Sukses


6 Pebalap Berstatus One-hit Wonder di MotoGP

Bola.com, Jakarta - Rider Australia, Jack Miller, membuat kejutan besar dengan meraih kemenangan pertama di MotoGP pada GP Assen, 26 Juni 2016. Pertanyaannya, apakah pebalap berusia 21 tahun itu mampu menjawab prediksi sebagai calon juara dunia di masa depan atau cuma sekadar menjadi one-hit wonder?

Sejak era MotoGP diperkenalkan pada 2002, sudah ada 19 pebalap yang pernah menjadi juara seri. Mayoritas (13 rider) bisa naik podium utama lebih dari satu kali dan bahkan menjadi juara dunia.

Namun, ada enam pebalap yang berstatus one-hit wonder. Mereka cuma menang sekali dan tak mampu mengulanginya lagi sampai sekarang atau hingga pensiun dari MotoGP.

Berikut daftar pebalap berstatus one-hit wonder pada era MotoGP:

1. Tohru Ukawa (Phakisa Freeway 2002)

Tahun 2002 menandai musim pertama era MotoGP yang baru diperkenalkan sebagai nama kelas tertinggi di kejuaraan dunia balap motor grand prix. Valentino Rossi berhasil memenangi balapan pertama di Suzuka, Jepang.

Seri kedua MotoGP 2002 digelar di Phakisa Freeway, Welkom, Afrika Selatan. Max Biaggi merebut pole dan memulai lomba di depan Tohru Ukawa, Loris Capirossi, dan Rossi.

Saat itu, Ukawa menjalani musim kedua di kelas primer (500cc/MotoGP). Pebalap asal Jepang itu menjadi rekan setim Rossi di Honda. Pada balapan kandangnya, Ukawa yang menggeber RC211V gagal finis.

Namun, Ukawa sukses mengubah peruntungannya di Afrika Selatan. Pada lap terakhir, Ukawa yang sedang menempel Rossi melakukan manuver hebat untuk memimpin lomba. Rossi mencoba menyalip, tapi Ukawa mampu bertahan untuk meraih kemenangan pertama dan satu-satunya di MotoGP.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

1

2. Toni Elias (Estoril 2006)

Sirkuit Estoril mementaskan penultimate race (balapan sebelum seri terakhir) MotoGP 2006. Balapan di Portugal ini sangat krusial dalam persaingan perebutan titel antara Valentino Rossi dan Nicky Hayden. Sebelum balapan, Hayden sedang unggul 12 poin atas Rossi.

Rossi merebut pole, sedangkan Hayden start dari posisi ketiga. Saat lomba dimulai, semua mata pun fokus tertuju kepada Rossi dan Hayden.

Sama sekali tak ada yang memerhatikan Toni Elias. Pebalap asal Spanyol yang membela tim satelit Honda Gresini itu hanya memulai balapan dari grid ke-11.

Apalagi 2006 merupakan musim pertama Elias di kelas MotoGP. Hasil terbaiknya sebelum GP Portugal adalah finis keempat pada seri pembuka di Jerez, Spanyol.

Drama terjadi pada lap keempat. Hayden harus rela gagal finis setelah tabrakan dengan rekan setimnya di Repsol Honda, Dani Pedrosa!

Tanpa Hayden, Rossi berduel dengan Kenny Roberts Jr. di depan. Namun, perlahan tapi pasti Elias mulai merangsek ke depan. Setelah melewati Roberts, Elias yang tak punya beban tinggal bertarung dengan Rossi.

Setelah beberapa kali saling susul, Elias akhirnya mengalahkan Rossi jelang garis finis dengan keunggulan hanya 0,002 detik! Kemenangan Elias berpengaruh besar terhadap hasil akhir perebutan gelar musim 2006. Elias menjadi pebalap satelit terakhir yang memenangi balapan MotoGP sebelum Jack Miller juara di Assen.

3 dari 6 halaman

2

3. Troy Bayliss (Valencia 2006)

Setelah Nicky Hayden gagal finis di Estoril, keuntungan ganti berada di pihak Valentino Rossi. The Doctor unggul delapan poin pada seri terakhir musim 2006 di Valencia.

Rossi semakin di atas angin karena meraih pole dan Hayden start ketiga. Ducati tak bisa menurunkan Sete Gibernau karena cedera dan posisinya digantikan juara dunia baru Superbike, Troy Bayliss.

