Bola.com, Berlin - Saat akan melakoni debut di kelas Moto3 kejuaraan dunia balap motor grand prix dalam usia 15 tahun pada 2015, Fabio Quartararo mendapat ekspektasi tinggi. Bahkan, media menjuluki pebalap asal Prancis itu sebagai The Next Marc Marquez.
Quartararo datang dengan status sebagai dua kali juara Moto3 CEV. Selain itu, dia juga bergabung dengan tim Estrella Galicia 0,0. Manajer tim tersebut ialah Emilio Alzamora yang tak lain merupakan mentor Marc Marquez.
Advertisement
Baca Juga
Awal perjalanan Quartararo terlihat mulus. Saat pertama kali menjajal motor Moto3 grand prix dalam tes di Valencia pada November 2014, dia bisa lebih cepat 0,3 detik dari waktu pole di Valencia.
Quartararo kembali tampil dominan pada tes resmi IRTA pertama di Valencia pada Februari 2015. Puncaknya, dia memecahkan rekor lap pada tes kedua di Jerez.
Namun, ketika musim sudah dimulai, pencapaian Quartararo tak sesuai harapan. Sempat naik podium kedua di Austin dan Assen, dia juga empat kali gagal finis. Patah pergelangan kaki kanan akibat crash pada sesi latihan bebas kedua di Misano memaksa Quartararo absen dalam empat dari enam seri terakhir musim. Dia pun harus puas hanya mengakhiri musim di peringkat ke-10 dengan 92 poin.
"Tahun pertama saya sudah sangat sulit karena media menjuluki saya sebagai The Next Marc Marquez. Sangat sulit bagi saya untuk memperlihatkan penampilan bagus saat balapan. Hal itu benar-benar membebani saya," kata Quartararo seperti dikutip dari Speedweek, Minggu (15/1/2017).
Pada musim keduanya di Moto3, Quartararo pindah ke tim Leopard Racing. Namun, peruntungannya tak berubah. Bahkan, pencapaiannya lebih buruk. Hasil terbaik Quartararo hanyalah dua kali finis keempat. Dia pun cuma berada di peringkat ke-13 klasemen akhir dengan 83 poin.
Meski gagal memenuhi ekspektasi pada dua musim pertamanya di Moto3, bakat Quartararo tetap dilirik tim papan atas Moto2, Paginas Amarillas HP40. Dia akhirnya direkrut tim milik Sito Pons itu sebagai suksesor Alex Rins yang naik ke kelas MotoGP pada 2017.
"Jika tak bergabung dengan tim Moto2 yang kompetitif, mungkin saya akan tetap di Moto3 setahun lagi. Sangat penting bagi saya untuk berprestasi pada musim 2017. Saya meneken kontrak selama dua tahun. Jika bisa mengalahkan diri sendiri, impian saya membalap di MotoGP mungkin akan terwujud. Namun, saya harus bekerja ekstra keras," tutur Quartararo.
Pada tes Moto2 di Valencia, akhir November 2016, Quartararo menempati posisi keenam. Dia terpaut 1,6 detik dengan pebalap tercepat Takaaki Nakagami.
"Saya merasa nyaman dengan motor Kalex sejak tes pertama. Motornya memang lebih besar. Begitu pula dengan tenaga yang dihasilkan. Namun, secara fisik kini saya merasa lebih cocok dengan motor Moto2 ketimbang Moto3. Bisa dibilang motor dan tim ini sangat fantastis," kata Quartararo.
Apabila bisa berprestasi pada Moto2 2017, Fabio Quartararo berpeluang mewujudkan mimpinya naik ke kelas MotoGP dalam waktu dekat. Bukan mustahil pula dia benar-benar mengikuti jejak Marc Marquez dengan menjadi juara dunia MotoGP.