Jakarta Sejak 2016, Jorge Lorenzo sudah tidak merasakan lagi manisnya gelar juara MotoGP. Meski demikian, pembalap yang kini memperkuat Ducati itu tetap diperhitungkan dan disegani.
Musim lalu juga berakhir buruk bagi Lorenzo. Meski demikian, pengalaman mengaspal 15 tahun Lorenzo tetap membuat pembalap-pembalap lain enggan meremehkannya.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum promosi ke MotoGP pada musim 2008, Lorenzo sempat tiga tahun berkiprah di kelas 125cc dan tiga tahun di kelas 250cc. Dalam dua kelas itu, ia memenangkan dua gelar juara dunia, yakni musim 2006 dan 2007.
Saat naik kelas ke MotoGP, hanya butuh tiga musim bagi pembalap asal Spanyol itu untuk memenangkan gelar juara dunia. Hingga kini, ia sudah meraih tiga gelar juara dunia MotoGP, yakni musim 2010, 2012, dan 2016.
Seperti dilansir MotoGP.com, berbagai sosok pun ikut mengapresiasi petualangan Lorenzo selama 15 tahun dalam kejuaraan dunia balap motor. Salah satunya adalah bos Ducati, Gigi Dall'Igna yang bekerja sama dengan Lorenzo sejak musim 2017.
"Ia berusia 14-15 tahun saat pertama kali bertemu dengannya. Ia adalah seorang remaja, anak kecil, tapi ia sudah memiliki kualitas luar biasa dan membalap dengan cara menarik. Ia juga bisa sangat marah. Tapi saya percaya bahwa inilah rahasia yang membuatnya bisa mencapai tujuan," kata Dall'Igna.
Sayang, petualangan Lorenzo bersama Ducati pada MotoGP belum memperlihatkan hasil bagus. Setelah sembilan tahun tampil kompetitif bersama Yamaha, musim lalu pembalap berusia 30 tahun itu tak mampu bersaing dalam jalur menuju juara dunia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pendapat Mantan Mekanik
X-Fuera hanya bisa mengakhiri musim dengan duduk di urutan ketujuh klasemen. Itu karena ia sama sekali tak mampu meraih kemenangan di musim 2017. Pencapaiannya hanya raihan tiga podium.
Meski begitu, pengakuan atas kehebatannya tak menghilang. Kini, giliran mantan mekanik Lorenzo, David Munoz yang memberikan pujian. Menurut Munoz, Lorenzo adalah pembalap yang mampu mengatasi tekanan.
"Ketika saya bertemu dengannya, ia mendapat tekanan. Pada balapan ketiganya, yang juga balapan di rumahnya, ia bekerja sangat baik. Ia adalah pembalap yang sangat cepat, tapi saat itu ia tak punya pengalaman dan masih harus banyak belajar. Selama bertahun-tahun ia telah meningkat pesat," tegas Munoz.
Advertisement
Rapor Lorenzo di Setiap Musim MotoGP
2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin
2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin
2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin
2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin
2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin
2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin
2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin
2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin
2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin
2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin