Jakarta - Mission Winnow Ducati terkenal dengan kecepatan mereka di trek lurus saat bertempur di MotoGP. Andrea Dovizioso kerap memanfaatkan keunggulan motor Desmosedicinya untuk mengalahkan lawan-lawan mereka.
Fenomena ini tentu membuat rival Ducati di MotoGP putar otak. Honda Repsol salah satunya yang terus melakukan improvisasi agar mengimbangi kecepatan Ducati di trek lurus.
Advertisement
Saat mengikuti tes pramusim MotoGP di sirkuit Sepang, 6-8 Februari lalu, Honda sudah memperlihatkan sebuah desain motor yang unik. Seperti dilansir motorsportmagazine, jarang ada tim yang berusaha memperbaiki kecepatan di trek lurus.
Tim-tim MotoGP biasanya lebih memperhatikan mesin dan juga perangkat elektronik (ECU).Honda sepertinya ingin lebih dari sekadar itu.
Meski memiliki dua pembalap dunia, Marc Marquez dan Jorge Lorenzo, Honda juga memperhatikan tambahan untuk motor RC213V mereka yang selalu gahar. Kalau Ducati punya salad box, maka Honda memiliki Bento box untuk menambah kecepatan mereka di trek lurus.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belum Dicoba Marquez
Saat tes di Sepang, motor Honda RC213V yang sudah menggunakan Bento Box itu digunakan oleh Stefan Bradl. Sedangkan Marc Marquez selama tiga hari pengujian tak terlihat menggunakan motor tersebut.
Lalu apa itu Bento Box? Alat ini ditempatkan di buritan atau bagian belakang motor RC213V dan juga di bagian tangki motor.
Box ini berisi kabel dan konektor yang sebelumnya ditaruh di bawah penutup tangki bensin motor. Alat ini memungkinkan penyaluran tenaga dan torsi jadi lebih baik sehingga Honda Repsol tidak kalah lagi di trek lurus.
Motorsportmagazine menulis, penempatan Bento Box masih belum pasti di bagian sisi motor. Bisa jadi saat tes terakhir di Qatar, Honda ingin menempatkannya lebih ke bagian tengah motor.
Advertisement
Kurangi Jumlah Jatuh
Sementara itu, Marquez punya target untuk mengurangi jumlah jatuh saat membalap semusim. Musim lalu, Marquez tercatat jatuh sebanyak 23 kali baik pada sesi latihan, kualifikasi hingga balapan.
Jumlah ini memang turun dari 27 pada 2017. Namun Marquez tetap tak mau disebut si jago jatuh."Aku tidak ingin jadi yang paling banyak crash selama satu musim," ungkap Marc Marquez dilansir dari Paddock-GP.
"Setiap pembalap tahu ketika mengambil risiko, mana yang sudah melebih batas atau tidak, crash-ku kebanyakan terjadi di tikungan lambat dan aku ingin memperbaikinya," jelasnya.