Bola.com, Jakarta - Dinasti Valentino Rossi di MotoGP diharapkan tidak berakhir ketika pria asal Italia itu pensiun. Harapan ada di dalam diri sang adik tiri, Luca Marini.
Kini Marini sedang berlomba di kelas Moto2. Pada lomba putaran pertama musim ini di Sirkuit Losail, Qatar, beberapa pekan lalu, Marini sempat memimpin lomba cukup lama sebelum akhirya kecelakaan.
Baca Juga
Kekuatan Duet Pecco Bagnaia dan Marc Marquez di Ducati Hanya Bisa Disamakan Duo Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi
Momen Mahal 2 Legenda MotoGP, Valentino Rossi dan Casey Stoner Balapan Bareng Lagi
Negara Peserta Pembalap MotoGP 2024: Spanyol Masih Dominan, Italia Andalkan Mayoritas Pembalap Didikan Valentino Rossi
Advertisement
Meskipun belum bergelimang gelar seperti sang kakak, ternyata ada sikap Marini yang membuat Rossi iri. Hal ini terkuak ketika dirinya melakukan live chat Instagram dengan Sky Sport Italia.
"Luca merupakan pembalap yang sangat cerdas dan dingin. Sesuatu yang membuat saya iri kepadanya," Rossi menuturkan.
Meskipun begitu, sebagai kakak dan punya pengalaman segudang di Kejuaraan Dunia Balap Motor, Rossi tentu tidak bosan memberikan saran kepada sang adik.
"Saya bilang kepadanya untuk percaya kepada diri sendiri. Banyak berlatih dan selalu melakukan terbaik. Dia bisa memenangkan hal-hal penting," Rossi menjelaskan.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Impian Mustahil
Pada kesempatan tersebut, Rossi turut membeberkan impian mustahilnya di dunia balap. Dia mengaku ingin melawan legenda 500cc, Kevin Schwantz.
"Saya ingin melawan Kevin Schwantz. Dia selalu jadi pembalap favorit saya. Akan lebih baik untuk menghadapinya dengan ia menggunakan motor Suzuki dan saya dengan motor Yamaha kapasitas 500cc," kata pembalap juara dunia sembilan kali itu.
Schwantz merupakan juara dunia kelas 500cc sebanyak sekali pada musim 1993. Namun meski hanya satu gelar, pencapaiannya kala itu mendapat pujian lantaran mengendarai motor Suzuki yang bukan berstatus tim paling kompetitif.
Sumber: AS
Advertisement