Jakarta Pembalap Tim KTM, Bradley Smith, menganggap sistem transfer yang berlaku di sepak bola profesional layak diterapkan di MotoGP. Sebab menurutnya, langkah ini membuat negosiasi tim dengan pembalap incaran berjalan sehat dan tidak memicu konflik di masa mendatang.
Masa depan Smith di KTM sempat tak menentu pada musim lalu. Hal ini diiringi spekulasi bahwa ia bakal digantikan pembalap penguji, Mika Kallio, menyusul hasil buruk saat balapan.
Advertisement
Baca Juga
KTM akhirnya melunak. Tim asal Austria itu akhirnya mempertahankan Smith. Meski demikian, Smith tetap berada dalam periode sulit karena media terus menekannya.
Berangkat dari pengalaman ini, Smith menilai, alangkah baiknya jika MotoGP mengadopsi bursa transfer seperti sepak bola. Seperti diketahui, di dunia sepak bola, proses negosiasi berjalan dalam dua kali yakni musim panss (Juni) dan musim dingin (Januari).
"Kami selalu membicarakan kontrak. Jika Anda tidak yakin mengenai beberapa rumor di paddock, maka komidi putar sudah dimulai. Saya pernah berbicara dengan Marc (Marquez) dalam penerbangan kembali dari Malaysia, dan pembicaraan itu mengenai bursa transfer pembalap menjadi gila," kata Smith seperti dikutip dari Motorsport, Kamis (18/1/2018).
Saksikan juga video pilihan di bawah ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kurangi Beban Pembalap
Smith menambahkan, sistem transfer yang diterapkan sepak bola mampu mengurangi beban para pembalap. Sebab, pembalap bisa berpikir lebih awal tentang masa depannya.
"Ketika Anda melihat musim ini secara keseluruhan, saya akan mengatakan tiga pabrikan berbeda terlihat paling kuat di tiga titik berbeda musim ini," kata Smith.
"Jadi, untuk bisa membicarakannya sekarang, Anda bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi tahun depan. Kami juga tidak tahu apa yang akan terjadi. Harusnya ada jendela transfer dan kami mulai berbicara pada saat itu. Di situlah orang harus ambil keputusan (bukan tiga musim sebelumnya), apa yang akan Anda lakukan untuk beberapa tahun mendatang."
(David Permana)
Advertisement