Bola.com, Jerez - Valentino Rossi kembali kesulitan saat memulai MotoGP 2020. Dia bahkan gagal finis pada lomba seri 1 di Sirkuit Jerez, Spanyol, akhir pekan lalu akibat motor Yamaha YZR-M1 dibebat kendala teknis.
Namun sebelum motor mengalami masalah teknis, Valentino Rossi sangat kesulitan sepanjang rangkaian MotoGP Jerez. Hal ini berbanding terbalik dengan semua pengendara Yamaha YZR-M1 lainnya.
Baca Juga
Menuju Piala AFF 2024, Timnas Indonesia TC di Bali pada 26 November hingga 5 Desember 2024: 4 Hari Jelang Laga Pertama Tandang ke Myanmar
Update 25 Pemain Timnas Indonesia Menuju Piala AFF 2024: Justin Hubner, Rafael Struick, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam
Piala AFF 2024: Timnas Vietnam TC Intensif 10 Hari di Korsel, Jajal Klub K League 1 dan 2
Advertisement
Pembalap Petronas Yamaha, Fabio Quartararo dan rekan setim Rossi di tim pabrikan, Maverick Vinales bahkan bisa finis 1-2. Ketika ditanya apa masalahnya, jawaban Rossi masih seperti musim lalu: yaitu ban belakang produksi Michelin.
"Masalah saya ada pada ban belakang. Kami tidak bisa membuat ban bekerja secara optimal. Saya punya banyak masalah," kata Rossi.
Jika merunut ke belakang, problem Rossi dengan ban Michelin sebagai pemasok ban tunggal di MotoGP bak air dan minyak alias tidak akan pernah bisa bersatu.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gaya Balap
Di sela-sela MotoGP Jerez, bos Motorsport Michelin, Piero Taramasso mengatakan masalah Valentino Rossi terhadap ban ada pada gaya balap pembalap berusia 41 tahun itu.
Menurutnya Rossi dirasa kurang bersandar terlalu jauh dari motor, tidak seperti para pembalap lain. Oleh karena itulah, bagian terluar dari ban harus bekerja lebih keras. Sehingga Rossi selalu punya problem sama: level keausan ban belakang begitu tinggi.
Namun Rossi sudah membantah pendapat Taramasso. "Saya tidak setuju dengan Taramsso. Jika Anda melihat banyak foto, saya sudah bersandar jauh dari motor. Karena hal ini telah saya lakukan ketika masih menggunakan ban Bridgestone," Rossi beralasan.
Rossi pun punya analisis tersendiri. Juara dunia sembilan kali ini menyoroti kombinasi kompon ban Michelin yang terlalu lunak dengan fakta ia merupakan pembalap dengan postur dan berat cukup tinggi: 69kg/181cm.
"Ban Michelin saat ini sangat lunak dan ini tidak mudah buat saya. Juga karena mungkin saya pembalap paling tinggi, tentu juga salah satu paling berat. Saya sebenarnya ramping, tapi berat badan saya cukup tinggi karena tinggi badan saya," kakak dari pembalap Moto2, Luca Marini ini memberikan analisis.
Advertisement
Solusinya?
Jadi apa solusi dari permasalahan antara Valentino Rossi dengan ban Michelin? Pembalap yang musim depan belum mengantongi kontrak itu sadar betul dirinya harus menemukan solusi. Bukan justru Michelin yang mengubah kompon ban.
"Ini jadi masalah saya bukan problem Michelin. Karena pembalap lainnya bisa kencang. Jadi saya setuju, kami harus menemukan cara," Rossi sadar diri.
Masalahnya jika benar kombinasi antara kompon ban dengan tinggi plus berat seorang Rossi membuatnya kesulitan kompetitif, bisa dibilang The Doctor punya tugas mustahil. Dan mungkin kita tidak akan melihat lagi Rossi kompetitif sampai pensiun.
Sumber: Crash.net