Bola.com, Jakarta - Balapan Moto2 dan MotoGP San Marino 2020, Minggu (13/9/2020) benar-benar menjadi ajang unjuk gigi VR46 Riders Academy milik Valentino Rossi. The Doctor memang gagal naik podium, tapi ia punya alasan luar biasa untuk tetap tersenyum lebar.
Dua anak didik Valentino Rossi yang tergabung di VR46 Riders Academy, Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) dan Francesco Bagnaia (Pramac Ducati), berhasil finis 1-2 di MotoGP San Marino. Bagi Morbidelli, itu adalah kemenangan pertama sejak berkiprah di MotoGP. Adapun Bagnaia juga mencicipi podium perdana di kelas MotoGP.
Baca Juga
Advertisement
Hasil itu melengkapi kegemilangan pembalap VR46 Riders Academu di Moto2 San Marino. Luca Marini dan Marco Bezzecchi juga naik podium pertama dan kedua di Moto2 San Marino. Valentino Rossi bangga bukan kepalang.
Bagaimana tidak, hasil ini adalah bukti jerih payahnya mengembangkan VR46 Riders Academy tidak sia-sia dan bahkan sukses besar.
Kini, hampir semua anggota akademi tersebut sudah pernah mengecap kemenangan, kecuali Stefano Manzi. Dua di antaranya, yakni Morbidelli dan Bagnaia bahkan sudah pernah menjadi juara dunia di Moto2 pada 2017 dan 2018. Kini Marini dan Bezzecchi yang ada di peringkat pertama dan ketiga pada klasemen pembalap, bisa menyusul merebut gelar tahun ini.
Kesuksesan VR46 bahkan berdampak positif pada rider-rider muda Italia yang tak tergabung dalam programnya. Enea Bastianini, Fabio di Giannantonio, dan Tony Arbolino juga jadi ikut termotivasi membuktikan Italia kini punya generasi rider-rider hebat selanjutnya. Lorenzo Baldassarri, Nicolo Bulega, dan Dennis Foggia kini tak lagi dinaungi VR46, namun tetap menggenggam pelajaran berharga.
Semua ini tak lepas dari perjuangan Valentino Rossi yang ingin rider-rider muda Italia punya kesempatan untuk mengikuti jejaknya kelak. Ia tak pelit ilmu, dan kerap berbagi pengalaman dengan para muridnya. Fasilitas flat track Motor Ranch juga terbuka bagi rider-rider non-VR46, dan bahkan ia mengundang mereka untuk ikut berlatih bersama.
"Setelah hasil 1-2 Luca dan Bez di Moto2, serta Franky dan Pecco di MotoGP, kami akan tutup Academy ini. Kami akan menutupnya dengan gebrakan, kami bangga, tapi ini sudah kelewatan," gurau Rossi via Sky Sports setelah balapan di Misano.
"Saat Pecco menyalip dan Franky menjauh, saya pikir, 'Sialan, pembentukan Academy ini sebenarnya ide siapa sih?' Tapi saya tak bisa marah pada siapa pun. Soalnya, itu ide saya sendiri," imbuh Valentino Rossi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bangun VR46 Riders Academy Gara-gara Marco Simoncelli
CEO VR46, Alberto Tebaldi, menyebut ide pembentukan akademi ini muncul beberapa tahun setelah sang sahabat, Marco Simoncelli, tewas dalam kecelakaan hebat di MotoGP Malaysia 2011. Perginya SuperSic meninggalkan duka mendalam pada The Doctor. Rossi lebih dari sekadar kehilangan teman, melainkan juga kehilangan partner latihan.
"Vale dan Marco menghabiskan banyak waktu bersama, berlatih dan bersenang-senang. Marco satu-satunya yang mampu bertarung face-to-face dengan Vale. Mereka bagai saudara, dan setelah kepergian Marco, Vale kehilangan. Dua tahun kemudian, Vale merancang sesuatu yang besar. Kadang hidup memang kejam, tapi ini juga takdir. Marco lah yang memberi 'nyawa' pada proyek ini," ujar Tebaldi via Sportbike Magazine tahun lalu.
'Tebaldi juga menyatakan Rossi gerah melihat dominasi Spanyol di MotoGP dan sedikitnya jumlah rider Italia yang berpartisipasi. "Setelah kematian sahabatnya, Vale butuh berlatih dengan rider lain. Ia ingin memenuhi kekosongan yang ditinggalkan sahabatnya, tapi juga ingin membantu talenta Italia. Ia sedih melihat MotoGP jatuh ke tangan tim-tim Spanyol, terutama para ridernya," ungkap Tebaldi.
Morbidelli bersyukur menjadi rider yang jadi serba pertama di VR46. Berlatih dengan Rossi sejak 2010, ia otomatis menjadi anggota pertama akademi itu. Ia juga yang sukses meraih gelar dunia untuk VR46, juga rider pertama yang mempersembahkan podium MotoGP pertama bagi akademi, dan kini mempersembahkan kemenangan pertama di kelas para raja.
"Kunci penting kedatangan para rider Italia yang kuat adalah rider terhebat yang pernah ada memutuskan untuk menciptakan lingkungan di mana para rider muda bisa berkembang. Alhasil, ada begitu banyak rider muda yang kuat. Nyaris semuanya datang dari Academy, tapi juga ada rider-rider lainnya. Tapi saat ini tampaknya rider Academy lah yang ada di papan atas," ujar Morbidelli via Crash.
Advertisement
Lebih Profesional dan Bertanggung Jawab
Morbidelli juga menyatakan Rossi tak hanya juara di lintasan, tapi juga di luar. Sebagai rider yang kaya secara finansial dan kaya pengalaman, Rossi justru memilih membangun banyak fasilitas terbaik agar para muridnya bisa menjadi pembalap hebat.
