Bola.com, Motegi - Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, menyebut persaingan dengan rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi, pada MotoGP 2016 membuat dirinya sangat tertekan. Si Bayi Alien mengaku belum pernah merasakan tekanan sebesar ini sejak melakukan debut di MotoGP pada 2013.
Marquez langsung jadi juara dunia pada musim pertamanya di MotoGP. Pebalap asal Spanyol itu lalu sukses mempertahankan titelnya dengan mendominasi musim 2014.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Marquez kalah bersaing dengan Rossi dan Jorge Lorenzo pada MotoGP 2015 karena sering crash. Rider berusia 23 tahun itu juga terlibat kontroversi dengan Rossi.
Marquez terancam kembali berada di bawah bayang-bayang duo Yamaha pada MotoGP 2016 karena Honda tak kompetitif saat pramusim.
Sadar tak mengendarai motor terbaik dan belajar dari pengalaman musim 2015, Marquez memutuskan mengubah gaya balapnya menjadi lebih konservatif. Jika situasi tak memungkinkan, dia lebih memilih tak menang ketimbang kehilangan banyak poin.
Dengan strategi baru, Marquez memulai musim secara lamban dan tertinggal dari Lorenzo. Namun, karena konsisten naik podium, Marquez akhirnya mampu menguasai klasemen selepas seri ketujuh di Catalunya pada 5 Juni.
Selepas jeda musim panas, Marquez punya musuh baru, yaitu Rossi. Bahkan, keunggulan Marquez terus terpangkas karena selalu kalah dari Rossi dalam empat balapan beruntun. Situasi yang diakui Marquez membuatnya agak gugup.
Namun, kemenangan di Aragon membuat Marquez kembali percaya diri. Beban di puncak Marquez akhirnya benar-benar hilang usai menyegel titel di Motegi, Jepang, akhir pekan lalu.
"Pada 2013, saya sama sekali tak merasakan tekanan apapun. Namun, tahun ini saya merasakannya. Bahkan, saya tak bisa menjelaskannya dengan kata-kata. Mungkin karena saya belum pernah merasakan tekanan sebesar ini sebelumnya," kata Marquez seperti dikutip dari Autosport.
Marquez menambahkan tekanan yang besar itu membuat dirinya seolah kehilangan jati diri. Senyum yang biasa tersungging di bibirnya kerap tak terlihat.
"Anggota tim sampai meminta saya untuk menikmati balapan dan tersenyum karena melihat saya tak seperti Marc yang sesungguhnya. Tekanan yang sangat besar, terutama di awal musim, memang membuat saya kadang lupa menikmati balapan," ujar Marquez.
"Tahun lalu saya membuat beberapa kesalahan dan saya tak mau mengakhiri musim seperti tahun lalu. Akhir musim lalu sangat berat buat saya," tutur Marquez.
Marc Marquez pantas juara MotoGP 2016 karena lebih konsisten ketimbang Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Marquez selalu meraih poin pada setiap balapan, sedangkan Rossi sudah empat kali gagal finis dan Lorenzo tiga kali tak mampu menyelesaikan lomba, termasuk di Motegi.