Bola.com, Jakarta - Ajang MotoGP 2016 hanya tinggal menyisakan lima seri lagi. Akhir pekan ini, Minggu (25/9/2016), Marc Marquez dan Valentino Rossi, dua pebalap teratas pada klasemen sementara akan tampil di MotoGP Aragon.
Advertisement
Baca Juga
Rossi, sedang berusaha mengejar gelar juara dunia ke-10 sepanjang karirnya. Namun perjuangan pebalap berusia 37 tahun itu tak mudah.
Marquez yang berada di pucuk klasemen sedang unggul jauh, yaitu 43 poin. Selain harus tampil bagus di sisa musim, Rossi menghadapi faktor-faktor yang mungkin bisa memusnahkan harapannya.
Apa saja hal yang bisa membuat Rossi gagal meraih gelar juara dunia 2016?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Konsistensi Marquez
1. Konsistensi Marc Marquez
Marc Marquez pada musim balap MotoGP 2016 menjadi seteru terberat Valentino Rossi. Juara dunia 2013 dan 2014 itu menjelma jadi lawan tangguh karena konsistensinya dalam 13 seri yang sudah digelar.
Marquez memang hanya tiga kali naik podium tertinggi, yaitu di Argentina, Amerika, dan Jerman. Namun pebalap Spanyol itu konsisten meraih angka pada tiap seri dan tak pernah sekalipun gagal finis.
Ia hanya sekali terpuruk di posisi 13 kala berlomba di MotoGP Prancis. Sementara pada 12 lomba lainnya, pebalap berjuluk The Baby Alien itu tak pernah terlempar dari posisi lima besar saat menjejak finis.
Pada empat lomba terakhir, Marquez selalu finis di belakang Rossi. Namun rider Spanyol itu tak pernah ketinggalan jauh dari Rossi. Efeknya, keunggulan selisih poin yang dipunyai Marquez tak terlalu banyak tereduksi.
Advertisement
2. Inkonsistensi Rossi
2. Inkonsistensi Rossi
Kebalikan dari Marc Marquez, penampilan Valentino Rossi pada musim MotoGP 2016 tidak konsisten, terutama sebelum jeda musim panas. Dalam 13 seri MotoGP 2016 yang sudah berjalan, Rossi dua kali gagal menyelesaikan balapan, yaitu pada seri Amerika dan Italia.
Soal koleksi juara, Rossi meraih dua kali podium tertinggi di Spanyol yang merupakan negara asal Marquez. The Doctor musim ini masuk finis pada posisi terdepan di seri Jerez dan Catalunya.
Selain dua kali gagal finis dan meraih poin, Rossi juga sempat terlempar dari posisi empat besar kala berlomba di seri Jerman dan finis di posisi delapan. Padahal saat itu Marquez justru menjadi juara. Hal-hal seperti ini yang membuat selisih poin Marquez dan Rossi menjadi makin jauh.
3. Selisih Poin
3. Selisih Poin Terlalu Jauh
Penampilan Marquez yang konsisten meraih poin dan performa Rossi yang beberapa kali gagal finis membuat selisih poin keduanya cukup jauh. Hal ini yang membuat Rossi harus bekerja ekstra keras untuk bisa mengejar rivalnya.
Namun kerja keras saja tak cukup. Selain harus finis di posisi yang bagus dan tentu saja berada di depan Marquez, Rossi masih harus berharap sang rival meraih hasil buruk pada lima seri yang tersisa musim ini.
Sebelum tampil di MotoGP Aragon, Marquez berada di posisi pertama dengan 223 poin. Ia unggul 43 poin dari Rossi yang berada di urutan dua klasemen sementara.
Kalaupun Rossi selalu menang di lima seri yang tersisa, ia tetap akan gagal menjadi juara dunia seandainya Marquez bisa selalu finis tepat di belakangnya. Kondisi ini tentu akan membuat beban Rossi untuk mengejar perolehan poin Marquez semakin berat.
Advertisement
4. Konflik Lawan Lorenzo
4. Perseteruan dengan Jorge Lorenzo
Musim lalu, Rossi bersaing dengan rekan setimnya, Jorge Lorenzo, dalam perebutan gelar juara dunia. Namun pada dua seri terakhir di Sepang dan Valencia, ia malah terlibat perseteruan panas lawan Marquez.
Saat tampil di Sepang, Rossi bersenggolan dengan Marquez saat berusaha mengejar Lorenzo. Akibatnya, Marquez terjatuh dan Rossi didakwa bersalah. Sebagai hukuman, pada seri terakhir di Valencia, Rossi harus start dari urutan paling buncit.
Pada akhirnya, The Doctor hanya bisa finis di posisi empat dan gelar juara dunia melayang ke tangan Lorenzo. Selisih lima poin antara Lorenzo dan Rossi tentu terasa menyakitkan karena sebelum seri terakhir digelar Rossi masih ada di puncak klasemen sementara.
Kini Rossi menghadapi situasi yang mirip. Bedanya, sekarang ia berseteru dengan Lorenzo sambil bersaing dengan Marquez dalam usaha memperebutkan gelar juara dunia.
Pada seri terakhir di MotoGP San Marino, Rossi terang-terangan memperlihatkan perseteruan dengan rekan setimnya itu. Saat sesi konferensi pers usai lomba, keduanya terlibat debat panas karena Lorenzo menilai Rossi melakukan manuver yang berbahaya.
Jika tak bisa mengontrol emosi, Rossi bisa kembali dirugikan akibat berseteru dengan pebalap lain seperti Lorenzo. Padahal sejatinya Valentino Rossi harus fokus pada usaha mengejar Marc Marquez dalam usaha memperebutkan gelar juara dunia MotoGP 2016.