Bola.com, Jakarta Menjelang MotoGP 2020 bergulir, Direktur Motorsport KTM, Pit Beirer, mendapat pertanyaan tentang targetnya. Dia mengatakan akan sangat bodoh bagi KTM jika berani mengharapkan kemenangan pada musim 2020.
"Musim lalu, kami beberapa kali finis delapan besar dan sekali di posisi keenam. Kami akan senang berada di level itu secara reguler. Periode bulan madu telah habis dan kami merasa harus mengambil langkah maju dengan motor baru," kata Beirel, seperti dilansir Red Bull, awal tahun ini.
Advertisement
"Ini tahun keempat kami sekarang dan kami telah membangun infrastruktur yang lengkap, tapi bodoh bagi kami mengharapkan kemenangan pada 2020."
Beirer ternyata salah besar. Ucapannya sama sekali tak berdasar. Bahkan, dia tak perlu menunggu waktu lama untuk melihat ramalannya runtuh begitu saja.
Keajaiban bagi KTM itu datang melalui sang rookie MotoGP, Brad Binder. Pembalap asal Afrika Selatan itu berhasil naik podium pada MotoGP Republik Ceska 2020, atau pada balapan ketiganya di MotoGP. Ia mengalahkan pembalap Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli, yang finis di posisi kedua.
Kemenangan itu bagaikan impian sangat liar bagi KTM yang terwujud begitu saja. Saking tak percaya, Beirer sampai kehilangan kata-kata. Dia menyebut kemenangan Binder bagaikan kegilaan.
Podium pertama yang dipersembahkan Binder itu bagaikan jawaban atas kerja keras KTM yang membangun tim benar-benar dari nol pada 2014. Tiga tahun mereka mengembangkan motor dan akhirnya mengaspal di MotoGP mulai 2017. Bagaimana sepak terjang KTM sejak awal hingga berkiprah di MotoGP?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tiga Tahun Persiapan
Pabrikan motor asal Austria itu mengawali kiprahnya pada 2014. Saat itu, mereka mengumumkan akan berkiprah di MotoGP tiga tahun lagi, tepatnya pada 2017.
Tentu saja senjata utama dari tim balap adalah motor yang kompetitif. Langkah KTM dimulai dengan mengembangkan motor mereka sendiri. Motor KTM itu diberi nama RC16, yang spesifikasinya disebut mirip motor milik Honda RC213V.
Pengembangan motor dilakukan selama sekitar setahun. Pada 2015, KTM akhirnya memulai pengujian motor di sirkuit. Alex Hofmann dipilih sebagai pembalap pengujinya. Sirkuitnya tentu saja di Red Bull Ring, yang merupakan trek kandang mereka.
Setahun berselang, KTM melakukan debut di MotoGP, tepatnya pada 2016 di seri Valencia. Motor RC16 sudah melewati berbagai macam tes dan melibatkan beberapa pembalap, bukan hanya Hofmann. Ada juga Randy De Puniet hingga Karel Abraham.
Mika Kallio mendapat kesempatan istimewa melakukan debut untuk KTM di MotoGP dengan status wild card, sayang ia gagal merampungkan balapan karena motornya bermasalah. Pol Espargaro dan Bradley Smith kemudian menjadi tes MotoGP di sirkuit yang sama, pada November 2016.
KTM baru benar-benar resmi turun di MotoGP pada 2017. Mereka membalap secara penuh pada tahun itu.
Advertisement
Musim Pertama yang Sulit dan Persembahan dari Pol Espargaro
Musim pertama KTM di MotoGP jelas tidak mudah. Saat itu mereka mengandalkan trio Mika Kallio, Bradley Smith, dan Pol Espargaro.
Dikutip dari situs MotoGP, memulai dari nol bukan tantangan mudah. Itulah yang dialami KTM. Mereka bekerja tak kenal lelah dan kecepatan pengembangan sungguh mengagumkan. Trio Esparago, Smith, dan Kallio menunjukkan kemauan dan tekad yang luar biasa.
