Bola.com, Valencia - Kekecewaan tak bisa ditampik ayah pebalap MotoGP flamboyan Italia Valentino Rossi, Graziano Rossi, ketika mengetahui putra kebanggaannya gagal meraih gelar juara dunia di musim 2015. Pada seri balap pamungkas GP Valencia, akhir pekan lalu, Valentino hanya bisa finis keempat setelah memulai balapan dari posisi paling belakang.
Alhasil, The Doctor hanya bisa menambah 13 poin dan menyudahi musim balap ini dengan raupan 325 poin. Sedangkan rekan setim sekaligus rival terberatnya, Jorge Lorenzo, yang finis pertama, mendulang 25 poin. Pada tabel klasemen final pebalap, Lorenzo berada di puncak dengan 330 poin.
Advertisement
Baca Juga
Meski kembali menjadi saksi hidup kudeta pahit musim kompetisi putranya, Graziano mengaku tidak terbebani. Apalagi, Valentino sudah berhenti meminta nasihatnya soal balapan sejak usia 10 tahun.
"Terakhir kali saya memberi nasihat sebagai seorang ayah dari pebalap, Valentino berusia 10 tahun," ujar Graziano, dilansir Cycle World, Selasa (10/11/2015).
"Kami sedang berada di Sirkuit Cattolica yang menjadi arena balap pocket bike dekat Misano. Vale memutuskan untuk melepas pole position-nya karena dia ingin memulai balapan dari sisi kanan sirkuit. Hal itu dia lakukan dengan alasan tikungan pertama ada di sisi kanan."
"Saya kemudian menghampiri dia di starting grid dan menyarankan bila dia memulai balapan dari sisi kiri dia bisa melewati tikungan pertama itu dari sisi luar. Tapi apa yang terjadi? Vale menatap saya di balik visor-nya dan berkata; Ayah, tinggalkan urusan ini pada aku!" lanjutnya mengenang.
Sejak saat itu, Graziano tak pernah lagi mencoba memberi nasihat kepada Valentino. Sebaliknya, mantan pebalap motor berusia 61 tahun itu memilih menyerahkan semua keputusan membalap di tangan putranya. Termasuk saat Valentino mempertaruhkan kans juara dunia ke-10 di GP Valencia.
Terlepas dari apa yang diraih Valentino pada musim ini, prestasinya di ajang balap motor sangat fenomenal. Sampai saat ini Valentino Rossi tercatat sebagai pebalap motor paling sukses sepanjang masa dengan rekor 1x juara dunia 125cc (sekarang Moto3) pada 1997, 1x juara dunia 250cc (Moto2, red) pada 1999, serta 7x juara dunia MotoGP/500cc (2001-2005, 2008, dan 2009).
"Valentino mengembangkan hasrat besarnya terhadap kecepatan. Saya pikir tidak sulit untuk mempunyai hasrat tersebut. Valentino memiliki bakat, dia menikmati balapan dan menjadikan hal itu sebagai hidupnya," kata Graziano Rossi menutup pembicaraan.