The Doctor juga mendidik mereka menjadi sosok yang profesional, salah satunya dengan kewajiban ikut pelatihan media dan les bahasa inggris.
"Jadi bagian VR46 Academy bikin saya lebih bertanggung jawab. Jika Vale percaya pada saya, berarti ia lihat sesuatu dalam diri saya yang tak saya ketahui. Saat memahami ini, saya selalu mendorong diri menuju limit yang tadinya saya tak tahu bisa saya capai," ujar Morbidelli via situs Monster Energy pada 2018, saat ia menjalani tahun pertamanya di MotoGP.
Morbidelli mengaku banyak belajar dari Rossi, dan semua ilmu yang ia dapat sama sekali tak ia sia-siakan. Hal ini terbukti lewat gelar dunianya di Moto2 2017. Ia menjadi rider pertama yang mempersembahkan gelar dunia kepada VR46, dan rider Italia pertama yang mampu juara di ajang Grand Prix sejak Rossi di MotoGP 2009.
"Saya banyak belajar dari banyak latihan di Ranch bareng Vale, dari nasihatnya, dan dari melihat caranya bergerak dan berkendara. Bayangkan saja anak kecil yang main sepak bola dan latihan tiap hari dengan Lionel Messi! Saya kenal Vale sejak saya 13 tahun. Awalnya saya emosional, dan saya bisa memilah pembalap dan teman," kisahnya.
Selalu Beri Tuntunan, Bagai Sahabat Semua Anggota
Bagnaia juga berkomentar senada. Ia mengaku sangat terbantu oleh VR46, karena bisa langsung belajar dari Rossi. "Jika Anda tanya Vale, ia akan selalu punya jawaban untuk Anda, dan ini menakjubkan. Harus saya katakan, tuntunannya sangat membantu saya pada 2018, saat saya memperebutkan gelar dunia Moto2," ungkapnya.
"Vale telah menciptakan sesuatu yang hebat dan kami sangat menghormatinya. Ia memakai kami sebagai motivasinya untuk tampil kuat, jadi kami memang saling bantu. Kami juga selalu bertanya pada Vale untuk paham caranya melaju lebih cepat," lanjut rider berusia 23 asal Turin ini.
Marini, yang kini tengah menjadi kandidat terkuat juara dunia Moto2, juga menyatakan bahwa Rossi tak hanya pelit ilmu soal taktik di lintasan, melainkan juga soal kehidupan secara umum. "Ia jadi sahabat yang bisa bikin Anda percaya diri dan bisa dimintai nasihat, tak hanya dalam dunia balap motor, karena ia juga 'master' dari kehidupan," ungkap Marini via Tuttosport pada awal 2019.
Ia sangat bersyukur Rossi membentuk VR46 untuk membantu para rider muda Italia. "Prestasi terbaiknya di luar trek adalah membentuk proyek fantastis ini. Ini juga bermanfaat baginya untuk tetap muda dan punya motivasi tinggi. Di lain sisi, ini juga membantu kami, para rider muda untuk berkembang," tuturnya.
"Mungkin saya, hanya karena saya merupakan adik Vale, bisa naik ke kejuaraan dunia. Tapi banyak dari kami yang takkan bisa berbuat apa-apa dan balapan tanpa Academy, apalagi meraih kemenangan atau gelar. Kami harus berterima kasih padanya dan sadar betul atas apa yang telah ia lakukan untuk kami," lanjut Marini.
Advertisement
Persiapkan Juara dari Italia untuk Masa Depan
Rossi menyatakan bahwa berlatih dengan para rider muda juga sangat menguntungkan baginya. "Bagi saya ini sangat penting, karena berlatih sendiri setiap hari bakal sangat sulit. Ini adalah tantangan dan latihan jadi lebih menyenangkan. Kini kami punya 10-15 rider, dan mereka membuat saya tetap muda," ujar 9 kali juara dunia ini.
"Kami memulai proyek ini dengan niat yang tak terlalu serius, namun situasinya semakin serius ketika Marco datang. Sejak itu kami mencoba membantu rider muda, dan insiden Marco sejatinya merupakan titik awal yang nyata dari ide ini, yakni membentuk akademi balap dan membantu rider lain," ujar Rossi via BT Sport pada 2017.
Sebagai ikon MotoGP, Rossi menyadari dirinya bisa memberi pengaruh baik yang besar para rider muda. Alhasil, ia mencoba untuk berbagi pengalaman pada mereka. Ia berjudi dengan menggaet banyak rider berpotensi dari berbagai daerah di Italia, dan kini usahanya terbayar karena banyak dari mereka yang jadi rider papan atas.
"Saya ingin mempersiapkan para juara untuk masa depan. Di VR46, tak ada yang yang dikotak-kotakkan. Semuanya berawal dari sini. Motor Ranch sangat penting bagi saya. Ini adalah tempat kerja, tapi juga tempat berbagi pelajaran," ujar Rossi kepada Corriere della Sera.
"Saya telah membesarkan banyak ular di rumah saya sendiri. Saya tak memikirkan soal ini ketika kami mulai," ujar Rossi via GPOne sembari tertawa.
"Program ini berjalan sangat baik, dan mungkin akan ada anggota lain yang bakal ke MotoGP. Saya sudah tahu risikonya, tapi menyenangkan punya para rider yang cepat di Academy," pungkasnya.
Sumber: Crash, Corrielle della Sport, GP One, BT Sport, Motosport
Disadur dari: Bola.net (Penulis Anindhya Danartikanya, published 16/9/2020)