Bayliss punya pengalaman tiga tahun berkiprah di MotoGP pada 2003-2005 dan pernah empat kali naik podium, termasuk di Valencia pada 2004. Pada comeback-nya di MotoGP, rider Australia itu start kedua.

Fokus utama balapan mengarah kepada Rossi versus Hayden. Namun, Byaliss mampu mencuri perhatian. Dia berhasil jadi pemenang dengan mengalahkan Loris Capirossi dan Hayden yang akhirnya jadi juara dunia karena Rossi cuma finis ke-13 setelah terjatuh pada awal lomba.

4 dari 6 halaman

3

4. Chris Vermeulen (Le Mans 2007)

Chris Vermeulen melakoni debut semusim penuh di MotoGP bareng tim Rizla Suzuki pada 2006. Pebalap asal Australia itu langsung tampil impresif dan naik podium kedua pada balapan kandang di Phillip Island.

Pada awal musim keduanya, Vermeulen belum meraih hasil memuaskan hingga seri keempat. Vermeulen baru mulai unjuk gigi pada balapan kelima di Le Mans, Prancis.

Jelang balapan, Casey Stoner memimpin klasemen di atas Valentino Rossi. Keduanya mengisi baris terdepan grid bareng Colin Edwards dan Carlos Checa.

Vermeulen kesulitan pada kualifikasi dan hanya memulai balapan dari posisi ke-12. Namun, perubahan kondisi cuaca pada pertengahan lomba menguntungkan Vermeulen.

Saat lomba menyisakan 19 lap lagi, hujan turun dan para pebalap masuk pit untuk mengganti motor dengan ban basah. Saat itulah Vermeulen memperlihatkan kapasitas sebagai rain master. Dia unggul jauh di depan dan menang dengan selisih 12,5 detik di depan Marco Melandri dan Stoner.

5 dari 6 halaman

4

5. Andrea Dovizioso (Donington Park 2009)

Seperti yang kerap terjadi pada GP Inggris, cuaca pada balapan edisi 2009 di Donington Park juga berubah-ubah.

Valentino Rossi, Dani Pedrosa, dan Jorge Lorenzo start dari baris terdepan. Namun, hujan dan panas yang datang silih berganti membuat para pebalap kesulitan menguasai trek. Bahkan, Lorenzo crash dan gagal finis.

Di tengah kondisi balapan yang sulit, Andrea Dovizioso mampu tampil impresif. Start dari posisi kelima, Dovisioso yang kala itu membela Honda terlihat tenang sejak awal lomba hingga akhirnya finis terdepan.

Bagi Dovizioso, itu merupakan kemenangan pertama dan satu-satunya di MotoGP hingga saat ini.

6 dari 6 halaman

5

6. Ben Spies (Assen 2011)

Pada awal kemunculannya di MotoGP, Ben Spies langsung mencuri perhatian. Saat debut musim penuh pertama bareng Yamaha Tech 3 pada 2010, rider AS itu mampu meraih dua podium untuk menempati posisi keenam klasemen akhir.

Atas prestasinya itu, Spies dipromosikan ke tim factory Yamaha pada 2011 untuk menggantikan Valentino Rossi yang pindah ke Ducati.

Musim pertamanya di tim factory Yamaha tak berjalan mulus. Dari enam seri awal, Spies tiga kali gagal finis dan cuma sekali menorehkan podium di Catalunya.

Spies akhirnya mulai meredakan segala keraguan pada seri ketujuh di Assen. Untuk pertama kali pada musim 2011, Spies start dari baris terdepan di posisi kedua di belakang Marco Simoncelli.

Spies melakukan start dengan baik dan merebut posisi terdepan setelah Simoncelli terjatuh bareng Jorge Lorenzo. Tampil tenang, Spies mampu menjaga jarak dengan rival hingga finis pertama di depan Casey Stoner dan Andrea Dovizioso.

Namun, Spies gagal mengulangi pencapaian di Assen. Digadang-gadang sebagai calon juara dunia baru, Spies tak mampu memenuhi ekspektasi karena sering terjatuh. Spies akhirnya dilepas Yamaha pada akhir 2012 dan bergabung dengan Pramac Ducati. Dia cuma tampil dalam dua seri bareng Pramac Ducati sebelum memutuskan pensiun dini karena digerogoti cedera kronis.

Video Populer

Foto Populer