Bola.com, Aragon - Eks bintang 500cc, Randy Mamola, buka suara soal sikap Valentino Rossi di dalam dan di luar trek yang belakangan sedang menjadi sorotan. Pria asal AS itu menyebut The Doctor perlu memperbaiki tingkah lakunya.
Advertisement
Baca Juga
Rossi terlibat dalam dua kontroversi pada MotoGP San Marino di Misano. Pebalap Yamaha itu mengacungkan jari tengah ke arah rider Suzuki, Aleix Espargaro, pada sesi latihan bebas dan beradu argumen dengan rekan setimnya, Jorge Lorenzo, saat konferensi pers.
Insiden pertama memicu FIM mengeluarkan peraturan baru yang intinya para pebalap akan mendapat sanksi berupa denda jika memperlihatkan gestur ofensif dan provokatif.
"Saya mendukung keputusan FIM. Buat saya meminta pebalap berperilaku sopan bukan hal yang berlebihan. Terkadang mereka yang ada di paddock lupa bahwa ada jutaan orang yang menonton balapan," kata Mamola dalam kolom di situs Motorsport.
"Memang tak mudah karena rivalitas di antara beberapa rider sangat hebat. Namun, saya yakin usaha ini akan menghasilkan konsekuensi yang positif bagi semua orang yang mencintai MotoGP. Pebalap harus lebih berhati-hati dalam bersikap karena citra yang buruk dapat menimbulkan kerugian besar," ujar Mamola.
Peraturan baru FIM langsung memakan korban. Menariknya, yang terkena hukuman adalah anak didik Rossi di VR46 Racing Academy yang berlomba di kelas Moto3, Nicolo Bulega. Rider Sky Racing Team VR46 berusia 16 tahun itu didenda 300 euro (4,3 juta rupiah) karena melakukan aksi yang sama seperti Rossi pada MotoGP Aragon akhir pekan lalu.
"Gestur yang dilakukan anak muda seperti Bulega dengan mengacungkan jari tengah ke pebalap lain efeknya akan lebih besar ketimbang aksi Valentino Rossi kepada Aleix Espargaro," kata Mamola.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Memimpin dengan Contoh
Panasnya persaingan pada pengujung musim 2015 bukan hanya menimbulkan konflik antar pebalap, tapi lebih jauh lagi memicu konfrontasi para fans rider yang terlibat perseteruan, baik di dunia maya maupun di sirkuit secara langsung.
Karena bentuk dukungan kepada pebalap sudah tak sehat, pihak penyelenggara balapan sampai harus meminta penonton yang hadir di tribune agar bisa berperilaku sopan dan menghindari tingkah laku buruk seperti menyoraki pebalap di podium.
Namun, di mata Mamola akan sulit meminta penonton untuk berperilaku lebih sopan jika para pebalap tak memberikan contoh yang baik. Pria yang kini berprofesi sebagai komentator itu mengambil contoh insiden adu mulut antara Rossi dan Lorenzo.
"Apa yang terjadi di Misano seolah membenarkan fakta bahwa mustahil bagi Valentino dan Jorge berada dalam satu tim. Itulah mengapa saya merasa perpisahan mereka tahun depan merupakan sesuatu yang bagus. Terkait kasus di Misano, MotoGP menghadapi berbagai macam masalah yang memerlukan penanganan berbeda. Dalam hal ini saya berbicara tentang tingkah laku pebalap saat tampil dalam siaran langsung televisi," ujar Mamola.
Di Misano, Lorenzo mengungkap sisi buruk Rossi. X-Fuera mengatakan Rossi kerap tak menghormati pebalap lain karena sering berbicara dengan seseorang yang berada di sebelahnya saat rider lain sedang menjawab pertanyaan dari awak media dalam konferensi pers.
"Hal itu membuat fotografer lebih fokus mengambil gambar Rossi. Secara logika, pebalap yang sedang berbicara pasti jengkel dengan suara berisik kamera," kata Mamola.
Mamola lantas mengungkapkan bahwa Casey Stoner pernah berhenti berbicara saat sedang menjawab pertanyaan dalam konferensi pers karena Rossi malah asyik berbincang dengan pebalap lain. Stoner lalu memberikan tatapan tajam ke arah Rossi hingga akhirnya Rossi menutup mulutnya sebelum mulai berbicara lagi.
"Masalahnya adalah menemukan seseorang yang berani mengkonfrontasi Valentino Rossi dan mengatakan kepadanya tentang apa yang dipelajari anak-anak di taman kanak-kanak: menyela seseorang yang sedang berbicara meski cuma berbincang pelan merupakan sikap yang sangat tidak sopan," ujar Randy Mamola, yang meraih 13 kemenangan dan 57 podium selama 13 tahun berkarier di kejuaraan dunia balap motor grand prix.
Advertisement