Bola.com, Tavullia - Valentino Rossi dinilai sudah berada di pengujung karier. Dalam usia yang telah menginjak 38 tahun, dia diyakini tak akan sekompetitif sebelumnya.
Pada 2016, The Doctor meneken kontrak baru berdurasi dua tahun dengan Yamaha. Jika menyesuaikan dengan durasi kontrak, pebalap asal Italia itu masih akan balapan di MotoGP sampai 2018 atau saat usianya sudah 39 tahun.
Advertisement
Baca Juga
Sudah menjadi rahasia umum kalau pemilik VR46 Rider Academy itu punya urusan yang belum selesai di MotoGP. Dia berambisi merebut titel ke-10 sepanjang karier.
Karena itu, MotoGP 2017 akan menjadi musim yang sangat krusial bagi Rossi. Apa yang terjadi pada musim depan dipercaya bisa menentukan masa depan sembilan kali juara dunia itu di MotoGP.
Situs Autobild versi Spanyol, mengungkap beberapa kondisi yang bisa membuat Valentino Rossi memutuskan pensiun pada 2017. Berikut ini adalah lima faktor yang berpotensi bikin Rossi mengakhiri karier sebelum kontrak barunya bersama Yamaha habis pada 2018:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gagal Jadi Juara Dunia Lagi
1. Gagal Jadi Juara Dunia Lagi
Meski sudah veteran, Valentino Rossi belum kehilangan taji. Dia masih mampu bersaing dengan rival-rival yang lebih muda seperti Jorge Lorenzo (29 tahun), Marc Marquez (24), dan Maverick Vinales (22).
Performa Rossi masih konsisten. Buktinya, dia selalu jadi runner-up dalam tiga musim terakhir. Bahkan, Rossi hampir jadi juara dunia pada MotoGP 2015 andai tak tersandung insiden kontroversial dengan Marquez. Pada musim 2016 juga dia lebih kuat, tapi banyak melakukan kesalahan dan kerap tak dinaungi Dewi Fortuna.
Namun, status runner-up tak akan bisa memuaskan pebalap sekaliber Rossi. Apalagi dia sudah puasa gelar sejak 2009.
Musim 2017 akan menjadi momen penentuan Rossi. Kalau kembali gagal merebut gelar, ada kemungkinan dia akan memutuskan pensiun karena usia dan rival kuat yang lebih segar membuatnya menyadari bakal lebih sulit bersaing pada 2018.
Advertisement
Performa Motor Yamaha YZR-M1
2. Performa Motor Yamaha YZR-M1
Pada awal musim MotoGP 2016, Yamaha memiliki motor terbaik di grid. Namun, saat musim sudah berjalan, pengembangan yang dilakukan Yamaha tak berjalan mulus.
Akibatnya, Tim Garpu Tala mulai tertinggal dari para rival. Kalah kompetitif, Rossi tak bisa menang lagi dan kehilangan peluang menjadi juara dunia.
Performa YZR-M1 pada musim 2016 mendapat sorotan dari Rossi. Dia pun meminta Yamaha menciptakan motor yang lebih kompetitif pada 2017.
Rossi sudah menjajal YZR-M1 pada tes pramusim MotoGP 2017. Namun, kesan pertamanya belum positif.
Rossi dan Yamaha masih punya kesempatan meningkatkan performa motor pada musim dingin hingga musim 2017 dimulai. Namun, kalau kejadian musim 2016 terulang lagi pada tahun depan, Rossi mungkin akan memutuskan berhenti.
Sosok Maverick Vinales
3. Sosok Maverick Vinales
Berpisah dengan Jorge Lorenzo yang hengkang ke Ducati, tak serta-merta melapangkan jalan Rossi pada 2017. Pengganti Lorenzo tak kalah bagus, yaitu Maverick Vinales.
Vinales tak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan YZR-M1. Dia langsung menebar ancaman dengan menjadi yang tercepat pada beberapa sesi tes pramusim MotoGp 2017.
Performa bagus pada tes pramusim membuat rumah-rumah taruhan Eropa menempatkan Vinales di posisi kedua dalam bursa calon juara dunia MotoGP 2017 di bawah sang juara dunia bertahan Marc Marquez. Bahkan, para pejudi menjagokan Vinales mengalahkan Rossi.
Pebalap muda dengan rasa lapar gelar yang besar tentu akan menjadi masalah baru buat Rossi. Jika bisa memenuhi ekspektasi, Vinales bisa memaksa sang idola turun gunung lebih cepat.
Advertisement
Sukses Raih Titel Ke-10
4. Sukses Raih Titel Ke-10
Valentino Rossi bisa pensiun lebih awal bukan hanya karena dipicu hasil kurang baik. Kesuksesan juga bisa membuat The Doctor mundur.
Rossi belum mau pensiun sampai sekarang karena masih mengejar mimpi merebut titel ke-10 sepanjang karier. Kalau bisa merealisasikan impian itu pada 2017, bisa jadi Rossi sudah kehilangan motivasi untuk melanjutkan kiprahnya di MotoGP pada 2018.
Apalagi banyak olahragawan yang memutuskan pensiun saat sedang berada di puncak prestasi. Bukan tak mungkin Rossi nantinya melakukan hal yang sama.
Cedera Parah
5. Cedera Parah
Valentino Rossi merupakan pebalap yang konsisten. Pada 2015, Rossi tercatat sebagai pebalap yang paling jarang terjatuh.
Dibanding rival-rivalnya, dia sangat jarang mengalami kecelakaan hebat. Sepanjang karier, Rossi baru sekali absen panjang akibat insiden, yaitu pada 2010. Saat itu, Rossi crash pada balapan kandangnya di Mugello. Dia menderita patah tulang tibia kaki kanan dan harus absen dalam empat seri.
Balapan MotoGP saat ini tak bisa ditebak. Dengan ban Michelin, pebalap yang jarang terjatuh pun bisa mencium aspal apalagi dalam kondisi hujan.
Meski tak diharapkan terjadi, Rossi bisa saja terlibat dalam insiden. Kalau mengalami cedera parah, Rossi sulit pulih dengan cepat terkait faktor usia. Bahkan, bukan tak mungkin dia harus pensiun.
Advertisement