Bola.com, Phillip Island - Teknisi Honda dan Suzuki mengaku masih belum 100 persen mengembangkan perangkat elektronika (ECU). Sementara teknisi Yamaha dan Ducati melihat tak ada yang bisa dikembangkan dari ECU tunggal yang dipakai sejak MotoGP 2016 tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Seperti diketahui, sejak MotoGP 2016 semua tim diwajibkan memakai ECU yang sama, yaitu Magneti Marelli. Regulasi ini membuat beberapa tim pabrikan mengaku kesulitan untuk menciptakan motor yang sangat kompetitif.
"Ini cerita tanpa akhir. Saya akan mengatakan kami hanya menggunakannya 70-80 persen. Kami masih kehilangan 20 persen ruang untuk dikembangkan," kata kepala teknisi Suzuki, Ken Kawauchi, seperti dikutip Speedweek, Senin (6/3/2017).
Sementara Honda sedikit lebih baik. Kepala teknisi Honda, Tetsuhiro Kuwata, menyebut timnya sudah 99 persen dalam pengembangan ECU.
"Kami belum 100 persen. Meskipun mungkin kami sudah mencapai 99 persen, kami harus terus bekerja untuk membuatnya menjadi lebih baik," ujar Kuwata.
Berbeda dengan Honda dan Suzuki, Yamaha dan Ducati merasa tak bisa mengembangkan ECU Magnetti Marelli. Regulasi itu dinilai membuat semua tim dalam level yang sama saat ini.
"Dari sisi performa, tak ada pengembangan besar yang bisa diharapkan. Di sisi lain, kami harus bisa mencapai tingkat keamanan yang diinginkan," ujar Kouichi Tsuji, teknisi Yamaha.
"Kami tak bisa mengembangkan mereka lebih lanjut. Kami semua pada level yang sama saat ini," timpal tim principal Ducati, Gigi Dall'Igna.
Pernyataan Dall'Igna mungkin ada benarnya. Hal ini terlihat dari hasil pada balapan MotoGP 2016. Seperti diketahui, empat tim pabrikan ini mampu menempatkan pebalap mereka menjadi pemenang seri balapan.
Bahkan, ada dua tim satelit yang mampu menjuarai seri balapan, yaitu Marc VDS lewat aksi Jack Miller di MotoGP Belanda dan LCR Honda melalui Cal Crutchlow yang menguasai balapan MotoGP Republik Ceko dan Australia.