Bola.com, Jakarta - Tim Honda memiliki sejarah sangat panjang di ajang balap motor dunia. Tak heran, pabrikan asal Jepang tersebut menyandang status sebagai tim pabrikan di balap motor dunia dengan raihan gelar terbanyak.
Petualangan Honda di ajang Grand Prix (GP) dimulai pada 1960, tapi saat itu baru berkiprah di kelas 125cc dan 250cc. Mereka baru bertarung di kelas tertinggi (500cc) pada 1966 dan pada saat bersamaan juga turun di kelas 50cc, 125cc, 250cc, dan 350cc.
Advertisement
Baca Juga
Hampir sulit dipercaya, Honda menyapu bersih gelar juara di tiap kelas. Honda meraih total 138 kemenangan pada tahun tersebut, sebelum undur diri sejenak pada 1967. Prestasi gemilang tersebut menunjukkan Honda memiliki teknologi untuk bersaing di kancah balap motor dunia, serta langsung melambungkan nama Honda secara global.
Honda tak lama-lama menepi dari lintasan. Pada November 1977 tim tersebut mengumumkan kembali turun di kelas tertinggi alias 500cc.
Masa keemasan Honda dimulai pada 1984, saat NSR500 melakukan balapan debut, hingga 2002. Motor andalan Honda tersebut menghasilkan 11 juara dunia pebalap dan 14 titel konstruktor. Tahun 1997 bakal dikenang sebagai musim terbaik Honda, dengan raihan 15 kemenangan. Yang jelas, NSR500 tersebut telah tercatat dalam buku sejarah sebagai motor legendaris pada era 1990-an.
Pada 2016, Honda merayakan momen 50 tahun sejak kali pertama mereka berkiprah di ajang GP. Selama setengah abad tersebut, Honda total memenangi 18 gelar juara dunia pebalap dan 22 titel konstruktor. Honda pun menempati ranking pertama sebagai pabrikan dengan gelar terbanyak di semua kelas, yaitu 65. Sejak era modern, Honda menjadi salah satu penguasa di kelas premier, dengan Yamaha sebagai rival terberat. Kedua tim besar tersebut bergantian memenangi persaingan. Hanya sesekali tim-tim lain menyelinap sebagai pemenang di antara dua pabrikan raksasa Negeri Matahari Terbit tersebut.
Bagaimana kekuatan Honda saat ini? Tim yang kini bernama Repsol Honda tersebut berhasil mendominasi balapan kelas paling bergengsi dalam empat tahun terakhir. Dominasi tersebut tak lepas dari sosok sang Bayi Ajaib, Marc Marquez. Sejak promosi ke kategori MotoGP pada 2013, pebalap asal Spanyol tersebut total telah mengoleksi tiga gelar juara dunia kelas bergengsi. Terakhir, Marquez berhasil naik podium tertinggi MotoGP pada 2016.
MotoGP 2016 merupakan musim impresif bagi Honda dan Marc Marquez. Honda berhasil memenangi gelar konstrukstor untuk ke-22, sedangkan Marquez memecahkan rekor sebagai pebalap termuda yang menjuarai tiga gelar di kelas utama. Total, Marquez telah mengoleksi lima titel juara dunia di semua kelas. Pada usia 23 tahun 242 hari, Marquez mencuri rekor dari tangan pebalap legendaris Mike Hailwood, yang sudah berusia 24 tahun saat kali ketiga menjuarai kelas 500cc pada 1964.
Mampukah Honda mempertahankan prestasi impresif seperti tahun lalu? Yang jelas, pada MotoGP 2017, Repsol Honda kembali mengandalkan formasi lama, duet Marc Marquez dan Dani Pedrosa.
Sebagai juara bertahan, Marc Marquez bakal kembali menjadi andalan Repsol Honda untuk menjaga supaya dua gelar bergengsi yang diraih musim lalu tak hilang dari dekapan. Namun, perjuangan Marquez dan Pedrosa diyakini tak akan berjalan mudah. Honda diprediksi mendapat tantangan keras dari tim lain, terutama Movistar Yamaha.
Salah satu pebalap yang dianggap menjadi ancaman serius bagi Marquez pada pacuan titel MotoGP 2017 adalah Maverick Vinales. Pebalap Spanyol tersebut mencuri perhatian karena tampil gemilang pada tes pramusim. Bahkan dia dijagokan bakal langsung jadi juara dunia pada musim perdananya di Yamaha. Namun, Marquez dipastikan tak akan menyerah begitu saja. Bagaimana pun Baby Alien punya talenta luar biasa dan punya kemampuan mengatasi rivalitas seketat apapun, termasuk dengan Vinales.
Bagaimana peluang Dani Pedrosa? Musim ini banyak pihak yang meyakini Pedrosa bakal menjadi kuda hitam. Pedrosa bakal menjadi pebalap yang sangat berbahaya jika dalam kondisi bugar. Masalah itulah yang mengganggu penampilan pebalap Spanyol tersebut pada musim 2016. Beberapa kali dia mengalami crash sehingga harus puas bercokol di peringkat enam klasemen akhir.
Bagaiman peluang Marquez dan Pedrosa musim ini? Jika keduanya bisa tampil konsisten, bukan tak mungkin pundi-pundi gelar Honda bakal bertambah pada musim 2017.