Bola.com, Jakarta - Balapan dan ban. Dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sebuah kendaraan balap bisa kompetitif jika dibekali ban yang memiliki performa mumpuni.
Hal di atas juga berlaku pada kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor atau yang biasa kita kenal dengan nama MotoGP.
Baca Juga
2 Keajaiban yang Bisa Menahan Jorge Martin Jadi Juara Dunia MotoGP 2024: Ducati Bakal Netral sampai Akhir?
3 Alasan Jorge Martin Bisa Kalahkan Pecco Bagnaia untuk Jadi Juara Dunia MotoGP Musim Ini: Marc Marquez Juga Mainkan Peran!
3 Catatan Menarik usai MotoGP Jepang 2024: Keterpurukan Honda dan Yamaha, Perpisahan Takaaki Nakagami
Advertisement
Pemilihan ban dalam lomba MotoGP memang dikenal sangat krusial. Salah pilih kompon bisa berujung dengan tidak kompetitifnya seorang pembalap.
Jadi pemahaman pembalap mengenai semua kompon ban, mana yang cocok digunakan pada lap tunggal atau melahap banyak lap, harus benar-benar dikuasai.
Belum lagi cuaca yang sering berubah pada beberapa lomba. Ketika trek kering, tiba-tiba hujan, maka pembalap harus dengan cepat beradaptasi menggunakan kompon ban tertentu.
Pada artikel kali ini, Bola.com pun mengajak pembaca mengetahui 4 momen penting mengenai ban pada era MotoGP (dahulu dikenal kelas 500 cc):
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
2007 - Perang Ban dan Pembatasan Jumlah Alokasi Ban
Era di mana perang ban masih terjadi di MotoGP. Karena kala itu, ada lebih dari satu pemasok ban yang bisa dipilih oleh pembalap.
Pada MotoGP 2007 pun dirilis regulasi mengenai pembatasan alokasi ban setiap putarannya. Setiap pembalap hanya mendapat 31 ban dengan rincian: 14 ban depan dan 17 ban belakang.
Dengan regulasi ini, semua pembalap dituntut harus menghemat ban agar bisa tampil kompetitif sampai akhir lomba. Jika ban sudah habis pada kualifikasi, maka seorang pembalap tidak akan kencang saat lomba.
Advertisement
2008 - Penambahan Alokasi Ban
Dengan pembatasan jumlah alokasi ban, semua pembalap yang memakai ban Michelin musim 2007 merasa dirugikan. Karena pada masanya, ban Michelin memang lebih cepat aus ketimbang Bridgestone.
Oleh karena itulah, terhitung mulai musim 2008, alokasi ban ditambah menjadi 40 ban dengan rincian 18 ban depan dan 22 ban belakang.
Dengan dirilisnya regulasi ini, pengguna ban Michelin bertambah satu yaitu Yamaha Tech 3 yang sempat menggunakan ban Dunlop pada tahun 2007.
2009-2015 - Keluarnya Michelin dan Bridgestone Satu-satunya Pemasok Ban
Kalah bersaing dengan Bridgestone, membuat Michelin memutuskan untuk tidak lagi terlibat di MotoGP terhitung sejak musim 2009.
Alhasil hanya ada Bridgestone, satu-satunya perusahaan yang memasok ban pada ajang ini. Dalam satu musim, Bridgestone membuat empat kompon berbeda untuk ban depan, enam pada ban belakang dan satu kompon basah.
Hanya saja setiap putarannya, Bridgestone hanya menurunkan dua spesifikasi ban belakang dan depan. Ban pun diberikan kepada pembalap secara acak, sehingga benar-benar tidak mengungtungkan segelintir pembalap.
Advertisement
2016-sekarang - Era Michelin Dimulai
Setelah cukup lama terlibat di Kejuaraan Dunia Balap Motor, Bridgestone membuat keputusan mengejutkan akhir musim 2015. Mereka memutuskan mundur dari MotoGP.
Dorna dan para pemangku kepentingan pun membuka tender terbuka bagi pabrikan ban yang berminat. Hasilnya perusahaan asal Prancis, Michelin memutuskan kembali dan berstatus pemasok ban tunggal.
Meski sempat menuai banyak kritik pada awalnya, kini ban produksi Michelin terbukti bisa memecahkan banyak rekor lap yang sebelumnya tercipta pada era Bridgestone.