Bola.com, Jakarta - Pada Kamis (16/2/2017), Valentino Rossi tepat berusia 38 tahun. Usia rider berjuluk The Doctor itu sudah tak bisa dibilang muda lagi untuk seorang pebalap. Meski demikian, dia belum menunjukkan tanda-tanda bakal pensiun.
Advertisement
Rossi merayakan hari jadi di Sirkuit Phillip Island, Australia, yang berjarak 16.040 km dari kampung halamannya di Tavullia, Italia. Pebalap Movistar Yamaha itu sedang menjalani tes pramusim resmi MotoGP 2017.
Tak ada pesta besar-besaran pada hari istimewa Rossi. Berdasarkan foto yang diunggah akun Twitter resmi Movistar Yamaha, Rossi hanya melakukan perayaan sederhana bersama timnya di ruang hospitality Tim Garpu Tala.
Rossi mendapat kue ulang tahun yang berhias satu buah lilin. Namun, Rossi tak menginginkan hanya meniup satu lilin, bukan juga 38, atau 20 (akhir musim ini bertepatan dengan peringatan 20 tahun gelar pertamanya di kelas 125cc pada 1997).
Rossi berharap bisa meniup 10 lilin yang menggambarkan 10 gelar. Ya, salah satu alasan Rossi masih beredar hingga saat ini adalah ambisi merebut titel ke-10 sepanjang karier di kejuaraan dunia balap motor grand prix.
Happy birthday, @ValeYellow46! pic.twitter.com/tYQWWDoBJp
— Yamaha MotoGP (@YamahaMotoGP) February 16, 2017
Usia terbukti bukan penghalang bagi Rossi. Dia masih tetap kompetitif. Dalam tiga tahun terakhir, Valentino Rossi selalu menjadi runner-up. Rossi punya peluang untuk mewujudkan impian meraih titel ke-10 karena memiliki tiga bahan dan resep untuk melakukannya. Apakah itu?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bakat Alami
1. Bakat Alami
Memburu gelar ke-10 dalam usia 38 tahun bukan perkara mudah. Sepanjang sejarah, belum pernah ada pebalap yang menjadi juara dunia dalam usia 38 tahun atau kembali merebut titel setelah delapan tahun (gelar terakhir Rossi didapat pada 2009).
Namun, dalam kasus Rossi segalanya menjadi masuk akal. Rossi punya talenta yang luar biasa. Jika bukan karena bakat alami, sulit bagi seorang pebalap hanya mengandalkan usaha dan kegigihan untuk terus berada di level tertinggi selama bertahun-tahun.
Bukan tanpa alasan Rossi dijuluki The Doctor. Dia memang jenius. Apa buktinya?
Pada era motor 500cc yang motornya belum canggih, Rossi bisa menang.
Pada era MotoGP yang teknologinya semakin mutakhir, Rossi bisa menang.
Dengan ban Michelin atau Bridgestone, Valentino Rossi bisa menang.
Menghadapi rival lintas generasi, mulai dari Kenny Roberts Jr., Max Biaggi, Sete Gibernau, Nicky Hayden, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, Marc Marquez, hingga pebalap generasi Maverick Vinales yang baru berusia satu tahun ketika Rossi debut di balapan grand prix, The Doctor juga bisa menang.
Jadi, jangan heran jika Rossi kembali menjadi kandidat juara pada MotoGP 2017.
What's it like to coach @ValeYellow46 and @maverickmack25? Let us show you... #AusTest #MovistarYamaha #MotoGP pic.twitter.com/VRrr0lommq
— Yamaha MotoGP (@YamahaMotoGP) February 16, 2017
Advertisement
Motivasi Ekstra
2. Motivasi Ekstra
Talenta saja tak cukup untuk membuat Rossi awet di MotoGP dan tetap berprestasi. Ada bumbu-bumbu lain sehingga Rossi seolah enggan meninggalkan balap motor.
Pelengkap bakat alami Rossi adalah kombinasi kecintaan terhadap balap motor dan hasrat untuk menang. Tanpa dua hal itu, mungkin Rossi sudah mengikuti jejak Casey Stoner.
Rossi selalu terlihat awet muda karena sering berlatih dan bergaul dengan para pebalap-pebalap muda. Semangat anak-anak muda tersebut ternyata menular kepada Rossi sehingga dia bisa terus lapar akan gelar.
"Rossi masih sangat kompetitif dalam usia yang sudah tak muda lagi sungguh fenomenal. Jelas dia punya potensi meraih titel ke-10," kata bos Movistar Yamaha, Lin Jarvis, seperti dikutip Crash, beberapa waktu lalu.
Keberuntungan
3. Keberuntungan
Selain bakat alami dan motivasi, modal terakhir yang dimiliki Rossi adalah keberuntungan.
Sepanjang karier, Rossi sangat jarang cedera serius. Paling parah adalah ketika dia mengalami patah tulang tibia akibat crash di Mugello, Italia, pada 2010. Cedera itu memaksa Rossi absen dalam empat seri.
Jika tak dinaungi dewi fortuna, bisa saja Rossi senasib seperti Mick Doohan, Alberto Puig, atau Sito Pons yang mengakhiri karier karena cedera kronis.
Itulah resep kue ulang tahun istimewa Valentino Rossi. Semua orang bisa meniup lilin pada ulang tahun ke-38. Semua juara dunia juga bisa merayakan peringatan 20 tahun titel pertama mereka. Hanya dua pebalap (Giacomo Agostini dan Angel Nieto) yang bisa merebut dua digit titel. Namun, belum satu pun pebalap yang bisa merebut titel dalam usia 38 tahun. Valentino Rossi bisa menjadi yang pertama menorehkan sejarah itu.
2 days later & it's the real "Valentino's Day"...
— MotoGP™ (@MotoGP) February 16, 2017
Happy birthday @ValeYellow46! Hope you're having a great day🎂🎉 #MotoGP pic.twitter.com/i4sloMQPk1
Happy birthday, @ValeYellow46!! 💪🏻💪🏻 Te deseamos un año lleno de victorias con @yamahamotogp 🎉🎉 pic.twitter.com/5vD0u1uzF3
— Movistar España (@movistar_es) February 16, 2017
Advertisement