Bola.com, Valencia - Insiden yang terjadi pada MotoGP Malaysia, Minggu (25/10/2015) lalu mungkin bakal selalu dikenang sebagai bentrokan paling sengit antara Valentino Rossi dan Marc Marquez. Hampir sepanjang pekan kemarin, kedua pebalap tersebut selalu mendominasi berita utama sejumlah media.
Lantas, bagaimana efek yang mungkin bakal ditimbulkan setelah insiden tersebut? Terutama ketika musim 2016-2017 dimulai.
Dilansir Motor Sport, Senin (2/11/2015), Direktur tim Yamaha, Massimo Meregalli mengakui kalau hubungan kedua pebalapnya, Rossi dan Jorge Lorenzo tengah memanas jelang balapan terakhir musim ini di GP Valencia.
Advertisement
Baca Juga
"Saya ingin berbicara dengan mereka. Jelas sekali ada sesuatu yang rusak diantara keduanya. Bukan berarti sebelumnya mereka baik-baik saja, memang mereka bekerja sama dalam satu tim tapi faktanya mereka hanya bekerja bersama masing-masing kru," ungkap Meregalli.
Usaha meredakan tensi tinggi antara kedua pebalapnya menjadi pekerjaan yang penting bagi Meregalli. Namun, untuk membuat rencana bagi masa depan mereka di tim adalah tantangan yang berat. Sebab, baik Rossi dan Lorenzo sama-sama menyisakan kontrak di Yamaha hingga 2016.
"Kejuaraan tak akan sama seperti sekarang, karena saya tak bisa melihat Rossi dan Lorenzo bisa bekerja sama lagi. Meski mereka masih terikat kontrak, tapi saya yakin skenario akan berubah," ucap pengamat MotoGP asal Italia, Carlo Pernat.
"Musim depan akan menjadi bencana bagi Marquez dan Rossi, saya yakin itu. Setelah apa yang diucapkan Lorenzo, saya yakni Yamaha harus mengambil tindakan serius," lanjutnya.
Spekulasi soal pendepakan X-Fuera dari tim Yamaha mulai menyeruak lantaran pebalap asal Spanyol itu dianggap bersikap kontraproduktif terhadap tim dan rekan setimnya. Lorenzo malah turut menyudutkan Rossi pasca insiden tendangan yang diduga dilakukan The Doctor kepada Marquez.
Gara-gara insiden tersebut, tersiar kabar jika tim Ducati dan Honda tertarik merekrut Jorge Lorenzo. Tapi, sampai saat ini belum ada konfirmasi resmi dari kedua tim pabrikan beda negara itu.