Jakarta - Cal Crutchlow mengambil keputusan berani dengan meninggalkan Ducati usai MotoGP 2014. Pasalnya, dia pergi ke tim satelit LCR Honda. Hal ini merupakan penurunan level.
Petualangan Crutchlow bersama Ducati memang hanya berlangsung pada MotoGP 2015. Saat itu, ia menjadi pasangan duet Andrea Dovizioso. Sayang, petualangan Crutchlow bersama pabrikan asal Italia itu berakhir buruk.
Advertisement
Baca Juga
Dari 17 balapan, hanya satu podium yang diraih pembalap asal Inggris itu. Sisanya, ia delapan kali gagal finis dan dua kali finis di luar 10 besar. Hasilnya, saat itu Crutchlow hanya bisa finis di peringkat ke-13 klasemen akhir musim.
Mungkin itu yang menjadi alasan Crutchlow memilih untuk meninggalkan Ducati. Sebagai gantinya, Ducati memiliki Dovizioso dan Andrea Iannone sebagai pembalap utama mereka, sedangkan Crutchlow memulai petualangan bersama LCR Honda.
"Alasan saya meninggalkan Ducati? (Andrea) Iannone sudah meneken kontrak dan juga Dovi. Bahkan, jika saya telah memenangi juara dunia, saya akan diusir," kata Crutchlow, dilansir Speedweek.
Sialnya, sejak Crutchlow pergi, Ducati justru menunjukkan peningkatan besar sebagai peserta MotoGP. Musim 2015, secara konsisten Dovizioso dan Iannone menjadi penantang lima besar.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Peningkatan Ducati
Bahkan, Dovi sempat menjadi runner-up tiga seri beruntun dengan total lima podium dari 18 balapan, sedangkan Iannone mengumpulkan tiga podium. Pada musim 2016, kolaborasi Dovizioso dan Iannone semakin memukau.
Puncaknya adalah ketika keduanya sama-sama mempersembahkan kemenangan untuk Ducati. Iannone lebih dulu meraihnya pada MotoGP Austria, disusul Dovi di MotoGP Malaysia. Ini adalah musim perdana Ducati kembali meraih kemenangan sejak 2010.
Pada musim 2017, mereka benar-benar menjadi penantang gelar juara dunia dengan kehebatan Dovi. Meski perkembangan Ducati begitu signifikan dari musim ke musim, Crutchlow sama sekali tak merasa sakit hati. Ia justru memberikan pujian.
"Saya pikir mereka (Ducati) adalah produsen yang sangat bagus. Itulah yang saya rasakan saat membalap di sana. Mereka memperlakukan saya dengan baik. Karena itulah saya ikut bahagia. Saya tahu hampir tak ada pabrikan lain di paddock yang bekerja keras. Mereka layak mendapatkan pujian atas prestasinya," tegas Crutchlow.
Advertisement
Statistik Crutchlow di Semua Seri
Supersport World: 17 balapan, 5 menang, 10 podium, 10 pole, 9 fastest lap, 260 poin
Superbike: 30 balapan, 3 menang, 11 podium, 6 pole, 8 fastest lap, 311 poin
MotoGP: 109 balapan, 2 menang, 11 podkium, 6 pole, 8 fastest lap, 311 poin