Pada awal musim, kecepatan motor KTM masih sangat jauh dibanding para rival, terpaut sekitar 30 detik hingga 50 detik. Espargaro dan Smith masing-masing finis di posisi ke-16 dan 17 pada debutnya di seri pembuka, MotoGP Qatar 2017.
Namun, perlahan gap tersebut berhasil dipangkas. Pada akhir musim gap KTM dengan pembalap lain berada di kisaran 14 detik.
Sebagai tim baru dan pengembangan motor yang masih sangat awal, tak mudah bagi KTM menembus posisi 10 besar. Bahkan, para pembalapnya bergantian gagal finis.
Momen membahagiakan datang pada seri ke-10 yang berlangsung di MotoGP Republik Ceska. Pol Espargaro akhirnya menembus posisi 10 besar, tepatnya finis di posisi ke-9. Ia begitu girang, terpaut 30 detik dari sang juara, Marc Marquez.
"Saya sangat bangga terhadap tim. Posisi 10 besar yang pertama buat kami. Kami cepat di trek kering, dan saya merasa kuat saat balapan," kata Pol Espargaro setelah finis kesembilan di MotoGP Republik Ceska.
Sepanjang musim itu, Pol Espargaro total empat kali masuk posisi 10 besar, sedangkan Smith dua kali. Highlight dari kiprah KTM musim itu di MotoGP Aragon, ketika Espargaro finis di posisi ke-10. Saat itu, marginnya dengan sang kampiun, Marc Marquez hanya 14,075 detik.
Podium Pertama
Pada musim-musim berikutnya, MotoGP 2018 dan 2019, tak ada sesuatu yang sangat spesial diraih KTM. Kemajuan tim terlihat lamban.
Namun, ada satu momen istimewa pada pengujung MotoGP 2018. KTM mencicipi podium pertamanya, tepatnya di seri terakhir, MotoGP Valencia. Pembalap yang membukukan torehan istimewa itu adalah Pol Espargaro. Hebatnya, podium itu diraih dalam balapan yang sangat sulit dan penuh drama.
Pol Espargaro sempat terjatuh saat berduel dengan Marc Marquez dalam memperebutkan posisi ketiga. Gara-gara terjatuh itu, kaca helmnya pecah dan sirkuit sedang diguyur hujan lebat. Benar-benar situasi yang jauh dari ideal.
"Saya tidak tahu bagaimana melakukannya. Saat itu saya tidak bisa melihat jelas di jalur lurus. Anginnya luar biasa besar, saya punya masalah dengan leher karena saya tidak bisa mengendalikan kecepatan tanpa fairing," kata Espargaro, seperti dikutip Crash.
Setelah jatuh, Pol Espargaro bisa melanjutkan balapan tapi tercecer di posisi ke-18. Perlahan dia menyalip satu demi satu pembalap di depannya hingga berada di posisi kedelapan saat balapan dihentikan sementara. Ketika balapan kembali dilanjutkan, pembalap asal Spanyol itu tampil habis-habisan dan akhirnya naik podium ketiga.
Musim 2019 berjalan mengecewakan bagi KTM. Johann Zarco yang direkrut dari Yamaha Tech 3 diharapkan bisa mengangkat prestasi tim. Tapi Zarco malah melempem dan akhirnya kedua pihak berpisah di tengah jalan, tepatnya setelah seri San Marino.
Tak ada podium pada musim itu. Pencapaian terbaik KTM lagi-lagi didapat melalui Pol Espargaro, finis keenam di MotoGP Prancis.
Dengan pencapaian yang pas-pasan pada 2019, tak heran Pit Beirer tak berani berpikir muluk-muluk. Tapi, takdir berkata lain. KTM akhirnya menyabet kemenangan pertama pada musim keempatnya di MotoGP, melalui sang pembalap anyar, Brad Binder. Kini, KTM tampaknya siap untuk benar-benar terbang tinggi.
Sumber: MotoGP, Red Bull, Crash
Advertisement