Sukses


Awas Para Pesaing, Ducati Jadi Kekuatan Baru di Pentas MotoGP

Jakarta - Ducati akhirnya bebas dari sanksi usai Pengadilan Banding FIM menolak protes empat pabrikan terkait penggunaan winglet di swingarm motor Ducati Desmosedici GP19 pada MotoGP Qatar lalu. Keputusan ini dikeluarkan oleh FIM pada Rabu (27/3/2019) kemarin.

Mission Winnow Ducati memang jadi sorotan usai Andrea Dovizioso menangi MotoGP Qatar. Empat pabrikan yaitu Suzuki, Honda, Aprilia dan KTM menilai Ducati sudah curang karena menggunakan alat bantu untuk membantu aerodinamika motor.

Ducati sebenarnya tak mau larut dengan tudingan ini. Sejak awal mereka menegaskan winglet di bagian swingarm motor mereka hanya berfungsi sebagai pendingin ban belakang.

Winglet ditaruh di bagian tengah swingarm. Dengan alat ini diharapkan angin bisa lebih terarah menuju ban belakang motor. Namun empat pabrikan tetap saja ngotot itu ilegal.

Aprilia misalnya mengatakan sempat punya ide memasang winglet seperti itu. Namun karena masih ambigunya regulasi membuat Aprilia ragu.

Menurut Direktur Teknis Aprilia Racing,Romano Albesiano, komite balap MotoGP sempat memberitahu mereka alat seperti itu hanya dipakai saat balapan basah. Itu dilakukan Yamaha saat mengikuti seri terakhir MotoGP musim lalu.

"Kami masih berharap petunjuk bisa diberikan dan alat ini dilarang dipakai di masa depan. Sebaliknya, kalau diizinkan, kami bisa membuat sesuatu yang mirip berdasarkan pengalaman kami," kata Romano.

Pebalap Ducati, Danilo Petrucci, saat beraksi pada tes pramusim MotoGP 2019 di Sirkuit Sepang, Kamis (7/2). Pada tes pramusim kali ini Maverick Vinales menduduki posisi pertama dengan catatan waktu 1 menit 58.897 detik. (AFP/Mohd Rasfan)

Dengan ditolaknya protes empat pabrikan,Dovizioso, Petrucci dan Miller akan kembali turun lintasan di MotoGP Argentina dengan winglet yang sama. FIM menegaskan winglet itu legal.

"Permintaan untuk mendeklarasikan bahwa perangkat tersebut ilegal dan permintaan pelarangan pemakaiannya dalam balapan-balapan mendatang ditolak.

"Banding soal keputusan ini bisa diajukan kepada Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) di Lausanne, Swiss dalam lima hari sesuai Pasal 3.9 pada Regulasi Kejuaraan Dunia Grand Prix FIM 2019," tulis FIM.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Saingi Ducati

Ducati sendiri puas bisa membungkam protes para rival.CEO Ducati, Claudio Domenicali menyesalkan terjadinya protes ini karena sudah menguras waktu dan biaya.

Alih-alih membuang waktu untu protes, Domenicali berharap para rival untuk menyiapkan tim masing-masing dalam bersaing. Dia menantang rival untuk mengalahkan Ducati di lintasan.

"Pengadilan Banding FIM baru saja mengonfirmasi bahwa perangkat swing arm kami sepenuhnya legal. Poin [di MotoGP] Qatar aman dan perangkat dapat digunakan di balapan berikutnya," tulis Domenicali di akun media sosial.

"Namun sangat disayangkan bahwa untuk mendapatkan hasil ini kami harus menghabiskan waktu dan uang kami dengan pengacara dan mengungkapkan pemahaman kami kepada para kompetitor tentang pendinginan ban.

“Ducati bangga akan kecerdikan engineer Italia dan kemampuannya untuk berinovasi. Banyak orang menyatakan minggu lalu bahwa kami curang... semoga sekarang mereka akan diam dan mencoba untuk mengalahkan kami di trek balap.”

Ducati jelas tak mau berlarut-larut soal ini. Meski para rival masih bisa ajukan protes lagi lewat mekanisme Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Rival di MotoGP sebaiknya segera berbenah. Atau bahkan menirus apa yang dilakukan Ducati dengan memasang winglet di motor-motor mereka.

Aprilia sempat berniat untuk melakukan itu. Lalu bagaimana dengan Suzuki, Honda dan KTM?

3 dari 3 halaman

Pakai Start Up

Ducati memang sudah percaya diri saat menggunakan winglet di motor mereka. Soalnya mereka juga menggunakan jasa perusahaan start up, MegaRide untuk meneliti pengaruh winglet tersebut terhadap pendinginan ban.

MegaRide bertugas untuk meneliti suhu ban secara langsung atau real time.

"Kami ini teknisi dan akademisi, kami bekerja di lab. Menarik bisa dipanggil sebagai saksi di pengadilan banding, tapi kami tak terlalu peduli politik di MotoGP," ujar CEO & Co Founder MegaRide, Flavio Farroni seperti dikutip crash.

Flavio mengatakan bisa menunjukkan bukti alat tersebut dibangun untuk membantu pendinginan ban. Ini memungkinkan ban bekerja secara optimal.

"Simpelnya, alat itu memang untuk mengarahkan angin ke permukaan ban," kata Farroni.

Nah, jadi apakah empat pabrikan yang ajukan protes masih ngotot untuk banding? Atau mereka akan mulai meniru-niru taktik Ducati? Jawabannya bisa dilihat di MotoGP Argentina nanti.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer