Jakarta Tes pramusim di Sirkuit Losail pada 1-3 Maret mendatang menjadi pengujian terakhir para peserta MotoGP Seluruh tim pun bersiap habis-habisan demi mencapai hasil maksimal saat seri pertama digelar pertengahan bulan depan.
Salah satu tim MotoGP yang diprediksi paling sibuk adalah Tim Movistar Yamaha. Apalagi dalam tes pramusim MotoGP sebelumnya, Yamaha belum menemukan setelan yang pas bagi motornya.
Advertisement
Baca Juga
Tak heran kedua pembalap yakni Maverick Vinales dan Valentino Rossi saling mengeluhkan motor masing-masing. Rossi keluhkan kinerja perangkat elektronik dan Vinales pada sasis.
Ironisnya pada pengujian terakhir di Thailand keduanya mengalami kesulitan. Hal ini pun tak dibantah manajer Yamaha, Massimo Meregalli.
"Rossi sebenarnya sangat senang dengan motor baru, namun dia menderita dengan perangkat elektronik. Sementara Vinales tidak bisa membuat motornya seusai keinginannya," ucap Meregalli seperti dilansir GPone.
"Namun saya percaya keduanya sangat senang dengan mesin baru dan kecepatan yang ditampilkan YZR-M1," katanya menambahkan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Beda Rossi dan Vinales
Jika melihat perbedaan Rossi dan Vinales dalam memahami motor M1, bagaimana tim Yamaha menyikapinya? Meregalli menjelaskan bahwa ini bukan persoalan. Pasalnya, sejak tahun lalu dua pembalap selalu memiliki perbedaan pandangan.
"Kita bisa pergi dua arah. Sejak tahun lalu kita mengambil pembangunan di dua arah yang berbeda dan kita bisa melakukan hal yang sama sekarang. Seringkali penting untuk menyortir detail kecil, karena Anda merasa perlu melangkah mundur dan menyelesaikan semuanya. Saya menuju ke Qatar dengan sedikit kekhawatiran, tapi mungkin juga terjadi pada jalur yang berbeda, dengan suhu dan aspal yang berbeda," ucap Meregalli.
"Tiga tahun yang lalu, setelah tes pramusim di Qatar, semua orang mengatakan bahwa proyek M1 telah selesai dan sebuah revolusi dibutuhkan. Apa yang terjadi tahun itu? Kami memenangkan gelar," Meregalli mengakhiri. (David Permana)
Advertisement