Jakarta - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, mempertanyakan kemampuan Yamaha dalam bersaing. Dia menilai Yamaha gagal menyelesaikan masalah yang dirasakan para pembalap.
Pernyataan Pernat merujuk dari hasil tes pramusim Yamaha yang berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia. Dia berpendapat, pabrikan Jepang itu mengalami kebingungan besar terutama mengenai penggunaan sasis. Valentino Rossi misalnya, juara dunia tujuh kali di kelas utama MotoGP itu masih belum bisa move on lantaran tetap memilih sasis 2016.
Advertisement
Baca Juga
Lain halnya dengan Johann Zarco yang menggunakan sasis 2017. Sementara Maverick Vinales masih kurang mempercayai kedua sasis tersebut. Ini membuktikan bahwa para mekanik Yamaha masih belum berhasil memecahkan masalah dari musim MotoGP 2017.
Pernat mengaku cukup kecewa dengan apa yang dialami Yamaha. Karena dia diketahui merupakan seorang Valentinian. "Pada akhirnya saya harus mengatakan kali ini Valentino tidak bekerja dengan baik, dan perkembangannya tidak berjalan dengan baik," ucap Pernat seperti dikutip dari Tuttomotori, Kamis (16/11/2017).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Solusi untuk Yamaha
"Evolusi pertama sebelum Sirkuit Mugello tidak buruk, tapi evolusi yang kedua adalah bencana," terang dia.
Menurut Pernat, Yamaha perlu bergerak cepat untuk bisa mendapatkan solusi. Dia tidak ingin melihat Rossi terpuruk pada MotoGP 2018.
"Yamaha masih mencari solusi baru, dan mereka terus melakukan pekerjaannya. Tapi itu tidak akan mudah. Motor baru M1 2018 akan terlihat di Sepang pada akhir Januari mendatang. Itu harus dilihat dalam dua balapan," tutur Pernat.
Advertisement
Vinales Tercepat
Pada pengujian di hari pertama Vinales keluar sebagai yang tercepat setelah mencatatkan waktu 1 menit 30.189 detik atau lebih cepat 0.200 detik dari Zarco. Pemilik nomor 25 itu makin dikenal dengan julukan spesialis tes pramusim.
Lalu bagaimana pendapat Pernat mengenai hal itu? "Jawabannya psikologis. Vinales di akhir pekan selalu menghadapi masalah dan melakukan balapan yang sangat buruk. Tapi pada tes dia mengubah segalanya, dan semuanya berubah," jelas Pernat. (David Permana)