Bola.com, Jakarta - Untuk kali pertama sepanjang sejarah kelas Moto2, Indonesia memiliki tim. Adalah Pertamina Mandalika SAG Team. Tim ini adalah kolaborasi antara Mandalika Racing Team dengan tim asal Spanyol, SAG yang sudah cukup lama mengikuti kelas Moto2.
Jumat (04/12/2020), saat pengumuman Pertamina Mandalika SAG Team, baru satu rider yang dipastikan memperkuat tim untuk Moto2 2021. Adalah rider senior asal Swiss, Tom Luthi.
Baca Juga
Advertisement
Ya, senior. Tom Luthi, 34 tahun, merupakan salah satu pembalap dengan jumlah balapan terbanyak di kelas Moto2. Dia bahkan sudah mengikuti kelas ini sejak masih bernama 250cc.
Tom Luthi sendiri kali pertama terjun di Kejuaraan Dunia Balap Motor pada tahun 2002. Kala itu ia turun di kelas 125cc. Musim 2005, memperkuat Elit Grand Prix, ia keluar sebagai juara dunia kelas 125cc.
Tom Luthi mengemas empat kemenangan, delapan podium, dan lima pole position pada total 16 balapan. Kala itu, ia mengalahkan nama-nama pembalap seperti Mika Kallio, Marco Simoncelli sampai Alvaro Bautista.
Berstatus juara dunia, Tom Luthi tidak langsung naik ke kelas 250cc pada musim 2006. Dia justru tetap di 125cc dan gagal mempertahankan titel terbaik. Dia bahkan hanya finis posisi delapan klasemen.
Baru pada 2007, Tom Luthi naik ke kelas 250cc. Butuh waktu lama buatnya merasakan kemenangan perdana pada kelas kedua d bawah MotoGP ini. Adalah pada Moto2 Malaysia 2011 atau tahun kelima sang pembalap di kelas ini.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Puncak Karier Moto2
Puncak karier Tom Luthi pada kelas Moto2 terjadi pada musim 2016 dan 2017. Selama dua musim berturut-turut, ia selalu berstatus runner-up.
Pada Moto2 2016, Tom Luthi dikalahkan Johann Zarco yang keluar sebagai juara dunia meski bisa mengumpulkan empat kemenangan, enam podium, dan tiga pole position.
Kemudian satu musim berikutnya giliran Franco Morbidelli berstatus juara dunia. Tom Luthi sendiri runner-up lewat torehan dua kemenangan dan sepuluh podium.
Berkat performa mengkilap di Moto2 2017 inilah, Tom Luthi yang sudah tak berusia muda akhirnya direkrut tim satelit Honda di MotoGP, Marc VDS. Sayang selama MotoGP 2018, sepak terjangnya begitu buruk.
Hasil terbaiknya hanya finis ke-16 pada balapan MotoGP Prancis, Republik Ceska, Australia, dan Malaysia yang artinya ia gagal mendapatkan poin.
Gagal di kelas MotoGP, untungnya kemampuan sang pembalap masih diminati tim Moto2. Dia kembali turun kelas dengan memperkuat Dynavolt Intact GP pada Moto2 2019. Hasilnnya kembali positif.
Dia merasakan satu kemenangan, delapan podium, dan menempati posisi ketiga klasemen pembalap. Artinya Tom Luthi memang lebih berjodoh pada kelas Moto2.
Tidak heran, dengan keberadaan sosoknya, Pertamina Mandalika SAG Team menargetkan bisa bersaing jadi juara dunia kelas Moto2 2021.
Advertisement