Sukses


Wawancara Graziano Rossi: Misi Hidup Valentino adalah Balap Motor

Bola.com, Valencia - Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, harus puas menyandang kembali status runner-up MotoGP pada musim ini setelah dipecundangi rekan setimnya, Jorge Lorenzo, di seri balap pamungkas, GP Valencia, akhir pekan lalu. Di akhir balapan, Rossi mengumpulkan 325 poin, sedangkan Lorenzo meraih 330 poin.

Kekalahan tersebut jelas menyesakkan bagi The Doctor. Apalagi, sejak seri balap pertama, GP Qatar, Rossi lebih sering memimpin klasemen.

Emosi serupa turut dirasakan sang ayah, Graziano Rossi dan ibunda Rossi, Stefania. Menyaksikan langsung putranya menjalani balapan 'hidup-mati' di Sirkuit Ricardo Tormo-Cheste, Graziano mengaku sedih Rossi urung merampungkan musim balap MotoGP 2015 dengan gelar juara dunia.

Lantas, seperti apa Graziano memandang jalannya balapan di GP Valencia 2015? Bagaimana dia melihat peristiwa ironis ini akan memengaruhi karier balap motor Rossi selanjutnya?

Berikut kutipan wawancara Graziano Rossi yang dirangkum bola.com dari Cycle World.

Sebagai seorang ayah, bagaimana Anda melihat tantangan besar Valentino di GP Valencia?
Memulai balapan dari posisi paling belakang, tentu tidak mungkin bagi Valentino finis di posisi yang dia butuhkan untuk memenangi gelar juara dunia. Tapi dia menunggu sampai bendera tanda finis dikibarkan. Meskipun misi Valentino hampir tidak mungkin, kami mempunyai kepercayaan tidak terbatas untuknya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

2

Valentino selalu memimpin klasemen dan semuanya seperti berjalan di arah benar...
Tahun lalu, dia mempersiapkan diri sangat keras untuk menghadapi musim ini. Dari seri balap pertama, dia sudah membangun mimpi juara dunianya. Lalu, di seri balap-seri balap berikutnya, dia menampilkan cara membalap hebat yang orang-orang sebut merupakan musim balap terbaik.

Apakah Anda menduga penentuan gelar juara dunia antara Rossi dan Lorenzo berada di tangan orang ketiga?
Saya masih belum bisa memahami hal ini.

Apa yang ada di pikiran pertama Anda ketika Anda melihat insiden di Sepang?
Saya menonton balapan itu di rumah. Pikiran pertama saya? Vale bisa saja melakukan yang dia lakukan dan sekarang mari kita lihat apa yang akan terjadi besok. Tapi, saya tidak pernah membayangkan hal itu akan berakhir seperti ini.

Apakah benar Valentino kehilangan akal sehatnya, seperti yang banyak ditulis media?
Valentino tidak kehilangan akal sehatnya. Pasti ada masalah serius jika dia betul-betul menendang Marc Marquez, tapi itu tidak terjadi. Dia melakukan apa yang dia bisa lakukan: menanggapi upaya cari perhatian Marquez, yakni saling salip-menyalip, sedangkan Lorenzo dan Pedrosa sama-sama menjauh.

Dari sudut pandang pebalap, mudah untuk dipahami: Valentino tidak bisa terus kehilangan waktu lantaran sikap Marc yang tidak sepenuhnya ingin menyalipnya. Dia menanggapi tantangan Marquez, tapi saat insiden itu terjadi, Marc gagal melakukan pengereman sempurna sehingga akhirnya terjatuh.

Kejadian ini menjadi kesialan bagi Valentino. Dia sama sekali tidak berniat membuat Marc jatuh. Tidak ada pebalap yang ingin jatuh.

3 dari 3 halaman

3

Apakah menjadi opsi bagi Rossi untuk tetap bertahan di posisi keempat, di belakang Marc, dan menunggu?
Jika Anda punya nyali, maka Anda bisa menyingkirkan hal itu.

Menurut Anda, peristiwa ini akan memengaruhi motivasi membalap putra Anda atau tidak di masa depan?
Balap motor adalah hal yang paling dia nikmati dan yang paling dia rindukan saat ini, setelah Linda Morselli, pacarnya. Jadi, saya pikir motivasinya tidak akan berubah.

Dari mana motivasi ini berasal?
Semua orang punya mimpi dalam hidupnya. Misi untuk diselesaikan. Sebuah tujuan. Bagi Valentino, itu adalah balap motor.

Apa momen terbaik dari 20 tahun karier balap motor Valentino?
Setiap kali dia berangkat untuk balapan, saya memeluk dia, dan dia akan memeluk balik saya. Selama kariernya, hal itu terjadi lebih dari 200 kali. Momen terbaik bagi saya ialah berpelukan. Hal itu cuma terjadi di kesempatan seperti ini.

Di mana Anda melihat Valentino dalam 10 tahun ke depan?
Mungkin di Superbike bersama Yamaha. Tapi saya melihat dia di balap mobil. Atau mungkin menghabiskan waktu bersama anak-anak di Akademi VR46, membuat mereka tumbuh dan memahami kenapa dia tidak bisa mengalahkan mereka lagi, saat sedang balapan di ranch.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer