Bola.com, Jerez - Valentino Rossi mengawali MotoGP 2020 dengan catatan buruk. Dia gagal finis setelah motornya dibebat kendala teknis pada seri pertama di Sirkuit Jerez, Spanyol, akhir pekan lalu.
Namun pada seri kedua di sirkuit yang sama, Valentino Rossi bisa bangkit, Minggu (26/7/2020). Kini ia bahkan naik podium ketiga atau sukses finis tiga besar kali pertama sejak seri ketiga musim lalu di MotoGP Amerika Serikat.
Baca Juga
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Advertisement
Namun ternyata sebelum MotoGP Andalusia, Rossi harus bersitegang dengan pihak Yamaha mengenai setelan motor YZR-M1. Singkat cerita, tim pabrikan asal Jepang ini bersikukuh Rossi harus kompetitif dengan setelan motor yang bisa membawa Maverick Vinales dan Fabio Quartarari kompetitif.
Tapi Rossi berpendapat basis setelan motor YZR-M1 harus diseusaikan dengan gayanya. Karena ia tak bisa kompetitif menggunakan gaya motor seperti Quartararo dan Vinales.
Soal beda pendapat antara Rossi dengan teknisi Yamaha, bos tim berlambang garpu tala, Lin Jarvis membenarkannya. "Mayoritas setelan motor Yamaha mirip. Tapi Vale kesulitan tampil baik dengan setelan tersebut," kata Jarvis.
"Vale sangat kecewa dan sangat membutuhkan sesuatu perubahan setelah lomba pertama. Kami memutuskan untuk melakukan perubahan, ia ingin mencobanya karena tidak ada beban apa-apa," lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Motor Valentino Rossi
Kini setelah Yamaha menyetujui setelan motor yang diinginkan Valentino Rossi, Lin Jarvis mendeskripsikan The Doctor telah mempunyai motor sesuai gayanya.
Inilah akhirnya yang membuahkan keberhasilan Rossi finis ketiga MotoGP Andalusia. Tapi Jarvis menceritakan, proses sampai Rossi mendapatkan apa yang diinginkan sangat panjang.
"Mengubah cara berpikir teknisi Jepang terkadang tidak mudah. Karena kami punya banyak data dan informasi pembalap lain bisa cepat. Jadi kenapa dia (Rossi) memilih arah lain," Jarvis menerangkan.
"Dia terus memberikan tekanan, kami menerimanya dan membuat perubahan. Saya tidak bilang semua masalahnya dengan motor telah terselesaikan. Tapi kini ia merasa motor sudah seperti motornya lagi," Jarvis menerangkan.
Sumber: Motorsport
Advertisement