Bola.com, Alcaniz - Persaingan memperebutkan titel juara dunia MotoGP 2020 semakin panas. Usai balapan MotoGP Aragon, pembalap penghuni empat besar hanya berselisih 15 poin.
Alhasil menuju empat balapan terakhir MotoGP 2020, maka ada empat rider yang akan bersaing ketat menjadi juara dunia: Joan Mir, Fabio Quartararo, Maverick Vinales, dan Andrea Dovizioso.
Baca Juga
Advertisement
Namun dari keempat nama di atas, pembalap Suzuki, Joan Mir digadang jadi kandidat terkuat untuk menyabet titel terbaik. Para pesaing pun mulai mengakui dan sekaligus takut dengan kekuatan motor GSX-RR.
"Saya pikir sebelum Le Mans, Mir merupakan yang terkuat. Karena ia lebih konsisten ketimbang pembalap lain," Andrea Dovizioso memberikan penilaian.
Usai finis ketiga MotoGP Aragon, kini Joan Mir bahkan jadi pembalap Suzuki pertama sejak Kenny Roberts Jr yang berhasil memuncaki klasemen MotoGP pada musim 2000 atau 20 tahun yang lalu.
Lantas faktor apa yang membuat nama Joan Mir dan rekan setimnya di Suzuki, Alex Rins yang berhasil menang MotoGP Aragon begitu menakutkan? Berikut Bola.com kumpulkan tiga fakta dari kekuatan tim Suzuki pada MotoGP 2020:
Sakksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
3 Fakta Kehebatan Motor Suzuki
1. Kompetitif di Semua Trek
Sebuah kelebihan yang tak dimiliki motor tim lain. Hampir pada semua trek di MotoGP 2020, motor Suzuki GSX-RR bisa membawa Joan Mir dan Alex Rins bersaing di baris depan.
Joan Mir memang sempat hanya finis posisi sebelas pada balapan MotoGP Prancis. Namun di Sirkuit Le Mans, Alex Rins bisa bersaing di baris depan. Sayang ia terjatuh ketika berusaha mengejar posisi pertama.
2. Konsistensi
Karena berbekal motor kompetitif di semua trek, Joan Mir dan Alex Rins punya level konsistensi luar biasa. Mir memang belum pernah menang pada MotoGP 2020.
Tapi ia sudah naik podium lima kali atau terbanyak di antara pembalap lain. Alex Rins seandainya tidak mengalami cedera pada balapan pertama musim ini, mungkin juga sudah bersaing jadi juara dunia MotoGP 2020.
3. Race Pace Fantastis
Motor Suzuki punya kelemahan tidak terlalu kompetitif pada single lap. Inilah alasan performa Joan Mir dan Alex Rins biasa saja saat kualifikasi.
Tapi performa buruk ketika kualifikasi, bisa ditutupi dengan race pace fantastis. Alhasil meski start dari baris belakang, pembalap Suzuki tetap bisa finis di depan. Contoh baru pada MotoGP Aragon, Alex Rins menempati posisi pertama meski hanya start dari urutan sepuluh.
Advertisement