Bola.com, Tokyo - Karier Maverick Vinales bersama Yamaha di MotoGP mengalami fase naik turun. Musim ini, setelah kesulitan pada seri-seri awal, pembalap asal Spanyol itu mulai menemukan titik balik sejak MotoGP Catalunya 2019.
Di musim debutnya bersama Yamaha pada 2017, Vinales berhasil memenangi tiga dari balapan pertama, yaitu di Doha, Las Termas, dan Le Mans. Namun, pada akhir musim Vinales hanya bercokol di peringkat ketiga karena kalah dari Marc Marquez dan Andrea Dovizioso.
Advertisement
Prestasinya pada musim 2018 jauh dari mengesankan. Dia hanya mendulang sekali kemenangan pada MotoGP Australia dan akhirnya menempati peringkat keempat.
Tanda-tanda peningkatan performa juga belum diperlihatkan Vinales pada awal musim 2019. Tak heran banyak yang meragukan apakah Vinales siap menjadi calon pembalap nomor satu Yamaha mengingat Valentino Rossi sudah mendekati ujung kariernya.
Namun, Vinales menjawabnya dengan naik podium pada balapan MotoGP Belanda dan MotoGP Jerman. Bahkan, pembalap yang mengusung nomor 12 itu menjadi juara di Assen, Belanda.
Managing Director of Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengatakan bisa memaklumi keraguan yang tertuju kepada Vinales.
"Anda selalu khawatir ketika Anda melihat pembalap-pembalap melalui momen sulit. Pada kasus Maverick Vinales, saya akan jelaskan kekuatan dan kelemahannya," kata Jarvis, seperti dilansir Speedweek, Senin (22/7/2019).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mudah Masuk Pusaran Negatif
Seperti apa kekuatan dan kelemahan Vinales di mata bos Yamaha tersebut?
"Kekuatannya adalah meskipun dia merasa tertekan, dia mampu memotivasi dirinya sendiri untuk berlatih, terus ngotot, tetap bertarung, dan kemudian kembali ke puncak," urai Jarvis.
"Kelemahannya dia terlalu mudah terlibat dalam pusaran negatif, kemudian tanpa banyak usaha kembali ke pusaran positif. Dia mencapai ketinggian yang begitu menakutkan."
"Saya rasa itu kelemahan. Anda harus bisa menempatkan situasi di tempat yang tepat dan berada di zona yang mengarah pada kesuksesan. Jika Maverick bisa bertahan di zona nyamannya, dia akan mendapatkan keuntungan luar biasa," imbuh Jarvis.
Advertisement