Sukses


9 Pebalap Asia yang Berkiprah pada Ajang MotoGP Semusim Penuh

Bola.com, Jakarta - Pebalap Malaysia, Hafizh Syahrin, mencetak sejarah setelah resmi ditunjuk Monster Yamaha Tech 3 sebagai pebalap MotoGP mendampingi  Johann Zarco pada musim 2018. Dia menjadi pebalap Malaysia, bahkan Asia Tenggara, pertama yang berkiprah pada ajang MotoGP untuk satu musim penuh.

Dengan kehadiran Hafizh, bakal ada dua pebalap Asia yang bakal meramaikan balapan MotoGP 2018. Seperti diketahui, LCR Honda juga akan diperkuat pebalap Asia, yaitu Takaaki Nakagami. Pebalap asal Jepang itu akan menjadi tandem dari Cal Crutchlow.

Namun, Hafizh dan Nakagami bukan pebalap Asia pertama yang bergabung dengan tim MotoGP selama satu musim penuh. Ada beberapa pebalap yang sudah membawa nama Asia di kancah balap motor paling bergengsi di dunia tersebut.

Sebenarnya banyak pebalap yang merasakan balapan grand prix kelas premier. Namun, sejak kelas 500cc berganti nama menjadi kelas MotoGP, hanya ada sembilan pebalap yang turun selama satu musim penuh. 

Menariknya, semua pebalap itu berasal dari Jepang. Lantas siapa saja pebalap Asia yang turun selama satu musim penuh pada era MotoGP

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 10 halaman

Hiroshi Aoyama (Jepang)

Hiroshi Aoyama memulai kariernya di ajang MotoGP pada musim 2010. Saat itu, dia membela Interwetten Honda MotoGP. Satu musim berselang, Aoyama kemudian bergabung dengan Repsol Honda (2011).

Sempat absen pada musim 2012, Aoyama kembali mejeng di MotoGP pada musim 2013. Kali ini dia menggeber motor FTR milik Avintia Blusens.

Sepanjang kariernya pada ajang MotoGP, Aoyama tak pernah naik podium. Pencapaian terbaiknya adalah finis keempat pada MotoGP Jerez 2011.

3 dari 10 halaman

Shinya Nakano (Jepang)

Shinya Nakano memulai kariernya pada ajang MotoGP bersama Gauloises Tech 3 Yamaha. Selain Yamaha, Nakano juga pernah membela tim Kawasaki dan Honda.

Karier MotoGP Nakano terhenti setelah musim 2008. Padahal saat itu pencapaiannya terbilang lumayan, yaitu menempati posisi kesembilan klasemen akhir dengan torehan 126 poin.

Pencapaian terbaiknya pada ajang MotoGP adalah naik podium kedua pada MotoGP Belanda musim 2011. Ketika itu, dia membela tim Kawasaki.

4 dari 10 halaman

Makoto Tamada (Jepang)

Makoto Tamada memulai debutnya di ajang MotoGP bersama Pramac Honda pada musim 2003. Musim debutnya berjalan manis dengan satu kali naik podium, yaitu saat finis ketiga pada MotoGP Brasil.

Satu musim berikutnya, Tamada tampil lebih cemerlang bersama Camel Honda. Di tim ini, pebalap asal Jepang itu tiga kali naik podium, dua di antaranya sebagai pemenang.

Performanya merosot saat membela Konica Minolta Honda pada musim 2005- dan 2006. Selama dua musim, Tamada hanya sekali naik podium. Dia pun pindah ke Dunlop Yamaha Tech 3 pada usim 2007. Sayangnya, kariernya tak kunjung mengkilap dan membuatnya beralhir ke ajang Superbike satu musim berikutnya.

5 dari 10 halaman

Norifumi Abe (Jepang)

Norifumi Abe sebenarnya sudah lama berkecimpung pada balapan kelas utama grand prix, yaitu pada tahun 1994. Namun, saat itu kelas MotoGP masih disebut sebagai kelas 500cc.

