Sukses


Bos Yamaha: Perpanjangan Kontrak Rossi adalah Pertaruhan

Lesmo - Valentino Rossi mendapatkan kontrak baru dari Yamaha hingga 2020 karena dinilai masih kompetitif. Masalahnya, tak ada jaminan The Doctor bisa menjaga konsistensinya hingga musim 2020.

Sejak kembali dari Ducati pada MotoGP 2013, penampilan Rossi memang terbilang konsisten. Usai finis di urutan keempat pada musim tersebut, pembalap asal Italia itu mampu menjadi runner-up dalam tiga musim beruntun (2014-2016), bahkan nyaris menjadi juara pada musim 2015.

Sayang, terjadi penurunan yang signifikan dari kiprah Rossi pada MotoGP 2017. Untuk kali pertama bersama Yamaha, ia harus mengakhiri musim dengan duduk di urutan kelima. Dari 18 balapan, ia hanya bisa meraih 208 poin.

Anehnya, rapor tersebut tak dijadikan Yamaha sebagai tolak ukur dalam negosiasi kontrak Rossi. Tim Garpu Tala tetap yakin memperpanjang kontrak pembalap berusia 39 tahun itu hingga musim 2020. Padahal, tak ada jaminan Rossi bisa tampil konsisten hingga saat itu.

"Semuanya adalah pertaruhan, hidup adalah pertaruhan. Anda harus membuat keputusan berdasarkan apa yang Anda rasakan dan ketahui saat itu. Apapun bisa berubah dari satu hari ke hari berikutnya. Kami senang bahwa Valentino akan tinggal bersama kami selama dua tahun ke lagi. Pada akhir 2020, kami telah bersama 15 tahun, itu sesuatu yang langka dalam olahraga ini," ujar bos Yamaha, Lin Jarvis, dilansir GPOne.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Punya Andil Besar

Jika melihat jauh ke belakang, Yamaha memang berutang banyak kepada Rossi. Pasalnya, Rossi adalah sosok yang membangkitkan reputasi Yamaha setelah kesulitan menandingi kekuatan Honda. Petualangan keduanya dimulai pada musim 2004.

Berkat Rossi pula Yamaha kini dianggap sebagai salah satu tim pabrikan terkuat di MotoGP. Bersama Yamaha, ia sudah menyumbang empat gelar juara dunia, yakni pada musim 2004, 2005, 2008, dan 2009.

"Ia sebuah ikon. Setiap orang sadar bahwa ia membawa atmosfer positif pada tim dan olahraga ini. Ia membuat kami ingin memperbaiki diri, bahkan ketika masa-masa sulit. Senang bekerja dengannya dan ia masih kompetitif. Kami telah melihatnya sejak tes. Tak ada keraguan ia masih di puncak performanya dan ia masih termotivasi," Jarvis menegaskan.

 

3 dari 3 halaman

Statistik Rossi di Semua Kelas

125cc

Balapan: 30

Menang: 12

Podium: 15

Pole: 5

Fastest lap: 9

Poin: 432

250cc

Balapan: 30

Menang: 14

Podium: 21

Pole: 5

Fastest lap: 11

Poin: 510

MotoGP

Balapan: 306

Menang: 89

Podium: 192

Pole: 54

Fastest lap: 75

Poin: 4.949

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer