Bola.com, Jakarta - Sejak diperkenalkan pada tahun 2010, ada empat pembalap Indonesia yang bisa mencicipi kiprah pada kelas Moto2 Kejuaraan Dunia Balap Motor.
Terbaru tentunya Andi Farid Izdihar atau yang akrab disapa Andi Gilang yang memperkuat Idemitsu Honda Team Asia pada Moto2 2020.
Baca Juga
Advertisement
Satu tahun sebelumnya, senior Andi Gilang di Astra Honda Racing Team, Dimas Ekky Pratama sudah mentas terlebih dahulu pada kelas Moto2 bersama Honda Team Asia.
Jika melihat lebih ke belakang lagi, ada dua nama lain yang pernah mencicipi persaingan kelas Moto2. Adalah Rafid Topan Sucipto dan Doni Tata Pradita.
Hanya saja nasib keempat pembalap di atas sama persis. Keempatnya hanya diberi kesempatan selama satu musim untuk unjuk gigi pada kelas Moto2. Hasilnya bisa ditebak, mereka gagal tampil mengkilap.
"Mereka (Doni Tata dan kawan-kawan) belum punya pengalaman untuk langsung turun ke kelas dunia Moto2, bersaing dengan orang yang sejak usia 6 tahun sudah balapan minimoto. Dan atmosfer balapannya sangat ketat setengah mati. Mereka punya mental dari kecil," kata pengamat MotoGP asal Italia yang sudah lama tinggal di Indonesia, Matteo Guerinoni.
"Tapi bukan berarti balap di Indonesia tidak bagus. Pembalapnya butuh waktu sedikit lebih panjang. Tolong buat yang mau sponsor jangan cuma 1 tahun. Bikin program minimal 3 tahun. Supaya mereka bisa hafal dengan trek," tambahanya.
Ya, patut diingat, pembalap sekaliber Alex Marquez sekalipun, butuh waktu lima musim sebelum akhirnya juara dunia Moto2 dan akhirnya naik kelas ke MotoGP. Jadi memang bila ingin bersinar di kelas Moto2, seorang pembalap butuh waktu lebih dari 1-2 musim sebelum tampil kompetitif.
Pada artikel ini, Bola.com pun mengajak pembaca untuk melihat lagi kiprah 4 pembalap Indonesia pada ajang Moto2.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Doni Tata Pradita
Sebelum tampil satu musim penuh di Moto2 2013, Doni Tata sempat mencicipi persaingan kelas 250 cc pada tahun 2008. Kala itu berkat andil Yamaha Indonesia, Doni Tata hanya meraih satu poin hasil finis posisi 15 di GP China.
Sementara di Moto2 2013, pebalap asal Yogyakarta itu memperkuat salah satu tim papan atas, Federal Oil Gresini Moto2. Masuknya Doni Tata di Gresini tidak lain lantaran keberadaan perusahaan asal Indonesia, Federal Oil yang berstatus sponsor utama.
Sayangnya Doni Tata kembali gagal bersinar. Hasil finis terbaiknya adalah posisi 15 pada Moto2 Australia, yang artinya mendapat satu poin. Sampai sekarang belum pernah ada pembalap Indonesia yang bisa menyamai pencapaian pembalap asal Yogyakarta ini di kelas Moto2.Â
Â
Advertisement
2. Rafid Topan Sucipto
Keberadaan nama Rafid Topan Sucipto di daftar pembalap yang mengikuti Moto2 2013 sangat mengejutkan kala itu.
Maklum satu musim sebelumnya, Topan masih berkiprah di Kejuaraan Nasional Balap Motor Underbone, Indoprix. Pembalap asal Jakarta itu harus berterima kasih kepada Ikatan Motor Indonesia (IMI) DKI Jakarta.
Karena berkat hubungan baik antara IMI DKI Jakarta dengan tim asal Qatar, QMMF Racing Team, Topan bisa menjadi rekan setim pebalap Australia, Anthony West.
Tapi seperti halnya Doni Tata, Rafid Topan juga gagal berbicara banyak. Dia bahkan urung finis zona poin dengan hasil terbaik posisi 20 di Moto2 Australia.
3. Dimas Ekky Pratama
Dimas Ekky Pratama merasakan ketatnya persaingan di kelas Moto2 pada musim 2019. Pembalap kelahiran Depok ini direkrut Idemitsu Honda Team Asia, tim yang memiliki afiliasi dengan timnya di Indonesia, Astra Honda Racing Team.
Berbeda dengan Doni Tata dan Topan, Dimas tampil di Moto2 setelah berpengalaman mengikuti kelas Moto2 ajang CEV Moto2 selama beberapa musim.
Hanya saja rangkaian cedera, dan mengharuskannya absen berlomba sebanyak tujuh lomba berturut-turut, membuat nama Dimas tenggelam. Hasil finis terbaiknya hanya posisi 18 di GP Malaysia.
Advertisement
4. Andi Gilang
Tidak seperti Dimas Ekky Pratama, Andi Gilang bisa mengikuti kelas Moto2 2020 tanpa gangguan cedera. Tapi layaknya para pendahulunya, ia juga kesulitan berbicara banyak.
Hasil finis terbaiknya adalah finis ke-18 Moto2 Eropa di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia. Performa paling baik pembalap berusia 23 tahun itu ketika berhasil tembus Q1 sesi kualifikasi Moto2 Eropa.
Dia bahkan mampu finis 12 atau lebih baik ketimbang juara dunia Moto2 2020, Enea Bastianini. Penghujung Moto2 2020, Andi Gilang tidak dipertahankan oleh tim Honda Team Asia untuk musim 2021.
Hanya saja nasibnya lebih beruntung ketimbang tiga pendahulunya pada ajang Kejuaraan Dunia Balap Motor. Karena ia masih diberi kesempatan kembali mentas musim 2022 meski turun ke kelas Moto3.
Â
Â