Hal tersebut yang menjadi alasan karier pebalap yang akrab disapa Norick Abe itu di MotoGP tergolong singkat. Sejak kelas 500cc beralih menjadi MotoGP, Abe tercatat tampil sebanyak dua musim, yakni musim 2002 dan 2004.

Pada musim 2002, Abe membela d'Antin Antena 3 Yamaha. Dia mengakhiri musim ini di posisi keenam klasemen akhir dengan 129 poin. Sementara pada musim 2004, Abe turun bersama tim Gauloises Fortuna Yamaha Tech 3 dan finis ke-13 di klasemen akhir.

Kisah Abe berakhir tragis. Dia meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di luar lintasan pada Oktober 2007.

6 dari 10 halaman

Nobuatsu Aoki (Jepang)

Saat kelas 500cc beralih ke MotoGP, Nobuatsu Aoki memutuskan pindah dari Suzuki ke Proton Team KR. Dia tiga musim bersama tim yang dimiliki Kenny Roberts tersebut.

Sayangnya, Aoki tak segemilang saat membela tim Honda dan Suzuki di kelas 500cc. Pada era MotoGP, pencapaian terbaik Aoki hanyalah finis keenam.

7 dari 10 halaman

Tohru Ukawa (Jepang)

Nama Tohru Ukawa begitu bersinar saat membela Repsol Honda pada MotoGP 2002. Sembilan podium sukses diraihnya bersama tim pabrikan asal Jepang tersebut, satu di antaranya adalah menjadi juara pada MotoGP Afrika Selatan.

Sayang, kegemilangannya itu tak mampu mengantarkan Ukawa menjadi juara dunia. Dia harus puas finis ketiga pada klasemen akhir, kalah dari Valentino Rossi yang jadi juara.

Satu musim berikutnya, performa Ukawa menurun drastis. Jangankan juara, naik podium pun tidak sama sekali. Alhasil, dia finis di posisi keenam pada klasemen akhir dan didepak Repsol Honda.

8 dari 10 halaman

Noriyuki Haga (Jepang)

Nama Noriyuki Haga sebenarnya lebih mentereng pada ajang Superbike. Dia menghabiskan kariernya di SWBK selama 12 musim.

Sementara pada ajang MotoGP, Haga tercatat hanya satu musim tampil, yaitu bersama Aprilia pada tahun 2013.

Pencapaiannya jauh di bawah saat dia tampil pada ajang Superbike. Torehan terbaik Haga bersama Aprilia adalah finis ketujuh pada balapan MotoGP Inggris dan finis kedelapan saat balapan MotoGP Prancis.

9 dari 10 halaman

Daijiro Kato (Jepang)

Daijiro Kato tercatat hanya satu musim berkiprah pada ajang MotoGP. Dia membela Fortuna Honda Gresini pada musim 2002.

Performa Kato terbilang tak konsisten. Dia sempat dua kali naik podium, yaitu saat finis kedua pada MotoGP Jerez dan MotoGP Republik Ceska.

Sayangnya, dia juga kerap mengalami insiden yang membuatnya gagal finis. Hal ini membuat Honda tak memperpanjang kontraknya meski menyelesaikan musim 2002 dengan finis ketujuh di klasemen akhir.

10 dari 10 halaman

Tetsuya Harada (Jepang)

Tetsuya Harada berkiprah pada ajang MotoGP bersama Pramac Honda musim 2002. Performanya terbilang buruk karena tak pernah finis lebih baik dari posisi sembilan besar.

Pencapaiannya hanya finis ke-10 pada balapan MotoGP di Sirkuit Jerez (Spanyol), Mugello (Italia), dan Estoril (Portugal). Dia menyelesaikan kiprahnya dengan menempati posisi ke-17 di klasemen akhir.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer