memersiapkan diri jika hujan turun. Kami punya setelan bagus, dan kami tahu jika hujan turun, maka balapan akan dimulai ulang dengan urutan seperti di lap sebelumnya. Jadi, saya mencoba menyerang di area lintasan yang memungkinkan. Tapi, tentu tidak mudah dilakukan ketika Anda balapan dengan Rossi.
Pada akhirnya Rossi mendekat sangat cepat, apakah itu waktu untuk berhati-hati atau menentukan?
Ya, saya langsung mengambil jalur tercepat di atas lintasan, dan saya tergelincir di tikungan di mana Anda harus berada di gigi kelima. Saya mengejutkan dia saat itu, dan dia sepertinya tidak menyangka saya akan mengambil keputusan itu. Selanjutnya, saya melaju di depannya. Tapi dia langsung merespon, tidak menyerah, dan selalu menempel saya. Tapi setelan Yamaha saat itu sangat bagus ketika menghadapi tikungan-tikungan di Assen.
Saat Anda melihat bendera merah dikibarkan, apa yang langsung terlintas di balik helm Anda?
Ya, saat itu ada layar besar, dan saya melihat nama terpampang di atas daftar pebalap! Itu sungguh kebahagiaan luar biasa, mengetahui bahwa kami berhasil meraih hasil bagus.
Apa yang mungkin terjadi kalau balapan selesai tanpa interupsi? Siapa yang akan memenangi balapan, Anda, Rossi, atau Loris Capirossi?
Rossi dan saya bertarung hingga akhir balapan. Kata-kata seperti 'jika' dan 'tapi' tidak berarti apapun. Hasilnya tetap seperti itu. Tentu, saya akan mengatakan bahwa saya bisa membuat hidup Rossi lebih sulit sampai garis finis bila tidak ada bendera merah.
Setelah 14 tahun, masih ada tiga pebalap Italia, Rossi, Andrea Dovizioso, dan Andrea Iannone, yang bersaing di Assen. Apa prediksi Anda?
Rossi masih kuat, dia bisa bertarung hingga akhir dengan Jorge Lorenzo dan Marc Marquez. Dovizioso dan Iannone beberapa kali tampil impresif, tapi di beberapa kesempatan lain mereka juga kesulitan. Mereka menunjukkan potensi besar sejak musim lalu, tapi masih harus menunjukkan potensi penuh mereka.
Untuk gelar juara dunia?
Saya tidak tahu seperti apa akhirnya nanti, tapi jelas bagus untuk bisa menyaksikan kompetisi di level tinggi seperti ini. Di beberapa musim terakhir, selalu hanya ada satu pebalap yang mendominasi. Tapi musim ini ada tiga pebalap yang bersaing. Satu pebalap muncul kembali setelah lama tidak berada di area ini. Satu lagi mengejutkan dengan kemenangan beruntunnya, suatu hal yang belum pernah dia capai sebelumnya. Sedang satu lainnya, tengah melakukan sejumlah kesalahan. Tapi tiga pebalap ini tetap punya peluang menang di setiap seri balap, dan itu berlaku juga untuk gelar juara dunia.
Baca juga:
Jorge Lorenzo Berharap Tidak Ada Hujan di MotoGP Belanda